TWELVE

600 74 9
                                    

Aku kembali ke ruang tahta menonton bagaimana Edward memandang para raja seperti ingin menerkam mereka. Seolah-olah dia bisa melakukan itu, aku yakin dan percaya dia akan langsung mati andai saja Aro tidak penasaran dengan kekuatannya.

Mengapa sih Aro butuh pembaca pikiran lain?

Alice kekuatan yang cukup baik tapi setiap keputusan sepersekian detik akan mengubah penglihatannya dan itu bisa di akali seperti yang akan dilakukan Victoria sekarang. Mengubah Riley dan menciptakan tentara vampir baru lahir. Apakah kehidupan Bella tidak cukup dengan kegilaan Edward dan Jacob? Untungnya Jacob yang kukenal berbeda dengan yang di buku. Sekarang yang menjadi masalah adalah Paul yang hampir bisa kukatakan sebagai sahabat.

Ini agak lucu sejujurnya aku duduk di tahta Caius sedangkan dia berdiri di sisiku. Dia menggantikan posisi penjaga Aro yang aku lupa namanya, itu manusiawi dan aku tidak terlalu peduli pengawal Aro.

"Kalian pembohong! Itu tidak mungkin! Bella milikku! Dia milikku! Aku yang pertama menemukan nya!" Edward berteriak mencoba keluar dari genggaman Felix, hal itu menyeramkan. Lengannya terlihat akan putus jika dia terus memaksa menerkam ke arah salah-satu raja.

Namun yang lebih menyeramkan ucapannya. Dia pikir Bella apa?! Benda?! "Bagaimana di buku dan di film Edward benar-benar dibuat seolah terlihat hampir sempurna." Izzy bergumam.

Dia sangatlah kontradiktif dengan ucapannya sendiri. Dia berkata mencintai Bella namun meninggalkan nya bahkan jika tujuannya baik itu tetap saja tidak benar. Dia berkata akan melindungi Bella tapi pada akhirnya dia yang membuatnya terluka baik mental maupun fisik. Tidak heran banyak yang membuat fanfic Edward!bashing. Itu tidak terlalu melibatkan banyak pemikiran atau plot baru karena pada dasarnya banyak hal yang dipertanyakan dari isi pikiran Edward.

Andai saja ada buku tentang sudut pandangnya....

Selain itu dua orang di sisiku juga sama gilanya. Caius dan Aro siapa yang ingin mengurung istri mereka di menara agar tidak terbunuh? Bahkan menempatkan nya di bawah vampir yang memiliki kemampuan membuat kecanduan itu adalah bencana lain.  Ditambah aku sekarang yang memiliki hubungan supranatural tidak masuk akal dengan mereka, bahkan jika itu platonis atau sesuatu seperti itu aku masih agak tidak menyangka.

Well setidaknya itu jalan lebih baik untuk pembalasan terhadap Edward dan mungkin juga resep untuk bencana hidupku sendiri.

"Bawa dia ke ruang bawa tanah." Caius berbisik. Itu pasti tidak terdengar seperti bisikan bagi vampir di ruangan ini.

Edward memberontak dan dalam beberapa gerakan dia berhasil membuat Felix melonggarkan cengkraman nya. Jujur mataku yang lemah ini tidak mampu menangkap lebih banyak pergerakan Edward. Entah apa yang dilakukan sehingga pengawal lain mulai maju dan mencoba untuk merelai(?) Felix dan dia.

Sayang sekali suara pecahan kaca dari bagian atas ruangan megah ini berarti pertanda buruk. Karena Aro sendiri terlihat cukup marah. Anyway jelas sekali Edward kabur dan seperti nya dia sekarang akan menjadi masalah lain dalam hidupku.

Huft..... kehidupan kedua yang menyedihkan.

....

"Kau tidak bisa memperlakukan Alice seperti itu." Aku memberitahu Aro. "Itu terlalu kasar untuk seleraku." Aku bergumam. Meringis ngeri membayangkan kepala Alice dilepas dari tubuhnya. Jasper akan menyatakan perang jika itu terjadi, aku seratus persen yakin bahwa aku akan terbunuh dalam sedetik.

"Melarikan diri hal yang mudah untuk vampir, apalagi jika itu seorang pelihat." Caius menggeram pada Alice yang terlihat ketakutan.

"Dia tidak akan lari Caius, Alice tidak seburuk itu. Dia hanya terlalu bersemangat dan keras kepala. Memang Edward mengungkapkan bahwa dia vampir kepada Bella - maksudku aku karena penglihatan Alice, tapi toh keputusan juga ada di tangan Edward." Jelasku kepada mereka.

 𝐈'𝐌 𝐍𝐎𝐓 𝐁𝐄𝐋𝐋𝐀 𝐒𝐖𝐀𝐍 - CAIUS VOLTURIWhere stories live. Discover now