ELEVEN

702 80 11
                                    

Aku sudah tidak dengan jeda panjang yang diberikan ketiga pria di hadapanku ini. Ini membuatku kehabisan kesabaran dan kehilangan kendali mulut dan pikiranku. Aku benar-benar muak dengan keheningan ini.

"Mengapa kalian tidak membunuhku, atau melakukan sesuatu dengan 'manusia tahu vampir' atau 'manusia yang sadar betapa nyatanya vampir' " ucapku dalam satu tarikan nafas. Mereka menatapku dengan terkejut walaupun hanya sekilas sebelum raut wajah mereka berubah, tentu saja aku baru saja meminta kematianku pada mereka.

"Tidak little one kami tidak akan melakukan hal itu padamu." ucap Marcus padaku, itu sebuah kejutan. Kejutan yang tidak menyenangkan! Batinku berteriak keras karena nya, aku membenci Edward dan di novel sialan itu kisahnya tidak seperti ini.

"Mengapa?! Kalian seharusnya tidak melakukan ini, ini tidak tertulis di novel itu! Kalian harusnya mencoba membunuhku!" Aku sudah tidak tahan kekesalanku memuncaki kepalaku. Kekesalanku berujung pada tangisan sesegukan.

Saat seseorang kesal karena kemarahan nya, itu biasanya berujung pada air mata. Itu yang aku benci. Aku telah menghabiskan berminggu-minggu melihat penyiksaan Edward dan sekarang semuanya berubah.

Aku tidak tahu mengapa tapi hari ini aku mungkin sedikit cengeng, baiklah aku tidak peduli jika aku menangis di depan tiga orang raja vampir. Isa bahkan tidak memulai pembicaraan denganku, ini aneh.

Aku menunduk berusaha menutupi wajahku yang sekarang mungkin kelihatan buruk dan menjijikan. Hiks... Aku tidak tahu mengapa tapi mereka kelihatan panik melihatku menangis, Marcus mendekat padaku dan memelukku didadanya dengan tekanan yang tidak akan memecahkan kepalaku.

"Ssst... Maafkan kami little one," ucapnya dengan lembut berbisik di telingaku. Baiklah ini aneh, coba hitung sebanyak apa aku bertanya mengapa! Berkat mereka.

"Me-mengapa?" tanyaku dengan suara bergetar setelah memaksa air mata ku untuk berhenti mengalir.

"Mengapa kalian tidak langsung membunuhku?" Lanjutku menahan diri agar tidak membentak lagi. Kebencian ku terhadap dunia ini terkadang menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.

"Kami tidak akan pernah bisa melukaimu tesoro," ucap Caius padaku dengan lembut. Sialan ini bukan Caius yang ku tahu, apa yang merasukinya.

Sial. Sial. Sial. Dan sial. Mengapa aku se-sial ini?

"Kita ditakdirkan untuk sesuatu, kami tidak mengendalikan itu little one." Lanjut Marcus yang masih menggenggamku dengan lembut.

"Tunggu dulu, apa?!" Dadaku menjadi sesak, sialan takdir itu menciptakan kejutan tak terduga untukku.

Aku benci kejutan, sekarang takdir mencoba bermain-main lagi dengan hidupku.

"Oh fuck, ini tidak PERNAH di tulis di novel itu, tidak mungkin." gumamku dengan kesal, aku tahu vampir itu mendengar nya. Aku menarik perlahan tanganku dari genggaman Marcus dan mengusap air mataku dengan kasar. Sekarang aku mengetahui fakta baru yang tidak ingin aku dengar. Jika aku pasangan mereka berarti mereka tidak akan pernah bisa melukaiku dengan sengaja.

Sial kisah ini menjadi kisah cinta dengan plot twist klise. Oh goodness apa saja dosaku di kehidupan masa laluku?

Tarik nafas dan buang. Kita fokus ke rencana awal sebelum melanjutkan pembicaraan gila mengenai pasangan ini.

"Kami tidak berniat untuk melukaimu atau membuatmu merasa buruk—" Ucap Aro sebelum aku memotongnya dengan suara yang lebih normal.

"Aku hanya tidak tahu itu—efek kupu-kupu terkadang terlalu mengejutkan, aku hanya sedikit tertekan pada sesuatu." Lanjutku, dengan suara serak dan jejak air mata yang sudah hilang.

 𝐈'𝐌 𝐍𝐎𝐓 𝐁𝐄𝐋𝐋𝐀 𝐒𝐖𝐀𝐍 - CAIUS VOLTURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang