Kekacauan

303 20 0
                                    

Someone's POV.

Gelap.

Apa-apaan ini?

"Hey." Aku mendengar suara yang tidak asing di tempat yang bahkan aku sendiri tak tau apa ini.

"Di sebelah sini." suara itu seolah memintaku menemukan sosoknya.

Aku hanya terus berjalan hingga tiba-tiba cahaya redup muncul dihadapan ku. Tidak terlalu terang, tapi cukup untuk bisa melihat siapa yang sekarang berdiri di hadapanku

"Siapa kau?"

Sosok yang bertampang persis seperti ku itu hanya tersenyum miring. Dia menyisir rambut putih bak saljunya dengan jari-jari tangan, sekilas terlihat juga beberapa helai rambut cokelat diantara surai putihnya.

"Aku? Hm, menurutmu?" Apa masalah orang ini? Aku bertanya kenapa malah dibalas pertanyaan? Menyebalkan.

"Berhati-hatilah."

"H- hah?" Aku agak lamban memproses kalimat singkatnya. Berhati-hati. Maksudnya?

"Aku akan datang.."

Sosok itu mendekat dengan membawa sesuatu di tangannya. Aku tidak tahu apa, yang pasti benda itu mengkilap.


"...untuk menghabisi semua saudara mu."

Someone's POV end.

"Aaaa!!" suara jeritan singkat terdengar mengejutkan, bahkan bagi si pemiliknya.

"Hey, bisa tenang tidak sih?!" ucap Glacier setengah sadar.

"Maaf." setelah mengatakannya, Glacier hanya berdecak kesal lalu melanjutkan tidurnya. Ia menggapai ponselnya di atas meja di sampingnya dan memeriksa jam. 02.13.

"Mimpi.. mimpi macam apa itu? Ya ampun.." batinnya, mengusap wajahnya dengan agak gemetaran. Ini sudah yang ketiga kalinya ia bermimpi hal yang serupa. Tentu saja tidak ada yang tau hal ini. Ia menyibak selimut yang melindungi kakinya dan lantas pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, lalu kembali tidur walau dengan sedikit ketidaknyamanan.

✧✧✧

"Huwaa!! PR ku belum selesai!!"

"Haha.. Jam istirahat sebentar lagi habis, sudah tidak ada waktu lagi, Blaze."

"Ish, kau ini."

"Siapa suruh main game seharian?" Solar hanya terkekeh kecil melihat kelakuan saudaranya yang paling bar-bar ini. Tentu saja, kemarin Blaze bermain game bersama Gopal usai pulang sekolah, saat sore hingga dini hari Taufan pula yang menemaninya. Jadi tidak ada waktu untuknya mengecek tugas apa saja yang dikumpulkan hari ini.

"Hm. Oh ya, Fan!" panggil Blaze pada si netra saphire yang duduk di samping bangkunya.

"Apa?" Taufan dan Thorn yang sedang mengobrol pun langsung berhenti dan menoleh ke arah nya.

"PR MTK mu sudah selesai?"

"Sudah dong, Gempa yang mengajariku." dengan bola mata yang disudutkan, ia menunjuk ke arah Gempa yang tengah menghapus coretan di papan tulis. Ya, walaupun bukan petugas piket, tapi ia merasa kelas ini adalah tanggung jawabnya sebagai ketua kelas. Ia harap Tanah di kelas sebelah juga bisa bertanggungjawab sepertinya, dan menentramkan para first elemen.

"Yaaahh, sepertinya hanya aku yang akan dihukum lagi." cemberut Blaze.

"Makanya ngerjain PR tu tepat waktu, kalau perlu pulang sekolah langsung kerjakan, walau batas waktunya seabad kemudian."

"Eh? Emang ada ya PR yang dikerjain selama itu?" tanya Thorn sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Entahlah si bensin."

"Heh, kompor gas, aku bilang begitu cuma sebagai perumpamaan. Ah, orang sepertimu mana paham."

"Maksudmu aku bodoh, begitu?!"

"Bukan bodoh, hanya kurang pintar." ucap Taufan, mencoba menenangkan Blaze yang mulai emosi.

"Kau—"

"Gempa!!" perhatian seluruh murid yang berada di dalam kelas itupun tertuju pada seseorang yang berdiri di depan pintu sambil mengatur nafas.

"Kenapa, Supra? Kau dikejar-kejar oleh fans mu lagi?" tanya Taufan sedikit bergurau, tapi sepertinya situasinya kurang tepat.

"Bukan. Itu.. Daun.. dia.. hah.." Supra bicara dengan nafas yang masih berantakan sehabis berlari.

"Hey, pelan-pelan, Daun kenapa?"

"Dia membuat keributan!"

"Ha? Keributan? Bersama TTM 1? Ah, bukankah itu hal yang biasa." ucap Solar, enteng.

"Bukan seperti biasanya! Dia baru saja menghancurkan seisi kelas! Sekarang dia di lapangan basket, dan bertingkah aneh."

Halilintar yang duduk sambil membaca buku di bangku paling belakang langsung berdiri dan keluar tanpa bicara apapun. Mereka pun lantas menyusul Halilintar yang tentu saja menuju lapangan basket.

Akar merambat dimana-mana, bergerak liar tanpa arah dan menghancurkan tiang-tiang serta beberapa dinding gedung sekolah.

"HAHAHAHA!! LAGI! LAGI!! HAHAHA!!" dan terlihatlah Daun yang berdiri di tengah lapangan sambil sedikit diangkat oleh akar-akar buatannya.

"Ini, bagaimana bisa jadi begini?"

"Entahlah, setelah memakan biskuit Yaya dia langsung seperti ini." jawab Supra yang ditanyai Gempa.

"Biskut Yaya lagi? Terakhir si Angin muson yang kena, sekarang Daun pulak." Solar tahu berdasarkan cerita dari Angin dan Taufan bulan lalu. Apa mungkin kali ini juga ulah si alien hijau kepala dadu itu?

"Daun, berhenti.. sudah cukup mainnya. Ayo turun, nanti Cahaya belikan es krim kesukaan Daun." bujuk Cahaya yang berdiri di depan Daun.

"Tidak! Daun masih ingin bermain! Hahaha!!"

"Kita harus segera menenangkan Daun. Kalau sampai lepas kendali, bisa bahaya nanti." ingat Gempa.

"HAI, SEMUANYA!" sapa Daun dengan wajah sumringah dan kedua belah tangan yang melambai cepat ke arah mereka.

"Kalian pasti belum mencicipi biskuit ini, kan? Nah.." Daun menyodorkan tiga bungkus plastik berisikan biskuit yang serupa namun dengan bentuk yang beraneka.

"Tidak, terimakasih. Kami sudah kenyang." balas Solar sambil mengelus perutnya agar terlihat meyakinkan.

"Ayolah, coba sedikit!"  dengan paksa Daun memasukkan segenggam biskuit kedalam mulut Solar.

"Huueekk.. tidak tidak, aku masih ingin waras." Namun Solar dengan cepat membuang makanan maut itu dari mulutnya tanpa mengunyahnya sedikitpun.

"ISH, MAKAN LAAAHH!!" Daun yang sebelumnya hanya main-main jadi mengamuk tidak karuan.

"Hey, Daun, sadarlah!" teriak Taufan yang tentu tidak digubris.

"Tidak ada pilihan lain, kita harus—"

"Menyerang?" suara yang direndahkan terdengar dari belakang mereka dan telah menyela ucapan Gempa.

"Kalau kalian ingin bermain, seharusnya mengajakku juga dong." ucapnya menyeringai. Netra merah darahnya menatap intens ke arah mereka. Rambut putih salju, dengan beberapa helai cokelat.

"KAU?!!"

To Be Continue..

Seutas Benang Emas (Boboiboy Reverse fanfiction)Where stories live. Discover now