19 - SAHABAT SERASI

78 12 1
                                    

~ Sahabat? Seperti teman sesungguhnya, atau bisa menjadi orang yang menusuk dari belakang ~

•••

"Wahh!" seru Yasmine terpanah saat berada di lobi, bangunan luas itu memiliki dekorasi yang sangat cantik. Orang-orang dengan pakaian rapi ala pegawai kantoran yang sukses tampak berlalu lalang, terlihat sibuk dengan pekerjaan dan urusan mereka masing-masing.

"Lo bakal lebih kaget kalau ke kantor gue." Regan memberitahukan, mereka berdua masuk ke dalam lift, menuju lantai teratas.

Tiba di lantai 19, Regan masih perlu berjalan sejauh beberapa meter untuk tiba di kantornya. Pria itu membuka pintu, lalu mempersilakan Yasmine masuk lebih dulu.

"Bagus banget!" Yasmine sungguh terpukau, kantor Regan sangat luas, ada meja kerja, sofa dan televisi untuk bersantai. Bahkan, terdapat mini kitchen dan kamar mandi. "Kamu benar-benar jadi pengacara sukses, Regan!"

"Berkat lo," ujar Regan. Ia ikut berdiri di sebelah Yasmine, menatap pada jendela kaca besar yang menunjukan pemandangan lalu lintas yang ramai dan beberapa gedung tinggi lainnya.

Yasmine masih betah berdiri di posisinya. Regan beranjak, mengambil beberapa cemilan lalu meletakannya di atas meja. "Duduk, Ya! Lo mau minum apa?"

Yasmine menoleh, menurut sesuai intruksi Regan. Ia duduk di salah satu sofa panjang. "Air putih aja."

Regan membuka lemari pendingin kecil yang ada di ruangannya, mengambil dua botol air minum kemasan.

"Regan, we are coming!!" teriak Liam saat membuka pintu. Di belakangnya ada gadis cantik berpakaian modis mengekori.

Baik Regan maupun Yasmine langsung menoleh pada Liam dan Meisha yang berdiri canggung di ambang pintu.

"Siapa?" eja Liam bertanya pada Regan.

"Dia, Yasmine. Sahabat gue," jawab Regan sambil meletakkan air minum di atas meja. Tidak lama, ia juga mempersilakan dua tamunya itu untuk masuk.

"Dan, Yasmine kenalin dia Liam teman pengacara gue." Regan memperkenalkan Liam, teman seperjuangannya.

"Hai, gue William. Biasa dipanggil Liam. Kantor gue ada si sebelah, ya." Liam mengulurkan tangan ramah pada Yasmine.

"Yasmine," balas Yasmine tidak kalah ramah, ia menjabat tangan Liam sebentar.

"Kalau ini Meisha. ..." Regan menggantung kalimatnya. Sesaat, tampak ragu untuk memperkenalkan gadis berambut cokelat itu. Karena tidak mungkin, ia menyebutkan Meisha adalah mantan kliennya dan ia adalah pengacara gadis itu. "Dia juga teman gue, Ya."

Yasmine dan Meisha saling memperkenalkan diri satu sama lain.

"Eh, aku nggak sadar, loh, kalau Kak Regan makai baju buatan aku." Meisha buka suara, ia merasa terhormat karena Regan memakai jas yang ia buat.

"Wih, pantes auranya agak gimana gitu!" timpal Liam ikut-ikutan.

"Aneh, ya?" tanya Regan pada Liam yang berkomentar.

"Nggak aneh, bagus, kok! Cocok sama lo, luxury kelihatannya." Liam mengacungkan jempol, sebenarnya apapun yang dipakai Regan selalu tampak menarik. Itu juga, alasan mengapa pria tinggi itu selalu menjadi pria terfavorite para wanita di firma hukum mereka.

"Anjir, lo kira gue apaan?!" protes Regan.

"Aku bisa buatin Kak Regan lagi kalau Kak Regan mau." Meisha mengambil posisi duduk di sebelah Yasmine, menyapa hangat gadis itu sambil menawarkan minum.

My Favorite Girl, Mine!Où les histoires vivent. Découvrez maintenant