07 - FAMILIAR

102 20 9
                                    

~ Bagai langit dan bumi ~

•••

Beberapa bulan setelahnya.

Sesuai dengan pasal 9 ayat (1) KUHP.

Barang siapa yang terpaksa melakukan pembelaan karena ada serangan maka tidak pidana.

Regan harus melakukan beberapa kali persidangan karena pihak korban merasa keberatan dan akhirnya mengajukan banding. Tapi, pada akhirnya kasus tersebut dimenangkan oleh pihak mereka.

Regan tersenyum bangga, semua rekan kerjanya memberikan selamat dan malam ini ia berada di salah satu restoran bintang lima untuk memenuhi jamuan makan malam Pak Roy.

Bon'resto, restoran Prancis yang mereka datangi cukup terkenal di kalangan para petinggi dan pejabat. Bukan sekali dua kali Regan makan di tempat ini, namun biasanya jika ada meeting penting di luar atau acara makan malam kantor, mereka akan mampir ke tempat ini.

Sejujurnya, jika ditanya. Regan mungkin sudah bosan dengan makanan dan suasana bergaya Eropa yang kental sekali di restoran ini. Tapi, syukurlah pertemuan kali ini Regan ditemani oleh Liam.

Keluarga Pak Roy tiba, mereka masuk ke dalam ruang VIP di mana berbagai macam makanan dan koki pribadi sudah menyambut mereka. Regan dan Liam kompak memberi salam.

"Wah, Kak Regan dan Kak Liam sudah tiba lebih dulu ternyata." Meisha buka suara, senyum di bibir gadis itu telah kembali semenjak sidang kemenangan terakhir kali.

Regan dan Liam membalas dengan senyum hangat.

"Oh ya, pemilik restoran ini adalah teman aku belajar masak Paris," kata Meisha memberitahukan.

"Oh, ya?" Liam terlihat tertarik.

Jelas, siapa yang tidak akan terpesona dengan gadis cantik dan imut seperti Meisha. Regan bisa melihat bahwa Liam sudah benar-benar terpikat dengan gadis itu.

"Kalau Kak Regan pasti pintar banget sampai bisa kerja di BE.LIVE," ucap Meisha mencoba membuka percakapan dengan Regan.

"Mungkin bisa dibilang, lebih ke berusaha dan bertekad kali ya." Regan menyahut jujur.

"Karena Regan ini dulu kuliah bisnis, terus dia belajar dari awal lagi." Liam memberitahukan tanpa ditanya. Regan menyikut sahabatnya itu.

"Kok bisa?" tanya Meisha ingin tahu.

"Ceritanya panjang." Regan menunduk sebentar. Menurutnya, di saat seperti ini juga tidak tepat untuk membicarakan hal tersebut.

Jamuan makan malam mereka selesai. Keluarga Pak Roy meninggalkan restoran lebih dulu, Regan dan Liam menyusul tidak lama setelahnya.

Di dalam mobil Liam, Regan masih sibuk dengan laptop yang berada di pahanya. Hidupnya benar-benar untuk bekerja.

"Gue lihat-lihat di Meisha itu suka sama lo, Gan." Liam yang sedang menyetir melirik Regan sekilas.

"Jangan ngaco, lo!" Regan masih fokus dengan dunianya.

"Feeling gue nggak pernah salah, lo tahu itu!"

"Iya iya, deh." Regan malas berdebat, jika tidak diselesaikan Liam akan terus mengajaknya berbicara.

"Gue curiga lo beneran gay, deh, Gan!"

"Ngaco lo," ketus Regan mencoba tidak acuh dengan pembicaraan Liam.

•••

Pagi harinya.

Semua barisan dibubarkan setelah upacara bendera di lapangan. Yasmine bersama guru muda yang juga merupakan guru magang berjalan ke kantor untuk mengambil buku dan persiapan mereka mengajar di kelas pagi ini.

My Favorite Girl, Mine!Where stories live. Discover now