7. Accio

434 70 14
                                    

Pintu ruangan Jade terbuka, mata Jade langsung menemukan Shaka yang berpose random di depan ruangannya. Layaknya Naruto, berlari menghampiri Jade. Dia baru menyelesaikan operasi pertamanya disaat cuti, sedikit senang karena bisa kembali melakukan hal biasa yang di lakukannya.

Jade sibuk dengan laptopnya, sedang kini Shaka lancang membuka laci mejanya. Meraih sebungkus kudapan Oreo di sana, menghempaskan bokongnya di sofa empuk itu.

Jade menoleh dengan drastis, menatap horor Shaka yang mulai melakukan ritual menyantap Oreo. "Di putar, di jilat, di celupin" Melahapnya setelah mencelupkan Oreonya pada teh hangat milik Jade.

Saat itu pula emosi Jade dipermainkan. "Kau sedang apa?" Tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Makan, kudapan" Menjeda di tengah kalimat, memperlihatkan Jade Oreo yang sudah ia jilat.

"Itu kudapan ku, Shaka" Mulai menggeram.

"Lalu kenapa?" Sahut Shaka cuek.

"Lalu kenapa?! Kau tanya kenapa?!. Itu salah satu kebahagiaan ku, dan kau kini merebutnya!"

"Ini juga kepuasan dan kebahagiaan ku satu-satunya—

—Untuk membuatmu marah"

"Yaish! Shiballl!"

July menutup kembali pintu ruangan itu saat melihat keributan di dalamnya, dia berdiri canggung di luar. Mulai bertanya-tanya, mengapa Shaka dengan pakaian Dokter lengkapnya ada di ruangan Jade. Tidak, pertanyaan nya salah. Yang benar, mengapa Shaka ada di rumah sakit dengan pakaian Dokter lengkap saat sedang cuti.

July mengintip lewat kaca kecil yang terdapat di pintunya, masih dengan pertengkaran keduanya di dalam. Buat apa pusing pusing, sudah lama juga tidak melihat hal ini. Dia mengangkat ponselnya guna merekam keduanya, lalu akan di sebar di grup rumah sakit. Pasti dengan cepat viral.
.
.
.
.
Haidar keluar dari ruang operasi, merenggangkan tubuhnya yang serasa remuk. 5 jam duduk dan menyelesaikan operasi, sudah terlampau biasa dihadapkan dengan operasi lama seperti ini. Bahkan ini tidak ada apa-apa nya dengan di tahun lalu, yang dimana Haidar harus berjaga semalaman. Berada di ruang operasi selama kurang lebih 12 jam.

Dan kini pukul 11 malam, rumah sakit yang ramai ini terlihat agak sepi bagi Haidar. Melewati lorong redup menuju ruangannya, menemukan July yang berjongkok di depan ruangannya.

Haidar tidak salah lihat 'kan, seharusnya istrinya sudah bisa beristirahat di rumah sekarang. Haidar dibuat semakin bingung dengan baju casual July, berjongkok di hadapan July yang tidur di atas lipatan tangannya.

Mengangkat senyumnya, mengusap surai coklat bergelombang itu. Tak sengaja membangunkan July.

Mata itu memincing. "Kamu sudah selesai?"

"Sudah, mengapa tidak masuk saja"

July mencoba memutar knop pintu itu, Haidar menepuk jidat. Dia lupa jika ruangannya terkunci, merangkul July yang sibuk mengucek matanya. "Maaf sayang, aku lupa" Haidar segera membuka ruangannya, membawa July masuk.

"Aku pulang sebentar untuk memasak" July mengeluarkan beberapa kotak dari tas yang ia bawa.

"Kenapa repot-repot, kamu tidak lelah sayang" Menggapai wajah itu untuk dia elus, wajah cantik istrinya masih berseri meski terlihat lelah.

"Hanya ingin memasak untuk mu, bagaimana operasi nya? Lancar?" Menyerahkan sekotak nasi goreng kimchi beserta alat makannya pada Haidar.

Haidar mengambil satu suapan, berdeham nikmat. Dia akan selalu menyukai masakan istrinya. "Berkat doa mu, semuanya lancar
Oh iya, aku dengar Ibu Yongro datang lagi. Ada yang mau kamu ceritakan, sayang?"

Pathetic - SunsunWhere stories live. Discover now