Sembilan

2K 253 9
                                    

Haruto yang saat itu tengah asyik chatan dengan seseorang di Minggu pagi yang cerah, secerah hatinya tiba-tiba di kejutkan dengan kehadiran Park Jeongwoo di dalam kamarnya.

Terkejut? Tentu saja. Pasalnya ini adalah kali pertamanya Jeongwoo muncul di hadapannya setelah hampir satu Minggu lebih diam-diam'an.

"Sorry langsung masuk. Pintunya kebuka tadi. Om Mashi juga nyuruh langsung masuk aja." Ucap Jeongwoo sambil menggaruk tengkuk lehernya kikuk.

"Em, ngapain lo ke sini?" Tanya Haruto datar.

"Gue kesini mau minta maaf. Gue sadar gak seharusnya gue ngelarang lo buat deket sama cowok itu. Maafin gue, Haruto."

"Ya, gue maafin." Jawab Haruto cepat. Ia tak tega melihat ekspresi dan tatapan penuh penyesalan dari Jeongwoo.

"Baikan?"

"Em."

"Boleh gue duduk?"

"Duduk aja."

Jeongwoo tersenyum kemudian mendudukkan tubuhnya di atas karpet milik Haruto.

Sang empu kamar yang merasa tidak enak jika ia duduk di atas dan Jeongwoo di bawah pun memutuskan untuk turun dan ikut duduk di sebelah Jeongwoo.

"E-eh?"

Haruto terkejut saat Jeongwoo tiba-tiba saja menjatuhkan kepalanya di pundak nya.

"Biarin gue kaya gini sebentar aja." Mohon Jeongwoo dengan nada lirih.

Haruto yang bingung pun akhirnya memilih diam. Nalurinya mengatakan agar ia mengusap punggung lebar Jeongwoo karena perasaan Haruto mengatakan jika laki-laki itu sedang tidak baik-baik saja.

Alhasil dengan ragu, Haruto mengangkat tangannya dan benar-benar mengusap punggung milik Jeongwoo membuat sang empunya tersenyum tipis karena merasa nyaman.

"Lo kenapa?" Haruto memilih untuk bertanya pada akhirnya. Karena memang ia merasa ada yang berbeda dari Jeongwoo.

Cowok itu terlihat... Lelah dan sedih. Tidak seperti biasanya.

Menggeleng, Jeongwoo memilih melingkarkan kedua tangannya di pinggang Haruto dan memejamkan mata.

"Woo..." Jujur, Haruto merasa gugup dan deg degan sekarang.

"Dukung gue ya nanti. Pas gue tanding." Suara Jeongwoo memang terdengar serak, namun Haruto masih bisa mendengarnya dengan jelas.

"Lo kepilih?" Tanya Haruto pelan.

"Iya."

"Oh, selamat. Usaha lo selama ini gak sia-sia." Kata Haruto yang tak tau ingin memberi ucapan selamat seperti apa.

"Thanks."

Hening. Suasana benar-benar senyap setelah Jeongwoo berucap.

Sampai suara milik Haruto kembali terdengar.

"Lo habis dari mana?"

"Rumah Shin Coach. Ngajuin permintaan buat gak lanjutin latihan sampai hari ke 12."

"Kenapa gitu?" Tanya Haruto bingung. "Bukannya lo gila latihan ya?" Lanjutnya.

"Capek aja." Jawab Jeongwoo lugas.

Padahal alasan sebenarnya Jeongwoo mengadukan banding dengan Shin Coach adalah karena salah satu bagian di dalam tubuhnya tidak merestui Jeongwoo untuk terus-menerus berlatih karena dokter Jay bilang itu akan berakibat fatal.

Iya, fatal.

~~~

Setelah berbaikan satu hari yang lalu, hubungan Jeongwoo dan Haruto sudah kembali seperti semula. Park Jeongwoo yang akan selalu mengikuti Haruto kemanapun laki-laki itu pergi sampai membuat kebiasaan kdrt Haruto yang sudah lama punah kini kembali lagi walau tak sebrutal dulu.

Stay || JeongHaru [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang