02 : Provokator

295 28 4
                                    

"Hai, apa kabar? Apakah buruk? Hahaha.."

"Kau, bagaimana kau bisa keluar ha?!" tanya Blaze sedikit membentak.

"Kenapa? Kalian pikir dengan strategi Tuan kalian yang berpecah selamanya itu akan membuat ku menghilang?"

"Tch, kau ingin datang untuk dikalahkan lagi?" hardik Halilintar.

"Ku rasa aku yang harus mengatakan hal itu kali ini."

"Lupakan saja, kau tidak akan bisa mengendalikannya terlalu lama. Ingat, Supra itu jauh lebih kuat dari yang otak sempit mu pikirkan, Reverse!" Solar menatap lekat-lekat raga saudaranya yang kini telah diambil alih oleh makhluk biadap itu. Terakhir kali mereka melihatnya saat mereka masih terikat oleh jam kuasa Tuan mereka -Boboiboy- tapi untung lah masih ada kelima sahabatnya yang setia dan membantunya keluar dari perasaan yang memenjarakan hatinya.

Tapi.. bagaimana dia bisa kembali, tanpa peringatan?

"Jika dia memang sekuat itu, tidak mungkin aku bisa mengambil tubuhnya dengan mudah 'kan?" Netra merahnya menatap mereka satu persatu namun akhirnya matanya tertuju pada salah satu elemental paling terang.

"Kenapa kau melihat ku seperti itu? Apa kau juga ingin mencuri tubuhku?" Solar paham dan mengerti dengan tatapan itu, ia pun lantas mengambil beberapa langkah maju seolah menantang, sementara si empunya hanya diam dengan senyuman tipis yang tak pernah pudar.

Sebelum mendapatkan jawaban, Solar dan yang lainnya dikagetkan dengan suara teriakan para siswa yang masih berada di dalam kelas.

"Hali, Taufan, Solar, evakuasi semua orang didalam gedung. Thorn, Blaze dan Ice tahan dia. Aku akan coba menenangkan Daun."

Solar berdecak pelan karena tidak sempat menerima jawaban, namun ia pun mengerjakan tugasnya sesuai yang diintruksikan Gempa.

"Tiga lawan satu. Terdengar tidak seimbang, tapi bagiku itu cukup adil. Ya 'kan, Rev?"

"Terserah." cuek Reverse mengabaikan Blaze yang mulai mengoceh tidak jelas di hadapannya. Perhatian nya masih berfokus pada Solar yang tengah mengevakuasi orang-orang. Dari kejauhan saja ia bisa merasakan cahaya yang begitu kuat dalam diri Solar. Bayangkan jika dia bisa memiliki Solar juga, pasti tugasnya di sini bisa cepat selesai.

Beberapa menit berlalu dan pertarungan singkat diantara keempatnya tidak terlalu berasa bagi Reverse Supra.

"Heh, lain kali kalau mau bertengkar di rumah saja, jangan saat bertarung, apalagi di depan ku." senyumnya semakin merekah menatap Ice dan Blaze yang sudah terkapar di tanah hanya dengan beberapa serangan, dan itu disebabkan oleh kelengahan mereka sendiri.

"Thorn, ikat dia! Aakh.." ucap Ice yang mencoba bangun.

"Oke! Akar pengikat!" Reverse Supra hanya diam di tempat dan membiarkan sekujur tubuhnya dililit oleh akar berduri.

"Yeay! Thorn berhasil menangkapnya!" Thorn melompat kegirangan karena mampu melumpuhkan lawan yang telah membuat dua saudaranya kewalahan.

"Bagus, Th-" ucapan Blaze terpotong karena sebuah cahaya menyilaukan tiba-tiba muncul dan mengganggu penglihatan.

"Tidak semudah itu, bodoh." Suara itu terdengar dari arah belakang tepat setelah penglihatan mereka pulih.

"Tembakan optikal."

"Kokun bayang!" sebuah kubah berwarna hitam dengan paduan ungu tua melindungi mereka bertiga dari serangan.

"Terimakasih, Fang."

"Bagaimana, Yaya? Apa semua orang sudah selesai dievakuasi?" tanya Fang pada Yaya yang terbang di atas.

"Sudah, sekarang kita tinggal urus Daun dan... Reverse." Yaya terkejut, ternyata benar yang dibilang Taufan barusan. Sudah dua tahun lebih sejak kemunculan terakhir Reverse.

"Hai, manis~" sapa Reverse Supra dengan senyuman ramah sekaligus mematikan. Sementara Yaya hanya diam di atas sana.

"Wuuhuuuu!!!" semua mata pun tertuju pada Daun yang tengah berayunan di tepi lantai tiga.

"Daun, bahaya!" Yaya terbang ke arahnya dan menggunakan kuasa gravitasi untuk mengangkat Daun dari lantai tiga.

"Hah kok melayang!? Lepasin Daun! " Daun memberontak dan karena tak kunjung di lepaskan, ia melilit kaki Yaya dengan akar dari tanah dan menariknya turun.

"Aaahh!" bersamaan dengan jatuhnya Yaya, Daun kembali ke lantai tiga untuk mengacaukan dan merusak semua yang ada di sana.

"Bagus, Daun. Bagus!" Daun menoleh kala mendengar seseorang memujinya dari belakangnya.

"Kau pasti bersenang-senang iya kan?" tanya nya lagi. Walau Daun tidak kenal siapa dia, yang penting tidak membosankan seperti yang lainnya.

"Senang! Aku senang sekalii!!" balas Daun sambil menghancurkan satu sisi dinding kelas hingga membuat bangunan itu mulai tidak kukuh.

"DAUN! HENTIKAN!" teriak Gempa yang berdiri di diatas pundak golem nya.

"Hei, dia sedang bermain, kenapa kau ingin menghentikannya?" sinis Reverse Supra menatap Gempa, lalu kembali bicara ramah pada Daun, "Ayo, Daun. Kita mulai permainan yang sesungguhnya!"

"Hm? Permainan seperti apa?"

"Seperti.. ini!" Reverse Supra menembakkan cahaya ke arah Gempa yang kurang pertahanan dan sedikit lengah.

"Argh.." konsentrasi Gempa agak buyar karena otaknya masih sibuk menebak-nebak apa penyebab Reverse itu bisa muncul lagi.

"Tembakan solar!" Reverse Supra hanya perlu menghindar sedikit dan serangan itupun meleset melewati nya. "Dasar rabun."

"Apa kau bilang?!"

"Cakra udara!" serang Taufan yang sudah berada di lantai tiga tepat di belakang Reverse. "Gerakan kilat" Reverse lagi-lagi hanya menganggap itu sebagai serangan kecil yang tidak berarti apa-apa.

"Aarrgg!" tanpa di sadari oleh Taufan, Reverse Supra ternyata menyerangnya dari belakang dengan renjatan petir tepat di kepala hingga menyebabkan dirinya tumbang seketika.

Halilintar dapat melihat sedikit yang terjadi di atas. Ia lantas menaiki tangga hanya dalam waktu satu detik. Kini ia sudah berhadapan lagi dengan sosok bersurai putih bermata merah darah yang sempat hampir menghancurkan kehidupan Boboiboy.

"Wah, Halilintar, bagaimana kabarmu? Apa kau merindukan tuan keduamu ini?"

Halilintar yang dasarnya hemat bicara pun hanya diam saja, lagipula orang bodoh mana yang mau menjadikan makhluk itu tuannya jika bukan karena terpaksa.

"Haha.. bukankah hal yang menyenangkan melihat semua kehancuran ini?"

Halilintar yang sudah geram pun langsung bergerak maju dengan kedua pedangnya. Sementara Reverse Supra hanya perlu mengeluarkan satu pedang sabitnya untuk menangkis.

---

"D- Daun.. mau.. main.." tubuh mungil yang sudah kehabisan tenaga itu pun langsung ambruk.

"Daun!" Cahaya menghampirinya dan menggendong nya untuk dibawa ke tempat yang lebih aman. Sementara lima elemental tahap satu sedang sibuk mempertahankan gedung sekolah.

Dari atas, Reverse yang berhasil menyudutkan Halilintar teralihkan pandangannya ke arah Cahaya. Dalam hatinya, ia merasa iri dengan keluarga ini.

To Be Continue..

Seutas Benang Emas (Boboiboy Reverse fanfiction)Where stories live. Discover now