Part 2. Kehidupan kedua

138K 10.9K 100
                                    

Seorang gadis terbangun dari tidurnya dengan keadaan linglung. Ia menatap sekeliling, ternyata ia berada di kamarnya sendiri.

"Tunggu! Kenapa aku bisa ada dikamar? Bukankah seharusnya aku sudah mati?"

Gadis itu bermonolog, bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Gadis itu masih tak percaya dengan semua ini. Rasanya mustahil jika ia hidup kembali.

Ia yakin bahwa dirinya memang sudah mati saat terjatuh dari tangga.

"Rasanya mustahil, tapi jika itu benar terjadi, aku harus bagaimana?" Ucapnya bingung.

Kilasan ingatan kembali berputar di otaknya, bagaimana orang-orang terdekatnya memperlakukannya, kedua orangtuanya tak pernah menganggap nya ada. Suami dan anak sambung yang tidak menerima kehadirannya.

Ingatan itu terasa menyakitkan, Tanpa sadar gadis itu menangis.

Dia--- Anastasya Inez, gadis yang berharap mati dari pada hidup namun tak dianggap keberadaan nya.

Inez segera menghapus air matanya. Kali ini ia tak ingin terlihat lemah.

Ia melihat kalender sejenak untuk mengetahui tanggal berapa sekarang.

"Aku kembali ke usia pernikahan yang baru berjalan enam bulan, namun sudah terasa menyakitkan," gumamnya.

Gadis itu menghembuskan nafasnya, berpikir sejenak dengan memejamkan matanya.

Tak lama ia membuka matanya kembali.

"Oke, Inez. Kamu gak boleh lemah, kamu pasti bisa melewatinya lagi," ucapnya dengan menyemangati diri sendiri.

Kali ini, Inez tak ingin lagi terlihat menyedihkan.

"Kali ini aku tidak akan berbaik hati, pada mereka yang sudah menyakiti. Aku akan memperlakukan mereka, sebagaimana mereka memperlakukan ku," ucap Inez seraya menatap kedepan dengan tajam.

Inez tak ingin lagi diremehkan, karena ia selalu diam saat mereka bertingkah. Bukan, bukan karena Inez takut. Mereka salah jika berpikir seperti itu. Ia bisa saja melawan dengan perkataan yang tak kalah sarkas dan tak kalah pedasnya, seperti mereka. Kala itu Inez berpikir, tak ada gunanya ia membalas perbuatan atau perkataan mereka yang menyakitinya, karena ia masih menghargai mereka sebagai anggota keluarga.

Tapi sekarang berbeda, ia akan membalas perbuatan mereka. Jika mereka tak peduli, maka ia akan lebih tak peduli.

"Baiklah, jika mereka tak menganggap dan tak bisa menghargai keberadaan ku. Maka aku, tak akan menganggap dan tak menghargai mereka juga..."

Inez bertekad untuk berubah, dikehidupan kali ini ia tak ingin menyia-nyiakan hidupnya yang sangat berharga itu.

Usahanya untuk mengambil hati suami dan anak sambungnya hanyalah sebuah kesia-siaan. Waktunya yang berharga ia habiskan hanya untuk mengambil perhatian mereka.

Sungguh bodoh, pikirnya.

Inez yang sekarang tak terlalu peduli lagi dengan wasiat dari Adhisti, bukan berarti ia tak menganggap wanita itu. Ia hanya ingin membebaskan diri dari segala hal yang menyakitinya.

Gadis itu bangkit dan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak butuh waktu lama, kini Inez sudah rapih dengan dress selutut nya. Ia merias wajahnya agar terlihat lebih fresh dan cantik.

Setelah selesai bermake-up, ia mulai menata rambutnya.

Dirasa sudah rapih, Inez keluar dari kamarnya.

Dilihatnya sekeliling yang terlihat sepi, bagaimana tidak? Hari sudah siang dan Inez baru saja bangun.

Suami dan kedua anaknya pun sudah berangkat.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang