Part 26. Dani Aditama

84.2K 7.9K 101
                                    

Tak terasa sudah satu bulan Inez menjalani kehidupan keduanya. Gadis itu belum juga mengajukan keinginannya tentang rencana perceraiannya dengan Gio. Bukan karena Inez tidak mau ataupun mengurungkan niatnya itu. Namun, ada suatu alasan yang membuatnya masih tetap bertahan.

Gama dan Gemi?

Ya, benar. Alasan sampai saat ini Inez masih bertahan. Gadis itu memikirkan bagaimana nantinya jikalau dirinya dan Gio berpisah, apakah si kembar akan baik-baik saja? Apakah mereka akan terurus?
Sementara Inez tahu sendiri, bahwa Daddy mereka belum tentu bisa mengurus anak-anaknya seorang diri.

Apalagi sekarang, Gama dan Gemi mulai menerima kehadirannya. Si kembar sudah menganggapnya sebagai ibu sambung mereka.

Ada rasa senang, namun juga ada rasa kasihan. Disaat Inez memutuskan untuk berpisah dari mereka, disaat itu pula mereka menerima kehadirannya.

Sangat terlambat, bukan?

Namun, Inez dapat memaklumi itu. Menerima kehadiran orang baru memang tidak mudah. Apalagi tanpa mengenal terlebih dahulu, dan karena itulah yang membuat pernikahan mereka tak ada kejelasan dan tujuan mereka yang akan dibawa kemana.

Andai saja Gio tidak mengambil keputusan dengan terburu-buru, hanya untuk memenuhi wasiat dari mendiang istrinya. Mungkin, saat ini mereka tidak akan berakhir dengan seperti ini dan tidak akan ada yang terluka.

Perasaan memang tidak bisa dipaksakan, begitupun dengan Gio dan Inez.

Mengenai hubungannya dengan Gio, kini bisa dikatakan membaik. Karena, selama beberapa minggu ini, pria itu sudah terlihat sedikit berubah dan juga tidak sedatar dulu saat pertama kali mereka menikah. Namun, pastinya ada saja sifat menyebalkan dari Gio yaitu, seenaknya sendiri.

Hubungan Inez dengan si kembar juga ada peningkatan. Bocah laki-laki datar itu sudah mau menyebut Inez dengan sebutan Mama.
Gama itu persis seperti daddy-nya, gengsian. Sementara Gemi, gadis kecil itu sudah lebih dulu menyebut Inez dengan sebutan Mama. Gemi sekarang terlihat suka mencari perhatian pada ibu sambungnya, dan juga sedikit manja.

Saat ini, mereka sedang sarapan pagi bersama dimeja makan. hanya bertiga, karena Gio masih berada di kamarnya.

Pagi ini tidak ada nasi, karena Inez tidak sempat memasak. Walaupun ada pelayan dirumah ini namun, bagian masak untuk sarapan pagi, Inez lah yang memasak. Karena itu keinginan gadis itu sendiri.

"Maaf, ya. Hari ini kalian makan dengan roti saja," ucap Inez.

"Tidak papa," ucap si kembar.

"Gama mau pakai selai apa?" Tanya Inez.

"Coklat," jawab Gama.

Inez mengoleskan selai coklat ke roti itu. Setelahnya, Inez memberikan roti itu kepada Gama.

"Terima kasih," ucap Gama tersenyum tipis.

Inez hanya berdehem, lalu mengangguk.

"Gemi, mau apa?" Tanyanya lagi.

"Strawberry," jawab Gemi ceria.

Inez mengoleskan selai strawberry seperti kemauan Gemi.

"Ini," ucapnya seraya memberikan roti itu.

"Terima kasih, mama," sahut Gemi tersenyum senang.

Gadis kecil itu langsung menggigit rotinya.

Sekarang giliran Inez sendiri, gadis itu memilih selai coklat.

Tak lama Gio menghampiri mereka, pria itu terlihat tergesa-gesa, sesekali melirik jam tangannya.

"Gama, Gemi, kalian berangkat bersama pak Udin saja, ya. Daddy ada meeting pagi ini," ucapnya.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Where stories live. Discover now