#12.2 The Day -Behind-

14 5 0
                                    

Hi!

Hari pembagian nilai, di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari pembagian nilai, di sekolah...

Joshua dan Minhyun berjalan menuju mading. Koridor lebih sepi sekarang, seperti murid – murid yang lain sudah banyak yang pulang mengingat hari ini memang hari bebas. Mata Joshua bergerak melihat beberapa pengumuman lain membiarkan Minhyun melihat hasilnya duluan.

"Josh.." panggil Minhyun. Joshua menoleh.

Joshua tersenyum kecil saat wajah khawatir Minhyun masuk ke dalam pandangannya. Raut itu menjelaskan semuanya tanpa ia harus melihat hasilnya.

"Selamat, Hwang. Feeling burukmu tidak menjadi kenyataan," ucap Joshua.

"Lo..." ucap Minhyun terputus. Ia tidak tau harus bilang apa saat ini.

Pikiran dan hatinya berkecamuk. Ia senang mendapatkan peringkat ini dan berhasil mengalahkan Joshua. Tapi di sisi lain ia mengkhawatirkan nasib lelaki itu. Apalagi setelah perbincangan mereka kemarin. Sekarang ia mengerti. Feeling buruknya ini bukan tentang dirinya, tapi tentang Joshua.

"I'll be fine, Hwang. Ayo pulang. Kamu harus rayakan ini dengan keluargamu," ucap Joshua sambil menepuk pundak Minhyun dan berjalan meninggalkan lelaki itu.

Joshua menghela napas. Semua berjalan sesuai dugaannya. Hal baik dengan hal buruk memang selalu beriringan. Baru saja Joshua bersyukur karena semester ini tidak seburuk yang ia duga, ternyata harus berakhir dengan suatu penyiksaan. Joshua melihat jam yang melingkar di tangannya. Pukul 10 pagi. Papanya biasa pulang jam 7 malam. Artinya 9 jam lagi menuju akhir yang tidak menyenangkan itu.

Pikiran Joshua melayang pada satu tahun kemarin. Saat ia juga tidak berhasil mendapakatkan peringkat satu parallel. Papanya marah besar saat itu. Wajah dan tubuhnya dipenuhi lebam. Ia memang tidak sampai jatuh pingsan, namun cukup membuatnya hanya berdiam diri beberapa hari di kasurnya.

Beruntung malam itu Yebin datang ke rumahnya sehingga ia dibantu untuk bangkit ke kamar serta mengobati lukanya. Gadis itu juga selalu datang ke rumahnya saat jam makan tiba dan membantunya untuk makan. Jika saja malam itu Yebin tidak datang ke rumahnya, bisa dipastikan ia hanya terdiam lemas sendirian di ruang keluarga, karena Bibi yang berkerja di rumahnya diliburkan selama sebulan sedangkan Papanya tidak akan pulang selama satu minggu penuh.

Joshua menghela napas dan mempercepat pergerakannya untuk segera pulang. Ia perlu waktu untuk menenangkan diri dan menyiapkan dirinya.

 Ia perlu waktu untuk menenangkan diri dan menyiapkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Light in The Dark #2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang