Chapter 15

94 19 0
                                    




Mereka berada di dalam kamar rawat, menatap Jimin yang masih terbaring.

"Kau baik-baik saja?"

Namjoon berbisik mengusap punggung Seokjin yang berada di sampingnya.

Seokjin mengangguk sambil bergeser menjauh.



"Bagaimana keadaanmu?"

Yoongi menatap Jimin yang baru saja tersadar dari samping tempat tidurnya.

"Lebih baik sekarang" Ia tersenyum lemah.
"Maaf jadi aku yang menyusahkanmu..."

"Apa yang kau katakan Jiminie"
"Bukan kewajibanmu melindungi aku...aku juga punya kewajiban itu..."

Yoongi mengerucutkan bibirnya lalu meraih jemari mungil itu dan mengecupnya lembut.

Taehyung dan Jungkook membulatkan kedua matanya melihat peristiwa langka itu.

Seokjin tersenyum sambil menunduk.


"Kau tidak malu dilihat teman-teman?" Jimin tertawa kecil.

"Tidak lagi...."
"Biarkan mereka tahu jika aku menyayangimu Jiminie..."

"Peristiwa itu membuatku sadar jika aku tidak bisa kehilanganmu" Yoongi mengecup bibirnya.

Namjoon memperhatikan raut wajah sedih Seokjin saat menatap mereka berdua.

"Astaga....apa yang baru saja kusaksikan!"

Hoseok yang baru saja melangkahkan kaki ke dalam kamar itu menutup mata dengan kedua tangannya.
Disusul dengan suara tawa Taehyung dan Jungkook.


"Aku sudah menugaskan para polisi untuk berjaga di sekitar gedung"
"Jika ada apa-apa mereka bisa dengan cepat membantu kalian"

"Kalian........sudah punya rencana bagaimana menyingkirkan penyihir itu bukan?" Hoseok menatap satu persatu wajah mereka.

Mereka menggeleng bersamaan.
"Kami tidak mungkin menyakiti penyihir itu Hoseokie..."

"Ia terhubung dengan Seokjin"

Jimin berucap sedih sambil menoleh ke arah Seokjin yang masih menunduk.


"M-mungkin.....ada satu cara..." Akhirnya Seokjin membuka mulut.

"Tapi aku tidak bisa mengatakannya disini"

"Aku butuh berbicara dengan Taehyung dulu"
Ia memaksakan senyumnya pada Taehyung yang mengernyit bingung.





Namjoon menarik tangan Seokjin keluar dari kamar itu.

"Rencana apa ini sayang?"
"Kenapa tiba-tiba aku tidak menyukainya..." Ia berbisik.

"Namjoonie....kumohon percayalah padaku sekali ini saja"

"Kau tidak segan-segan menekan pelatuk pistol itu Seokjin!"
"Bagaimana jika......."


"Aku tahu batasannya Namjoon!"

"Lihat aku....aku masih disini....masih hidup dan berbicara denganmu!"

Teriakan itu bergema di lorong rumah sakit yang telah sepi.


"Kalian baik-baik saja?" Taehyung menyembulkan kepalanya di balik pintu.


"M-maaf...."




"Tidak....Seokjin....tidak"
"Aku tidak akan mengambil resiko sebesar itu"

Taehyung menggelengkan kepalanya cepat.

"Hanya itu satu-satunya cara Tae...."
"Kau pernah melakukannya pada salah satu pasienmu bukan?"

"Kalian berbeda Seokjin....kau sahabatku....dia orang lain"


"Tae....."
"Aku yang membangkitkan penyihir itu..."
"Aku yang jadi penghalang kalian untuk bertindak..."

"Dan sekarang....lihatlah Jimin...."

Ia mengalihkan tatapannya pada Jimin yang bersandar pada kepala tempat tidur dengan perban melingkar di tengkuk hingga lengannya.

"Aku berhutang sebanyak itu pada kalian...." Seokjin menundukkan kepalanya.

"Kau tidak berhutang apa-apa Seokjin...."
"Ini semua hanya kebetulan"
Taehyung mengguncang pelan kedua bahu pria di hadapannya.

"Tae....kumohon...."
"Setelah ini berakhir...hidupku akan lebih tenang"

Seokjin mengangkat kepalanya. Menatapnya dengan penuh harap.



Namjoon yang resah menunggu mereka berdua bicara di luar kamar pun akhirnya bergegas menyusul setelah mondar mandir di depan jendela dan membuat Yoongi kesal karena takut akan mengganggu ketenangan Jimin.


"Apa yang kalian rencanakan?" Namjoon berjalan cepat menghampiri mereka di koridor.

Taehyung menatap Seokjin pasrah.

Seokjin menggeleng dan tersenyum. "Belum ada yang diputuskan Namjoonie..."

"Kami belum membuat rencana apa-apa..."


Namjoon menoleh ke arah Taehyung yang hanya menundukkan kepalanya setelah Seokjin mengisyaratkan untuk diam.

I Am YouHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin