BAB 3.2

34 3 0
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Pandangan Ellia lurus ke depan, menatap Miss Jesslyn yang sedang menulis di papan tulis. Namun, meskipun raganya seakan hadir di sana, pikirannya justru sedang melayang-layang.

Ellia penasaran alasan kenapa Alga berkelahi dengan Antonio, tapi ia tidak berani bertanya secara langsung pada pria itu, hingga Ellia pun hanya bisa menerka-nerka sendiri. Dan satu jawaban yang terpikirkan atas semua pertanyaan di kepalanya adalah…

Alga tahu.

Alga tahu siapa orang yang pernah hampir merebut kehormatannya itu. Karena tidak mungkin Alga tiba-tiba mendatangi Antonio ke area sekolah sebelah dan menghajar cowok itu.

Senyum Ellia mengembang saat memikirkannya. Setidaknya ia juga merasa puas saat tahu bahwa Antonio pun tak kalah babak belurnya dari Alga.

Stt, El.”

Suara bisikan itu membuat Ellia menoleh pada Indah yang berada di meja sampingnya. Kening Ellia mengernyit dalam saat cewek itu mengucapkan sesuatu tanpa suara.

“Apa? Nggak kedengeran.”

Indah menunjuk-nunjuk ponsel di bawah meja. Hal itu semakin membuat Ellia semakin bingung. “Apa sih?”

Tampak Indah yang mengotak-atik ponselnya sejenak, sebelum kembali menunjukkan sebuah foto ke arahnya. Foto itu menunjukkan sepasang murid yang mengenakan pakaian olahraga. Sehingga membuat Ellia semakin heran maksud yang ingin disampaikan oleh Indah.

“Itu apaan?”

“Emang lo nggak bisa nebak ini siapa?”

Ellia menggeleng. Selain hanya menampakkan dua punggung sepasang murid, foto itu juga tampak kurang jelas akibat di-zoom.

“Ini Alga sama Ariana.”

“Hah?” Ellia sedikit terkejut, lalu kembali memperhatikan foto itu. Ellia berniat mengambil ponsel Indah untuk melihat lebih jelas, tapi belum sempat niatnya terlaksana, suara Miss Jesslyn tiba-tiba menghentikannya.

“ELLIA! INDAH!”

***

Terkadang di dalam hidup ini manusia butuh sedikit effort untuk memperjuangkan atau bahkan mengorbankan sesuatu demi hal-hal yang diinginkannya. Salah satu contoh kecilnya adalah cinta.

Memperjuangkan cinta yang sebenarnya tidak bersambut.

Namun Ellia sadar bahwa sebuah perjuangan pasti akan mendapatkan hasil akhir yang sepadan. Menguatkan hati dan tekad. Ellia akan berusaha untuk mengubah penolakan Alga menjadi kata ‘ya’. Terlebih lagi ada calon saingan baru yang lebih berat daripada Stella, yaitu Ariana. Jadi, Ellia tidak bisa lagi mengendorkan tali semangatnya untuk bisa menarik hati Alga.

Seperti sedang memanjat tebing tinggi. Meski tali-tali itu selalu merobohkan pertahanannya untuk mencapai puncak, dan berusaha menjatuhkannya ke dasar jurang, Ellia tidak akan patah semangat.

30 DaysWhere stories live. Discover now