Part 21. Isi hati Gemi

93.4K 8.8K 249
                                    

Tin.

Gio membunyikan klakson mobilnya saat sampai didepan gerbang rumahnya.

Pak Danang, selaku satpam rumah Gio, segera membukakan pintu gerbang itu.

Gio melajukan mobilnya menuju kedalam area rumahnya. Inez sudah membuka matanya saat Gio menyalakan klakson mobilnya.

"Akhirnya sampai juga," gumam Inez.

Gadis itu membuka pintu mobilnya namun, suara Gio menghentikan pergerakannya.

"Tunggu!" Ucap Gio.

Inez menoleh, mengernyitkan keningnya.

"Ini, bawalah," seru Gio seraya memberikan tiga paper bag itu yang Inez tahu isinya adalah gaun yang tadi dibeli.

"Serius? Ini buat gue," ucap Inez sedikit tak percaya.

"Iya. Ambillah! Kamu kira saya beli gaun itu buat siapa?"

"Ya... Siapa tahu aja buat cewek lain," ucap Inez seakan-akan menuduh dan itu membuat Gio tidak terima.

"Buang pikiran buruk mu itu! Saya tidak seburuk yang kamu pikirkan!" Ucap Gio dingin dan menatap Inez dengan tajam.

Inez menelan salivanya, tatapan Gio membuatnya tidak bisa berkutik.

Gadis itu dengan ragu mengambil tiga paper bag itu namun.

"O-oh, yaudah. Biasa aja dong tatapannya!" Seru Inez agak ketus.

"Oke. Makasih," ucapnya tersenyum tipis.

Inez keluar dari mobil, melangkah menuju pintu utama dan masuk kedalam rumah.

Sementara Gio, memasukkan mobilnya terlebih dahulu kedalam garasi. Setelahnya, ia menyusul Inez masuk kedalam rumah.

Pria itu melangkah menuju kamar si kembar terlebih dahulu, karena ingin memastikan keadaan Gemi yang sejak pagi, gadis kecilnya itu demam.

Cklek.

Pria itu melangkah masuk kedalam kamar namun, ia tidak melihat keberadaan Gemi, yang ada hanya Gama yang kini sedang bermain game di ponselnya.

Bocah laki-laki itu juga menolah karena mendengar suara pintu yang terbuka.

"Gama, Gemi dimana? Bukankah dia sedang sakit?" Tanya Gio pada anak sulungnya.

"Gemi ada didepan, Dad."

Gio melangkah menuju balkon kamar, pria itu langsung mendekat saat melihat sang anak terlihat sedang termenung sambil menatap langit.

Entah kenapa, gadis kecil itu sekarang sangat suka melihat langit malam.

"Gemi, kenapa diluar?"

Suara Gio dan elusan di kepalanya membuat Gemi tersadar akan kehadiran sang Daddy.

"Daddy," ucapnya mendongak menatap sang Daddy.

Gadis kecil itu memeluk pinggang sang Daddy. Gio membiarkan anaknya itu memeluk dirinya.

Tak lama pria itu melepaskan pelukannya, ia berjongkok agar menyamakan tingginya dengan sang anak.

"Maaf, Daddy tidak bisa menemani saat Gemi sakit," ucapnya merasa bersalah.

Gadis kecil itu tersenyum,"gapapa kok, Daddy. Lagipula, aku sudah sehat kembali," jawabnya.

"Apakah putri kecil Daddy ini sudah minum obat?" Tanyanya.

Gemi mengangguk,"sudah, Daddy."

"Kamu masih terlihat lemas dan pucat. masuklah kedalam, angin malam tidak baik untuk kesehatan," ucap Gio seraya mengelus kepala Gemi.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Where stories live. Discover now