Part 18. Tak sengaja bertemu

97K 8.4K 204
                                    

"Inez," ucap seorang wanita yang Inez tabrak tadi.

Wanita itu terlihat terkejut melihat Inez.

"Kak Sherly," gumam Inez.

Raut wajah Inez berubah datar, gadis itu sangat mengenal wanita yang saat ini ada dihadapannya. seketika Inez teringat akan semua perlakuan wanita itu. Rasa kecewa, marah dan juga benci menjadi satu.

Semua terasa campur aduk, wanita itu adalah kakak kandungnya sendiri.

Kakak yang tidak pernah ada untuk Inez, kakak yang sangat egois yang hanya memikirkan dirinya sendiri. Selalu iri pada apa yang Inez miliki. Hidup satu atap namun, bagaikan musuh.

Bukan, bukan Inez yang menganggap kakaknya sendiri sebagai musuh. Namun, Sherly lah yang terus memusuhi adik bungsunya sendiri, Inez.

Semua yang inez punya selalu diinginkan pula oleh Sherly. Saat itu, Inez hanya bisa mengalah, karena tak ada satupun yang berada di pihaknya.

Kedua orangtua?

Sama saja, kedua orangtuanya pun tidak memperdulikan Inez. Entah kesalahan apa yang sudah Inez lakukan, sehingga mereka berbuat seperti itu.

Seingatnya, ia selalu patuh akan semua perintah orangtuanya. Tapi, mereka tetap tidak menganggapnya ada, ia diakui saat dibutuhkan saja.

Sangat menyakitkan!

Setelah Inez menikah, tak ada satupun keluarga kandungnya menemui dirinya. Gadis itu merasa seperti dibuang.

Inez berusaha menahan air matanya agar tidak tumpah, gadis itu dengan segera menarik tangan Sasya.

Mereka melangkah pergi untuk segera mencari tempat duduk dan memesan makanan.

Sementara wanita yang bernama Sherly itu masih berdiri ditempatnya. Wanita itu menatap tajam Inez yang mulai menjauh.

"Sombong banget, mentang-mentang nikah sama CEO," ucapnya sinis.

Setelah mengatakan itu, Sherly melanjutkan langkahnya keluar dari restoran.

Sasya heran melihat reaksi Inez saat melihat wanita yang Sasya ingat sebagai kakak tingkatnya saat kuliah.

"Nez," panggil Sasya.

"Bukannya yang tadi itu kak Sherly, ya? Kakak tingkat kita?" Tanya Sasya mengingat-ingat wajah kakak tingkatnya itu.

"Iya, dia kak Sherly, kakak tingkat kita," jawab Inez.

"Pantas aja gak asing mukanya," seru Sasya.

Inez hanya tersenyum, senyuman yang mana membuat Sasya merasa ada sesuatu yang sahabatnya itu sembunyikan.

"Lo gak papa?" Tanyanya.

"Gue gak papa kok," jawab Inez tersenyum.

Sasya menatap mata Inez, ia tahu sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Lo gak bisa bohong, Nez," kata Sasya.

Inez menghembuskan nafasnya, Sasya benar. Ia memang sedang tidak baik-baik saja, apalagi setelah bertemu dengan kakak kandungnya.

Walaupun tanpa berbicara apapun dengan sang kakak. Tetap saja, saat melihat wajahnya membuat Inez mengingat kembali sikap kakaknya selama ini terhadap dirinya.

"Lo tahu dia siapa?" Tanya Inez dengan serius.

"Kakak tingkat kita," jawab Sasya cepat.

Inez menghembuskan nafasnya, ia akan memberitahukan kebenarannya kepada sang sahabat.

"Ya, dia kakak tingkat kita, sekaligus kakak kandung gue sendiri," ucap Inez jujur

Sasya terkejut mendengar kebenaran itu, ia tak menyangka bahwa wanita yang tadi adalah kakak kandung dari sahabatnya sendiri.

"What?" Pekik Sasya tanpa sadar menjadi pusat perhatian.

Gadis itu menutup mulutnya, melirik sekitar. Beberapa orang menatapnya karena mendengar suara Sasya yang cukup keras.

"Tunggu, tunggu, berarti dia..." Ucap Sasya menggantungkan perkataannya.

Gadis itu menatap Inez dan Inez pun mengerti maksud Sasya.

Inez mengangguk, membenarkan dugaan Sasya.

"Wah, parah sih, parah. Jahat banget!" Ucap Sasya menggeleng kepala tak habis pikir.

"Gue masih gak nyangka, kak Sherly kakak kandung Lo," sambungnya.

"Tega banget lagi," ucapnya lagi.

"Rebut pacar adik sendiri," ucap Sasya.

Ya, Inez pernah berpacaran dengan salah satu kakak tingkatnya. Namun, sayangnya kisah cintanya harus kandas dikarenakan sang pacar telah dijodohkan dengan Sherly, kakak kandung Inez sendiri.

Inez tahu, yang mengajukan perjodohan itu adalah kedua orangtuanya namun, atas permintaan Sherly. Karena pada saat itu Sherly juga menyukai Reno, pacar Inez. Yang mana Reno dan Sherly adalah satu angkatan dan itu mempermudah Sherly mendekati Reno.

Mau tak mau Inez lah yang mengalah, belajar mengikhlaskan sang pacar untuk kakaknya.

"Udahlah, Sya. Udah berlalu juga, lagian gue udah gak tinggal sama mereka," seru Inez sudah menerima jika Reno bukanlah jodohnya.

"Untungnya sekarang Lo udah nikah, ya. Jadi punya keluarga baru," ucap Sasya tersenyum lega.

Sasya bersyukur, dengan Inez menikah, sahabatnya itu bisa keluar dari keluarga yang tidak pernah menganggap kehadirannya.

"Iya," sahut Inez singkat.

Tak lama pelayan datang menghampiri meja mereka. Inez dan Sasya segera memesan makanan dan minuman.

Sambil menunggu pesanan datang, Sasya mulai penasaran akan kehidupan sahabatnya itu.

"Waktu dulu, Lo pernah cerita tentang kakak Lo yang selalu iri sama apa yang Lo punya. Yang Lo ceritain waktu itu, kak Sherly maksudnya?" Ucap Sasya memastikan.

Inez mengangguk,"iya."

Sasya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tak lama pesanan datang, merekapun mulai menikmati makanan dan minumannya.

Sementara disisi lain, wanita berambut coklat gelap itu menggerutu kesal didalam mobil. Saat ini ia sedang mengendarai mobilnya.

Drrtt.

Ponselnya berbunyi, wanita itu mengangkat telponnya.

"Hallo, ma." Ucapnya.

"Sherly, Pulang sekarang! Anak kamu nangis, dia nyariin kamu dari tadi," ucap seseorang itu lewat telpon.

"Bukannya ngurusin anak dirumah, ini malah keluyuran terus."

Sherly menjauhkan ponselnya dari telinganya, rasanya pengang mendengar suara ibu mertuanya, sangat bawel, menurutnya.

"Iya, iya, ini juga lagi dijalan mau pulang," kata wanita itu sedikit ketus.

Tut.

Wanita itu mematikan panggilannya sepihak. Ia tak ingin berlama-lama mendengar ocehan ibu mertuanya.

"Bawel banget!" Gerutunya.

Sherly kembali fokus menyetir, ia harus segera sampai rumah. Jika tidak, ibu mertuanya itu akan mengomel panjang.

Sherly merasa kehidupannya seketika berubah setelah menikah dengan Reno. Ia merasa dikekang dan ibu mertuanya itu selalu saja ikut campur dengan urusan rumah tangga dirinya dan Reno.

.
.
.



Giovanni's second wife [END/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang