Kebebasan

110 13 0
                                    

Semua itu. Berawal dari suatu perasaan. Kehancuran, perpecahan, dan ketiadaan. Semuanya bermula dari satu perasaan. Benci.

Harapan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak pernah dirasakan, rasanya hanya tinggal harapan. Sosok villain memilih berubah dan meninggalkan dunia kelam nya. Tapi, apakah dunia nya akan melepaskannya begitu saja?

Kurasa tidak.

"Hey, Dispenser! Kapan kau akan bermain keluar bersama kami? Kau tidak bosan ya di kamar seharian? Ayo, kita main di luar! Cuacanya juga sedang teduh."

Tapi dia bisa menciptakan suasana yang baik,..

"Tidak, aku malas berdebat dengan Gempa lagi. Biarkan saja aku dikurung di dalam rumah ku sendiri."

...ya, selama orang lain juga sepemikiran dengannya.

"Eh, kau marah ya? Hey, kau tau kan Gempa itu cerewetnya seperti apa? Kau pasti diomeli karena ingin bermain hujan-hujanan tadi siang ya? Sudahlah jangan di pikirkan, yang penting sekarang cepatlah sehat agar bisa bebas lagi."

"Tidak, Rev. Akhir-akhir ini aku merasa tubuhku sedang tidak stabil, kuasa ku agak lepas kendali, aku hampir saja membakar kamar saat sedang tidur, untung Ice terbangun karena terganggu dan menghentikan ketidaksengajaan ku itu."

Manik oranye gradasi aqua nya menatap lurus ke arah piring berisikan makanan. Sesekali ia memainkan makanannya itu, mungkin dia sedang tidak lapar? Lalu untuk apa dia keluar kamar hanya untuk duduk di meja makan dan  mengambil makanan dengan porsi sedang?

"Jadi lupakan saja, mungkin aku memang tidak bisa bergerak sebebas dulu lagi." walau begitu, makanan nya tetap habis, ia berjalan menuju wastafel dengan kepala tertunduk.

Sementara sosok yang berstatus anggota keluarga baru ini memandang punggung saudaranya yang— PYAARR!

"Frost!" ia dengan sigap menangkap tubuh itu sebelum kepalanya membentur lantai, meskipun tanpa sengaja kaki nya sendiri malah menginjak pecahan piring kaca yang jatuh barusan.

"Hey, Frostfire! Kalau mengantuk seharusnya bilang saja. Ayo bangun, jangan tidur di sini." ucapnya sebelum memahami keadaan.

"Frost?"

"Rev! Dia kenapa?" manik merah delima nya menangkap ada empat orang sekaligus mendatangi mereka berdua.

"Hah? Apa yang terjadi?"

"A- aku tidak tahu, tiba-tiba saja dia langsung pingsan saat selesai makan."

"Tubuhnya, panas." ujar salah seorang dari mereka yang memegang telapak tangan Frostfire. Tak lama setelahnya, beberapa saudaranya mulai berdatangan, mereka memutuskan untuk membawa Frostfire ke ruang keluarga.

***

Gelap.

Tapi perlahan tempat itu disinari oleh cahaya kebiruan yang semakin lama semakin meluas dan menyelubungi sosok itu. Dan lingkungan di sekelilingnya berubah menjadi sebuah taman yang luas nan indah. Beberapa jenis bunga dengan warna yang memikat menghiasi sebagian taman itu. Tak lupa ada beberapa jenis permainan anak-anak yang menyenangkan. Thorn, Blaze, dan Taufan pun terlihat sedang bersenang-senang di sana.

"Selamat datang." suara lain yang terdengar familiar menyapa telinganya.

"Huh? Kau?" Ia menoleh ke belakang dan mendapati 'kembaran'nya berdiri dengan tersenyum ramah.

"Jangan khawatir, aku hanya ingin mengajakmu bermain. Kau pasti bosan ya di kurung dalam rumah sepanjang pekan? Jadi nikmatilah waktu ini untuk bersenang-senang."

Seutas Benang Emas (Boboiboy Reverse fanfiction)Where stories live. Discover now