4. aicy

628 88 4
                                    

July memandang langit malam, perasaan nya jauh lebih enak setelah suaminya meminta untuk di temani makan. Wajar saja mereka jarang terlihat bersama karena kesibukan keduanya, Haidar adalah Profesor rekanan bedah Torakoplastik yang hampir tiap harinya memiliki jadwal operasi.

Malam ini mereka akan makan di luar, meski begitu sebenarnya July juga selalu menyempatkan memasak jika dia senggang. July tak pernah melupakan kewajiban nya sebagai istri, namun sayangnya sepasang suami-istri yang sudah hampir melewati 3 tahun bersama ini belum memiliki buah hati.

Keduanya juga sepakat untuk tidak membahas hal itu, mereka berencana akan memikirkan hal ini di akhir pekan.

"Sayang, kamu ingat Ibu Yongro?"

Haidar menoleh sebentar sebelum kembali fokus pada jalan. "Ibu dari pasien baby yang meninggal sebulan lalu?" Tebak nya berusaha mengingat.

July senang ketika tebakan itu benar. "Ya, itu dia. Pagi ini Ibu itu datang lagi, membawa beberapa jenis buah dan membagikan kepada Dokter maupun Suster"

"Aku yakin banyak yang menolak" Karena memang hal ini tidak di perbolehkan.

"Benar, tapi akhirnya buah itu habis juga. Tapi kemudian dia bertemu dengan ku, dan meminta maaf karena dia kehabisan buah dan lupa untuk membaginya dengan ku. Kemudian, dia membahas tentang Yongro. Tapi tepat saat itu aku menerima panggilan dan harus pergi, bagaimana menurut mu, sayang?"

"Lalu dimana masalahnya?"

July tak enak untuk membicarakan hal ini, banyak prediksi di pikiran nya tentang wanita paruh baya itu.

"Banyak yang bilang, Ibu Yongro sengaja sering ke rumah sakit karena ingin mengorek info dan membalas dendam atas kematian anak perempuan nya"

CCKIIIT!

July terkejut ketika mobil itu berhenti mendadak, dan saat di lihat ternyata mereka berada di lampu merah.

"Ah maaf sayang, aku terlalu fokus mendengarkan mu dan tak melihat lampu merah. Ayo lanjutkan selagi mobilnya berhenti"

"Aku meminta pendapat mu, apa yang aku harus lakukan ketika bertemu Ibu Yongro lagi"

Haidar diam sejenak, dia mengalihkan atensi penuhnya pada July. Mengusap rambut panjang istrinya.

"Begini, untuk bertemu saudara itu hanya bisa dalam beberapa bulan. Bahkan bertemunya bisa sampai 2 atau 3 waktu, dan Yongro tak memiliki guru TK karena anak itu lahir dan menghabiskan sisa hidupnya di rumah sakit. Jadi kemungkinan Ibu Yongro merindukan anaknya, beliau tidak tahu harus berbicara pada siapa dan hanya dapat mengandalkan Dokter atau Suster yang dia kenal di rumah sakit"

July mencerna ucapan Haidar, dia juga sempat berprasangka buruk dengan wanita itu. Kini July merasa bersalah, seharusnya dia yang lebih paham masalah ini tapi dia malah abai dan setuju dengan rumor itu.

Wajah murung itu dapat di tangkap Haidar, perlahan membawa tangan July untuk di genggam. "Jika bertemu lagi, kamu yang harus mentraktir nya kopi atau semacamnya. Dampingi semua ceritanya meski terdengar aneh sekalipun, Ibu Yongro sejatinya hanya ingin mengenang putrinya"

July mengangguk tegas. "Aku akan melakukannya jika bertemu, terimakasih sudah mendengar cerita ku. Kamu memang selalu bisa di andalkan, sayang"

Haidar tersenyum, mendekatkan wajahnya kearah July dan mengecup bibir istrinya. "Jika ada yang perlu kamu ceritakan, cerita saja. Aku akan mendengarkan dan memberi solusi jika dibutuhkan"

July mengangguk lagi, tersenyum berterimakasih karena suaminya selalu mengerti dirinya dan terus membimbing jalannya.

Sementara di ruangan VVIP yang di tempati gadis cantik itu mendadak ramai, ada Jimmy, Shaka, dan Jade di dalam sana. Memperhatikan Parish yang baru saja di beri obat penenang, gadis itu kembali berontak dan memaksa minta pulang.

Pathetic - SunsunWhere stories live. Discover now