25. Minggu pertama di Ndalem

Start from the beginning
                                    

Simpen no gue

Siapa lo?

Fitri

Ihh ogah
Menuhin kontak aja

Siapa tau ye kan lo nanti ada perlu sama gue.
Read.

"Gak penting," monolog Kay sambil memutar bola matanya malas.

"Ahaaaa gue ada ide," ucap Kay licik, lalu melihat kearah jam dinding.

"Dikit lagi jam enam, bentar lagi Adam pasti pulang," monolog Kay dan memandang ke arah pintu yang langsung berhadapan dengannya.

Merasa ada tanda-tanda langkah kaki mendekat Kay segera menekan tombol video coll pada salah satu nomor, lalu menaruhnya di atas nakas dengan kamera mengarah kepadanya.

"Hiks hiks hiks hiks," tangis Kay tanpa air mata.

"Hiks hiks hiks,"

Adam yang mendengarnya pun langsung membuka pintu kamar dan sedikit berlari ke arah Kay yang sedang duduk bersandar dikepala kasur.

"Kenapa kamu nangis," tanya Adam cemas dan memegang wajah Kay.

"Kamu kemana, kok saat aku bangun kamu udah gak ada? Hiks hiks hiks," ucap kay disertai isakan tangis.

"Saya ke mesjid, memangnya ada apa?" Tanya Adam sambil mengelus kepala Kay yang masih tertutup hijab.

"Sakit," adu Kay manja.

"Yang mana yang sakit? perutnya?" Tanya Adam khawatir.

"He'em," jawab Kay cemberut.

"Kamu mau saya bikinin teh atau mau yang lain?" Tanya Adam lembut.

"Mau peluk aja," jawab Kay.

Adam pun membawa kay dalam pelukkannya. Pas sekali sekarang wajah Kay menghadap kamera.
Kay pun tersenyum mengejek lalu mengerlingkan matanya menuju kamera. Lantas membuat orang di seberang sana mengepalkan tangannya kuat.

"Hiks hiks hiks mau rebahan," pinta Kay, Lalu Adam membantunya berbaring.

"Kamu tiduran sini," ucap Kay menepuk sisi kasur yang kosong disebelahnya. Adampun hanya menurut.

"Peluk sambil elus-elus perutnya," pinta Kay manja.

Adam pun meniringkan tubuhnya ke arah Kay yang masih telentang, memeluknya lalu mengusap perut Kay dengan gerakkan Kaku.

"Cium," pinta Kay manja.

Dan Adam hanya menurutinya.

"Matiin lampunya," pinta Kay lagi.

"Kenapa?" Tanya Adam bingung.

"Nanti ada yang liat," ucap Kay serius sambil memicingkan kedua matanya.

"Kita kan cuma berdua disini Kay jadi siapa yang akan liat?, lagian kita juga sudah Sah suami istri," ucap Adam.

Garis TakdirWhere stories live. Discover now