Tujuh

2.4K 274 3
                                    

"Muka lo selalu merah pas gue ngelakuin sesuatu yang manis ke lo. Dan lo juga khawatir banget pas gua pingsan waktu itu. Lagi, lo bersikap aneh kalau gue deket sama cewek lain."

"Haruto, lo suka kan sama gue?"

"Gue gak suka sama lo, anjing!"

"Heh! Haruto, siapa yang ngajarin kamu ngomong anjing anjing begitu?!"

"Mama..."

Haruto auto kicep pas Mashiho tiba-tiba aja muncul di kamarnya kaya hantu. Mana matanya melotot lagi. Serem tapi lucu juga.

"Siapa yang ngajarin, hah? Jawab!" Tanya Mashiho lagi sambil berkacak pinggang.

"Anu... Eee..."

"Anu anu, ee ee. Itu ada Jeongwoo di depan. Ngajakin kamu jalan."

"Hah?!"

"Hah hah, cepet siap-siap. Kasian menantu mama nunggu lama." Setelah ngomong gini, Mashiho keluar dari kamar Haruto yang masih bengong+kaget.

"HARUTO CEPETAN!"

"IYA, MA! SEBENTAR!"

Mashiho hanya bisa geleng-geleng kepala menghadapi tingkah putra semata wayang nya itu.

"Bentar ya, Woo. Haruto nya lagi siap-siap." Kata Mashiho ke Jeongwoo yang lagi duduk anteng di sofa.

"Iya, om."

Tak berselang lama Haruto datang.

"Kenapa gak bilang mau ngajak jalan?"

Jeongwoo senyum manis sambil berdiri dari duduknya. "Biar jadi kejutan. Btw, kamu keliatan manis banget hari ini."

"Aduh pipi nya merah." Goda Mashiho membuat Haruto mengepalkan kedua tangannya erat.

"Ayo?"

Jeongwoo meraih tangan Haruto dan menggenggam nya dengan lembut.

Haruto? Udah lah. Mlyt.

"Kami berangkat ya, om." Pamit Jeongwoo ke Mashiho yang dari tadi senyam senyum melihat kemesraan anak dan calon menantu nya.

"Iya, hati-hati ya."

Jeongwoo mengangguk dan menarik Haruto pergi.

"Lepas, geli gue."

Haruto menarik paksa tangan nya yang di pegang oleh Jeongwoo membuat si pemuda Park terkekeh.

"Silahkan masuk, little prince."

Haruto memasang raut jijik sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah di bukakan oleh Jeongwoo.

"Mau kemana?" Tanya Haruto setelah Jeongwoo masuk dan selesai memasang seatbelt di tubuhnya.

"Puncak." Jawab Jeongwoo singkat dan jelas sambil menghidupkan mesin dan menjalankan nya dengan kecepatan sedang.

"Gila! Lo ngajakin gue hiking siang bolong begini?!" Tanya Haruto ngegas.

"Kenapa? Biar romantis." Balas Jeongwoo tanpa beban.

"Pala lo romantis, anjir! Panas, Jeongwoo! Gak mau gue." Kata Haruto sambil memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.

"Tenang aja. Lo gak bakalan kepanasan. Percaya sama gue." Ucap Jeongwoo meyakinkan.

"Terserah." Pasrah Haruto.

~~~

Jeongwoo benar-benar menepati perkataan nya. Cowok itu mengeluarkan payung hitam seperti orang yang tengah berduka dan memayungi Haruto dengan payung tersebut.

Stay || JeongHaru [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang