02 - BEDA LANDASAN

139 32 42
                                    

~ Aku bukan lagi bandara, karena pesawat bisa mendarat di mana saja, jika darurat ~

•••

Minggu siang yang tidak terduga dengan seseorang yang tiba-tiba bertamu ke kediaman sederhananya.

"Kenapa lo?" tanya Yasmine tidak ramah, ia menyuguhkan es teh di cuaca yang panas untuk mereka berdua.

"Sarah putusin gue, Ya!"

Yasmine tidak jadi menyeruput es tehnya, ia meletakan gelasnya kembali di nampan.

"Kok bisa?" tanya Yasmine ingin tahu.

"Gue lupa hari ulang tahun dia." Regan mengusap wajahnya kasar.

"Parah sih, lo!" Yasmine geleng-geleng kepala. Tidak heran, jika hubungan Regan dan Sarah tidak berjalan lancar.

Licik memang, tapi Yasmine yakin. Mereka berdua pasti tidak akan bertahan lama dan akan putus pada akhirnya.

"Lo tahu, kan? Gue emang mudah lupa sama tanggal. Tanggal lahir orang tua gue aja gue nggak tahu! Kadang, ultah gue sendiri aja, gue lupa." Regan terlihat kesal, ia meneguk habis teh es buatan Yasmine hingga tidak bersisa.

"Tapi, soal ultah gue lo paling semangat buat ngingetin dan rayain, aneh!" ujar Yasmine, ia menepuk pundak Regan untuk memberi semangat pada sahabatnya itu.

"Iya juga, ya! Intinya, lo harus bantuin gue buat balikan sama Sarah!" perintah Regan seenak jidat.

"Kok gue, sih? Ogah!" tolak Yasmine mentah-mentah.

"Please, Ya. Lo itu sahabat gue, lo mau gue terus-terusan ngerengek sama lo kek gini!" ancam Regan.

Yasmine berdecak kesal. Apa boleh buat, ia tidak ingin Regan datang berkunjung ke rumahnya tiap hari. Bisa-bisa, warga komplek berpikiran aneh-aneh padanya. Terlebih, kedua orang tua Yasmine jarang di rumah.

"Iya, iya!"

•••

Lima hari setelahnya. Regan menghubungi Yasmine untuk bertemu di sebuah cafe dekat SMA mereka dulu.

Raut wajah bingung terlihat jelas di wajah Yasmine, tidak biasanya Regan tiba lebih dulu dan cepat dari perkiraannya.

"Tumben. Ada apa gerangan?" Yasmine duduk di hadapan Regan.

Regan menyodorkan menu. "Pesan dulu, terserah, apa aja. Semau lo!"

"Hmm, yang mahal, boleh?" goda Yasmine bercanda.

"Boleh!" jawab Regan cepat.

Yasmine mengukir senyum, menulis beberapa makanan yang terlintas di pikirannya.

"Lo cuman pesan es jeruk, mie goreng sama kentang goreng. Nggak mau yang lain lagi? Gue yang traktir."

"Itu aja, cukup."

Sambil menunggu pesanan mereka tiba, Regan membuka pembicaraan lebih dulu.

"Berkat lo, gue balikan sama Sarah. Emang lo ngomong apa ke dia?"

"Syukur, deh. Gue bilang, kalau lo kayak orang mati. Nggak bisa hidup tanpa lo, Rah. Gue bilang, gitu!"

"Astaga! Lo ngerusak harga diri gue kalau gitu namanya. Nanti, Sarah ngelihat gue kek cowok lemah, dong."

"Yang penting lo berdua baikan. That's a point!"

Regan masih merenggut kesal. Wajah datar Yasmine menganggunya. "Lo nggak ikhlas bantuin gue, ya? Senyum dikit, kenapa?"

"Suka-suka gue!"

Regan hanya bisa maklum. "Gue tebak, lo pasti lagi datang bulan, kan?"

"Idih, sotoy!" Yasmine tersenyum, lalu tertawa kecil.

My Favorite Girl, Mine!Where stories live. Discover now