Tiga belas

2K 214 7
                                    

Jeongwoo, laki-laki itu benar-benar terpuruk setelah kepergian mendadak dari kedua orangtuanya. Yang ia lakukan hanya berdiam diri di dalam kamar selama dua hari terakhir. Bahkan Jeongwoo juga tak mau memakan makanan yang telah Sohyun siapkan.

Hal tersebut membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk dan berakhir di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Haruto tentu saja di buat khawatir dengan keadaan Jeongwoo saat ini. Maka dari itu ia mencoba menghibur mantan tunangannya itu dan membantu Jeongwoo agar lepas dari kesedihan yang tengah ia rasakan.

Seperti pagi ini, sebelum berangkat ke sekolah, Haruto pergi ke rumah sakit tempat Jeongwoo di rawat. Hanya sekedar untuk memastikan bahwa Jeongwoo baik-baik saja dan memakan makanannya.

"Woo, kalau lo gak mau makan, lo bakalan di marahin sama Papa Hyun. Jadi ayo makan, sesuap deh."

Jeongwoo hanya diam sambil menatap kearah Haruto yang memegang mangkuk berisi bubur di tangan kirinya dan sendok di tangan kanan.

Tak ada satupun kata yang ia ucapkan. Jeongwoo masih setia menutup rapat-rapat mulutnya tanpa berniat untuk berbicara barang satu katapun.

"Hhh... Nyebelin juga ya lo!" Haruto berucap dengan sedikit nada tinggi lalu meletakkan mangkuk yang ia pegang ke atas nakas.

Jeongwoo masih diam. Tapi ia tak sedetikpun mengalihkan pandangannya dari wajah Haruto.

"Gini, Woo. Gue yakin kalau sebenernya Om Jihoon sama Om Hyun itu masih hidup. Kenapa? Karena cuman mereka berdua yang belum ditemuin. Bisa aja kan warga di sekitar tempat pesawat itu jatuh dan nolong mereka?" Tutur Haruto mengeluarkan asumsi yang selama ini ia pikirkan. Sekaligus membuat Jeongwoo menjadi sedikit lebih baik.

"Gue percaya sama Om Ji dan Om Hyun kalau mereka gak bakalan ninggalin lo. Mereka sayang banget sama lo. Terlebih mereka udah janji bakalan bawa lo ke Busan kan? Jadi, mereka pasti akan balik buat nepatin janji itu."

"Gue yakin."

"Lo... Serius?" Haruto tersenyum sangat lebar.

Jeongwoo akhirnya merespon nya!

"Banget! Gue lebih serius dari serius!" Jawabnya kelewat senang.

"Thanks. Di saat semua orang percaya kalau ayah dan papa gue udah gak ada, cuman lo satu-satunya orang yang punya asumsi bertolak belakang." Kata Jeongwoo dengan senyum tipis di wajah pucat nya.

"Sama-sama! Intinya lo harus yakin kalau mereka baik-baik aja. Ikatan batin antara lo sama mereka harusnya lebih kuat dibanding sama gue yang bukan siapa-siapa. Gue aja percaya mereka masih hidup, so kenapa lo engga?" Ucap Haruto panjang lebar.

"Iya... Gue juga gak percaya kalau mereka pergi." Jawab Jeongwoo pelan.

"Nah, itu. Yaudah, makan?"

Jeongwoo mengangguk.

Dan yang terjadi selanjutnya adalah Haruto yang menyuapi Jeongwoo sebanyak tiga suap sampai akhirnya si pemuda Park mengatakan jika ia sudah kenyang.

"Nah, gue berangkat dulu. Baik-baik lo di sini, ya?"

Jeongwoo mengangguk. "Hati-hati. Kalo ada apa-apa, kasih tau gue."

Haruto terkekeh. "Iya, nanti gue kasih tau. Yaudah gue pergi, bye Uwo." Dan setelahnya Haruto benar-benar menghilang dari ruang rawat Jeongwoo.

Tak berselang lama setelah laki-laki tinggi itu pergi, seseorang dengan karangan bunga di tangannya datang.

"Hai, gimana kabar kamu?"

"Queen?"

~~~

D

Stay || JeongHaru [End]Onde histórias criam vida. Descubra agora