17 - CERITA REUNI

65 11 2
                                    

~ Tempat itu, masih bukan milikku ~

•••

Bisa dikatakan Yasmine harus repot hanya untuk menghadiri acara reuni SMA yang diadakan tiap tahun sekali.

Karena dijemput Regan, dari rumahnya ia harus mampir ke salon Silvi dan menunggu jemputan sahabatnya tersebut.

Jika, bukan karena bujuk rayu Regan. Yasmine tidak akan bersusah payah untuk melakukan hal yang tidak terlalu ia gemari itu.

Suara mesin mobil terdengar, Silvi yang sedang melayani pelanggan bersorak untuk sahabatnya itu.

Dengan langkah ragu Yasmine menuju mobil Regan, pemilik mobil hitam itu keluar untuk menyambut penumpang berharganya.

"Aku makai baju pemberian kamu," kata Yasmine memamerkan pakaian yang dibelikan Regan beberapa hari lalu.

"Cantik," puji Regan jujur.

"Aku nggak percaya." Yasmine tersenyum, lalu menuju kursi penumpang.

"Yaudah." Terserah jika Yasmine tidak percaya padanya. Tapi, itulah perasaan Regan sebenarnya. Pria itu ikut masuk ke dalam mobil.

Hanya sekitar 30 menitan di perjalanan, mobil hitam itu berhenti di parkiran restoran bernama Tastyfood.

Restoran bergaya zaman jadul ini menjadi tempat kesukaan mereka untuk berkumpul, sejak dua tahun yang lalu acara reuni masih dilaksanakan di tempat yang sama.

"Eh, demi apa Yasmine datang, guys!" Nadia, gadis berambut kucir kuda itu menunjuk ke luar. "Yasmine sama Regan," sambungnya.

Benar apa yang dikatakan Regan. Kehadiran Yasmine menjadi antusias tersendiri untuk teman sekelas mereka. Bisa dikatakan karena Yasmine-lah orang paling sulit dihubungin selama beberapa tahun terakhir.

Di atas meja panjang itu, alat pemanggang untuk BBQ terletak di atas meja. Berbagai macam daging berbumbu, kerang, selada ada di sana. Tidak lupa, nasi tentunya.

Meja itu kembali dipenuhi dengan lima piring ayam goreng utuh yang sudah dipotong beberapa bagian kecil, serta beberapa minuman bersoda.

"Yasmine, lo ke mana aja selama ini nggak pernah muncul?!" tanya Dhea, si Janda Muda beranak dua yang kini fokus sebagai single parent.

"Yasmine pindah ke luar kota," jawab Regan mewakili. Yasmine terlalu lama menjawab.

Yasmine menoleh pada Regan yang tampak tenang, pandangan gadis itu berpindah pada beberapa daging yang dipindahkan Regan dari pemanggang ke atas piringnya.

"Terus, kegiatan lo sekarang apa, Yas?" tanya Bimo, si Gemuk penyuka ayam, dulu dia adalah lambe kelas mereka.

"Yasmine ngajar, dia guru di Smartly."

Yasmine kembali dibuat bengong dengan tingkah Regan yang berlagak seperti pembicaranya.

"Eh, di sekolah elit itu?" tanya Rini memastikan, sebagai guru PNS di sekolah negeri biasa, ia jelas merasa tersaingi.

"Iya," jawab Yasmine pelan. Ia ingin menambahkan kejelasan bahwa dirinya hanya guru magang, namun Regan membisikinya untuk tidak melakukan hal tersebut.

"Lo nggak usah iri, deh, Rin. Kalau Yasmine ngajar di Smartly, mah wajar, orang dia juga dulu siswa paling pintar di kelas kita!" Nadia buka suara.

"Iya, gue kira Yasmine bakal jadi pengacara. Eh, ternyata malah Regan," timpal Dhea.

Suara ponsel Regan yang berdering, menghentikan pembicaraan menarik di meja itu. Pemilik ponsel tersenyum canggung karena merasa bersalah.

My Favorite Girl, Mine!Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum