Chapter 11

101 21 1
                                    




Seokjin berjalan menyusuri lorong kamar jenazah itu perlahan. Ia memanggil Jimin di pos jaganya, tapi ia tidak ada.

"Sejak kapan gedung ini bisa mati listrik?" Ia mendengus kesal.

Melangkah dengan hati-hati, Seokjin tiba di depan toilet.
Ia membuka pintu dan menyalakan lampu senter di ponselnya lalu meletakkannya di depan cermin wastafel.

Ia menggulung lengan jubah putihnya dan mencuci tangan kemudian membasuh wajahnya. Pantulan wajahnya terlihat jelas saat ia mengusap sisa-sisa air di pipinya.

Bayangannya tersenyum.

Seokjin terkejut lalu meraih ponsel dan mengarahkannya pada cermin di depannya.

"Siapa kau?"

"Kim Seokjin...." Bayangannya menjawab.
"Aku adalah kau...." Ia tersenyum.

Seokjin bangun dan terbatuk. Napasnya sesak. Ia beranjak dan mengambil air minum di sebelah tempat tidurnya.

Terdengar suara pintu dibuka, ia berjalan perlahan keluar dari kamarnya.


"Namjoonie...." Senyum leganya mengembang.

"Sayang....kau tidak apa-apa?"
"Mimpi buruk lagi?"

Namjoon berlari menghampiri Seokjin yang berkeringat dan tersenyum lemah di depan kamarnya. Menggenggam kedua bahunya dan mencondongkan wajah untuk menatapnya lebih jelas lalu segera memeluknya.



"Namjoonie....ini apa?" Seokjin menunjuk sebuah tas besar di sampingnya.

"Aku akan tinggal disini sampai kau sehat..."
"Tadi aku ke rumah sakit...kata Tae kau belum bekerja"

"Maaf....." Seokjin menunduk dan kembali masuk ke kamarnya. Ia duduk di tengah tempat tidurnya.

"Seokjinnie...."
"Aku kekasihmu...."

"Panggil aku jika kau butuh sesuatu..."
Namjoon yang duduk di hadapannya menggenggam kedua tangannya erat.

"Aku......"
"Sudah berkali-kali membuatmu khawatir...."
"Aku takut kau akan menjauh...."

Namjoon membalikkan punggung tangan Seokjin dan menyentuh perlahan perban yang masih menutupi lukanya lalu mengecupnya.

"Kau adalah hidupku Seokjinnie..."
"Jika kau senang maka aku juga akan senang"
"Walaupun kadang itu menyakiti hatiku"
"Terlalu banyak luka di tubuh indahmu"

"Satu-satunya yang kurasakan bukanlah ingin menjauhimu Seokjinnie.....tapi aku telah gagal melindungimu...."

"Bahkan saat kau flu sekalipun..."
"Aku tidak bisa berada disisimu setiap hari..."

"Aku tidak ada untuk menenangkanmu saat kau mimpi buruk"
"Dan aku membenci diriku untuk itu...."
Namjoon tersenyum pahit.

"Namjoonie.....itu tidak benar..."

"Penyihir itu datang lewat mimpi..."
"Ia bilang aku adalah dia...wajahnya sama persis dengan wajahku"

"Namjoonie....."
"Ia terhubung denganku..."
"Kau tidak bisa membenci dirimu atas apa yang tidak bisa kau hindari"

Namjoon menatap kedua matanya lalu menggeleng kuat-kuat.

"Aku tidak akan membiarkannya Seokjinnie!" Ia menarik tubuh Seokjin dan memeluknya.


UHUKKK


"Sayang.....maaf"
"Terlalu erat ya?" Ia melepaskan pelukannya.

Seokjin terus terbatuk. Ia menggeleng dan menutup mulutnya.

UHUKKKKK UHUUKKKK
Darah segar menyelinap dari sela-sela jarinya.


"Sayang!"

"Namjoonie..."
"Ak...aku......t...tidak....bisa.....ber...na....pas........" Ia menunduk dan meremat dadanya.

"Shit!"
Namjoon menggendong Seokjin di pundaknya dan berlari menuju mobilnya.

"Sayang....bangun!"
"Tetaplah bersamaku Seokjinnie!"

Namjoon menggenggam tangan yang mulai melemah itu.

Seokjin terkulai lemas, napasnya mulai memendek, mulutnya terus mengeluarkan darah saat ia batuk.




"Astaga Namjoon apa yang terjadi?!" Jimin hanya bisa berdiri dari pos jaganya.

"Tae!"
"Oksigen!"

Namjoon mendorong pintu kamar jenazah itu sambil membawa Seokjin di kedua tangannya.

Taehyung membelalak.

"Baringkan Seokjin disini"
Ia berlari mengambil tabung oksigen dan segera memasangkannya.

"Namjoon.....Seokjin kenapa?!" Yoongi membulatkan matanya.

"Seokjin.....Seokjin....."
"Terbatuk lalu tidak bisa bernapas"

"Tae...kumohon...." Namjoon mengacak rambutnya kasar.



"Ia terhubung denganku..."
"Penyihir itu lemah jika wadahnya lemah..."


"Yoongi....paru-paru wanita itu!"
"Jantungnya...."
"Kembalikan ke dalam tubuhnya!"


Yoongi tersentak kemudian bergegas mengambil organ tubuh yang terpisah itu dan menjahitnya dengan terburu-buru. Taehyung pun ikut membantu.


"Cepat Yoongi....cepat!" Namjoon berteriak sambil terus menggenggam tangan Seokjin yang lemah.

I Am YouWhere stories live. Discover now