#7. Joshua's Family

33 12 0
                                    

Rumah Joshua itu adalah rumah impian Ren yang mungkin baru bisa lelaki itu peroleh berpuluh – puluh tahun lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Joshua itu adalah rumah impian Ren yang mungkin baru bisa lelaki itu peroleh berpuluh – puluh tahun lagi. Berada di kompleks berisi orang – orang kaya, rumah megah dan mewah dengan halaman yang cukup luas dan rindang. Ren sampai insecure sendiri saat melihat rumah Joshua. Bahkan lelaki itu mengecek berkali – kali kakinya sebelum menginjak lantai rumah Joshua.

Takut ngotorin, bung.

Baekho dan Sowon pun tidak kalah terkejutnya dengan Ren. Mereka tau, Joshua memang dari kalangan keluarga berada, tapi mereka tidak tau sekaya itu temannya. Pasalnya Joshua penampilannya terlalu sederhana dibandingkan Johnny yang juga dari keluarga berada. Bahkan, Johnny saja kemana – mana selalu menggunakan mobil Ferrari yang harganya bisa traktir makanan lengkap sekampung.

"Ayo sini. Kita kerjain di sini aja ya," ucap Joshua sambil berjalan menuju balkon rumahnya.

Ren rasanya mau nangis liat balkon rumah Joshua yang besarnya udah kaya kamarnya itu. Sumpah deh rasanya dia pengen balik aja ke Rumah Baekho atau rumahnya saja lah. Ia lebih ikhlas rumahnya kacau dengan cat – cat daripada harus mengotori balkon rumah Joshua.

"Josh, ini beneran gapapa? Kalau nanti kita rusuh terus catnya ngotorin gimana?" tanya Sowon mengeluarkan isi hati Ren. Ren langsung menangguk – angguk menyetujui perkataan Sowon.

"Gapapa. Udah santai aja. Tunggu sebentar ya, saya mau ganti baju dulu sama nyiapin cemilan," ucap Joshua sambil meninggalkan ketiga temannya yang masih ragu.

"Yaudahlah ya. Toh tuan rumahnya udah ngizinin," ucap Ren berusaha untuk biasa kembali. Tidak mungkin kan mereka harus meragu terus?!

Baekho pun menghela napas dan menaruh papan yang ia bawa di sudut balkon bersama Ren yang menaruh cat dan beberapa peralatan lukis lainnya. Sowon sendiri akhirnya memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang diikuti Baekho dan Ren setelah menyimpan peralatan tersebut menunggu sang tuan rumah kembali.

"Eh, temen – temennya Bang Josh ya?" tanya seseorang membuat mereka menoleh.

Mereka menemukan seorang lelaki dengan telinga disumpal headphone dan tangan yang menggenggam Nitendo Switch tengah menyandar pada tembok. Sowon, Baekho, dan Ren mengangguk. Lelaki itu lalu membuka headphonenya dan tersenyum mendekati mereka.

"Saya Dong Si Cheng. Panggil aja Winwin. Sepupunya Bang Josh dari China. Salam kenal, Abang – Abang dan Kakanya," ucap Winwin.

"Ah iya, salam kenal. Saya Sowon, ini Ren dan yang itu Baekho," ucap Sowon sambil memperkenalkan Baekho dan juga Ren sedangkan mereka hanya tersenyum.

"Boleh gue – elo aja ga? Kalau pakai saya kesannya formal banget kan? Kaya Bang Josh, kanebo kering alias kaku," ucap Winwin sambil nyengir. Ren tergelak mendengarnya.

"Iya tuh. Kaka sepupu lo kaku banget. Santai aja sama kita sih, Win," seru Ren.

"Iya, Bang. Padahal dulu Bang Josh santai – santai aja ngomong gue-elo. Gue aja diajarin ngomong gue-elo ini dari Bang Josh," celetuk Winwin membuat ketiga orang itu terkejut.

The Light in The Dark #2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang