06 : Perlawanan

183 22 0
                                    

"URAAA HANCURKAN KEPITING REBUS SAMPAH ITU!"

"Tembakan kegelapan!"

Kali ini dibantu Halilintar, Solar tidak terlalu kewalahan menghadapinya. Cukup buat musuh kesal dan mengerahkan tenaga musuh hingga melemah, lalu musnahkan. Terdengar sesederhana itu ya, kan?

"Pusaran taufan!" Angin yang berhembus lumayan kuat itu berkumpul pada satu pusat, tepat dimana kaki musuh berpijak, guna mengacaukan pertahanan musuh dan konsentrasi nya.

Tak berselang lama kemudian, cahaya horizontal mengarah tepat ke dadanya, namun cahaya yang berupa tembakan itu meleset karena Dark berhasil mengelak. Serangan itu datang bertubi-tubi tapi tetap dapat dihindari olehnya hingga badai taufan itu menghilang.

"Hah.. hah.." walau hanya menghindar, tapi kecepatannya menghidar itu melebihi cahaya yang memakan banyak tenaga bila digunakan secara terus menerus tanpa jeda, seperti tadi.

Solar memanfaatkan kelengahan itu untuk menyerangnya, dibantu oleh Halilintar yang dengan lihai memainkan sepasang pedangnya. Solar sengaja melesatkan tembakannya agar Dark bergeser ke sisi lain yang lebih menguntungkan mereka berdua.

Dalam keadaan terhimpit, Dark hanya mampu berlindung dalam perisai black hexagon. Namun dari atas tiba-tiba puluhan es runcing menghujaninya, membuat perisai itu perlahan retak, semakin merambat, dan akhirnya hancur. Dilihatnya sosok berjaket biru Aquamarine yang juga sedang menatapnya datar dengan menggenggam busur panah di tangan kirinya.

"Tidak! Aku tidak boleh berakhir seperti ini" batin Dark, sambil melirik sekitar untuk mencoba mencari celah.

"Takut?"

"AKU TIDAK TAKUT PADAMU! CAMKAN ITU!" dengan amarah yang agak meluap, ia kembali menyerang dengan sabitnya. Ketiga elemental yang memegang peranan penting itu tidak mau kalah, mereka turut menyerbu dari arah yang berbeda.

"Sama seperti yang lalu. Kalian bermain seperti pecundang, sama seperti saat melawan Reverse Supra. Iya kan, Rev?"

"Ha?"

Yang dipanggil pun hanya refleks menoleh, walau memang sudah mendengar dan menyaksikan semuanya, rasanya seperti tidak tahu apa yang harus dilakukan. Menyerang? Dia tidak berpikir begitu. Lalu apa yang dia pikirkan selama pertarungan ini?

"Kenapa kau berpihak pada mereka? Bukankah kau sama sepertiku?"

"Jangan dengarkan badut itu, Rev."

"Kau itu lebih kuat dari mereka. Kenapa kau mengaku kalah pada mereka waktu itu hm? Kasih sayang? Bangsa reverse diciptakan hanya untuk menjadi bayangan, kita tidak memerlukan siapapun."

Reverse Supra mengepalkan tangannya frustasi. Ia kesal karena yang dikatakan Dark adalah benar, tapi.. situasinya berbeda untuknya. Kalau dipikir-pikir bukankah konyol seorang reverse menginginkan kasih sayang dari para elemental? Bukankah tidak masuk di akal jika dia ingin menjadi bagian dari mereka hanya karena alasan itu? Alasan yang menjijikkan.

"Solar! Hentikan Dark! Dia mencoba mengalihkan keadaan!" teriak Gempa dari kejauhan pada Solar, ia mencoba mendekat, tapi sepertinya Dark sengaja menciptakan semacam dinding pembatas untuk menghalangi mereka.

"Kau tidak berbeda dari ku. Kau tidak sama seperti mereka. Seharusnya kau tau harus berpihak pada siapa." smirk tipis menghiasi wajahnya, menatap Reverse Supra yang tertunduk diam.

"DAMN! KAU MENCOBA MENGHASUTNYA?!" Solar sudah bersedia sejak tadi, tapi gerakannya terhenti oleh posisi Reverse Supra yang berdekatan dengan Dark, itu bisa membahayakannya.

"Aku? Tidak tidak. Aku hanya menjelaskan fakta saja. Benar 'kan, Reverse Supra?"

"Pengecut. Kau takut melawan kami hingga kau memancing dia hah?!"

Seutas Benang Emas (Boboiboy Reverse fanfiction)Where stories live. Discover now