Cahaya Kegelapan

154 15 0
                                    

Walau keringat dingin mengucur deras di pelipisnya, sang pengendali cahaya tahap dua itu tetap berdiri di barisan terdepan, berhadapan langsung dengan salah satu saudaranya yang mungkin hanya tertinggal raga nya saja.

Lima menit. Sesingkat itu waktu yang diperlukan Dark untuk membuat Solar kelelahan dengan bertarung. Elemental lain juga turut serta, namun dikarenakan tiada persiapan, serangan mereka agak kacau dan itu tentu menguntungkan pihak lawan.

‘Cukup. Apa yang kau lakukan?’

Suara dengan amarah yang tersirat, hanya terdengar oleh sosok bersurai putih yang menatap lurus ke salah satu elemental.

‘Kenapa? Bukankah kau seharusnya berterimakasih? Karena aku akan membantumu melenyapkan rasa sakit itu, Cahaya.’

Ya, dia membalas suara itu melalui pikirannya, seakan dalam tubuh itu terdapat dua jiwa yang saling bertolakbelakang.

‘Lalu kenapa harus saudaraku?! Bukan mereka yang menyakiti ku tapi hati ku yang terlalu lemah untuk menerima kenyataan.’

‘...’

‘Sebaiknya kau hentikan ini atau aku akan merebut kembali tubuhnya secara paksa!’

"Ergh.." Ya, Dark bisa merasakan raga itu perlahan bergerak tanpa instruksi nya. Cahaya mencoba melawan?

'Hah~ sekarang kau mengancam? Ku pikir kau lebih pintar dari Solar' Dark melirik elemental yang ia ucapkan di akhir kalimat. Tangan kanannya dengan cepat menjulur ke arah target dan sekelebat asap ungu tebal agak padat menjerat tubuh targetnya hingga hampir tidak bisa bergerak.

"Hei! Apa ini!" Solar yang merasa ini tidak akan berakhir baik pun sedikit memberontak dengan sisa tenaganya.

"Kau tau aku ini licik, bukan? Dan inilah hadiah ku untukmu, Cahaya."

"Apa? Akh.." tidak mengerti dengan dialog Dark, Solar seketika teralihkan oleh rasa sakit yang perlahan menjalar ke sekujur tubuhnya. Dingin dan nyeri, bersamaan dengan menggelapnya penglihatan.

"Damn!"

---

“Terimakasih untuk tubuhmu, Solar. Beristirahat lah sebentar, akan ku pastikan tidak akan ada yang tersisa saat kau terbangun.”

“Sialan kau. Apa yang kau lakukan?!” Tempat ini terasa tidak asing. White void, tempat yang seharusnya tidak pernah ada lagi dalam kehidupan mereka, ditambah lagi dengan situasi yang serupa seperti beberapa tahun lalu.

“Solar.” suara itu terdengar dari arah belakang.

“Cahaya? Aargg!!” Saat ia hendak mendekati saudaranya itu, tiba-tiba sebuah tali (?) keluar dari permukaan dan menyeretnya ke belakang. Di dunia nyata sudah dihajar habis-habisan, di alam bawah sadar pun ia kembali disiksa.

“Dark, hentikan! Jangan menyakitinya!”

“Bagaimana? Masih ingin melawan?”

Sosok bersetelan putih itu menggigit bibir bawahnya, tampak ia sedang menimbang-nimbang kemungkinan yang akan terjadi jika ia memilih salah satu dari tawaran Dark, yang bahkan si empunya sendiri tidak terlihat wujudnya dan hanya suaranya yang menggema di void putih itu.

“Baik, aku menyerah. Sekarang lepaskan Solar.” wah wah, sepertinya keputusan ini akan membuatmu menyesal, Cahaya. Kau membebaskan satu tapi membahayakan semuanya.

“Pilihan yang tepat.”

---

"Solar!"

Seutas Benang Emas (Boboiboy Reverse fanfiction)Where stories live. Discover now