Part 40. Permintaan Inez

73.3K 7.2K 374
                                    

"Apa yang kamu inginkan?" Ucap Gio setelah beberapa detik ia terdiam.

"Perceraian."

Inez menjawab dengan tegas menatap sang suami. Ia yakin dengan pilihannya, perpisahan mungkin jalan terbaik untuk keduanya. Ia ingin terbebas dari pernikahan ini.

Gio menatap Inez dengan tak percaya. Apa ia tidak salah dengar? Inez mengatakan kata yang sangat ia takutkan sedari tadi.

Pria itu mengepalkan tangannya, wajahnya menjadi dingin dan datar.

"Tidak akan ada kata perpisahan diantara kita! Saya dan kamu akan tetap bersama." Ucap Gio dengan raut dingin dan tegas.

Bukan, bukan ini yang ingin ia dengar dari mulut Inez. Kedatangannya kemari untuk meminta maaf akan sikapnya selama ini, niatnya Gio ingin memulai semuanya dari awal.

Namun, sayangnya jawaban Inez tidaklah seperti yang ia harapkan. Sebegitu besarnya kah kesalahannya, sehingga Inez tidak memberinya kesempatan untuk memulai semuanya dari awal.

Apakah pernikahannya dengan Inez sudah tidak bisa dipertahankan lagi?

Gadis itu sudah menyerah. Lantas, apakah Gio akan diam saja?

Lalu, bagaimana nantinya dengan si kembar. Gama dan Gemi sudah menerima Inez sebagai ibu sambungnya. Apa gadis itu akan tega memberi harapan palsu pada kedua anaknya.

Pria itu menggeleng keras,"tidak. Itu tidak boleh terjadi," batinnya.

"Sampai kapan pun saya tidak akan mengabulkan permintaan kamu yang itu." Seru Gio.

"Kamu boleh meminta apapun tapi, tidak dengan perceraian," sambungnya dengan tegas.

Setelah mengatakan itu, Gio berlalu pergi meninggalkan Inez yang masih mematung ditempatnya.

Pria itu ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu. Gio yakin, Inez juga membutuhkan waktu untuk berpikir dengan jernih.

Setelah pintu itu tertutup.

Inez mendudukan dirinya dipinggir ranjang. Gadis itu terisak seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Hiks...hiks..."

"Kenapa rasanya sakit, ya?"

"Bukannya ini yang Lo mau, Nez?" Monolognya.

Jauh didalam lubuk hatinya, ada rasa tak rela saat dirinya mengatakan perceraian itu. Apalagi seketika wajah Gama dan Gemi terus terbayang-bayang dibenaknya.

Seharusnya ia senang setelah mengatakan itu, bukan? Namun, mengapa ia merasa sakit. Apa benar ia sudah menyukai pria itu?

Inez segera menggeleng,"enggak. Enggak mungkin Lo suka sama dia, Nez," gumamnya berusaha menyangkal rasa yang membuatnya tak nyaman itu.

Inez sudah lama tidak merasakan rasa yang tak nyaman ini.

Cinta?

Apa itu cinta?

Inez tidak tahu, rasanya ia sudah tak percaya lagi dengan kata cinta. Buktinya, mantan kekasihnya saja lebih memilih kakak Inez sendiri. Walaupun Inez sudah mengikhlaskan, tetap saja rasa sakitnya masih ada.

Gadis itu menutup hatinya agar tidak mudah jatuh cinta lagi, setelah merasakan patah hati.

Sementara disisi lain, dirumah kediaman Gio. Terlihat sebuah mobil memasuki pekarangan rumah itu.

Mobil itu berhenti dan tak lama, seseorang keluar dari sana.

Seorang wanita paruh baya melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah itu.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang