Part 28 : Chandra dan Liam

Start from the beginning
                                    

Aesa tersenyum, "Kamu mau tau sesuatu?".

Chandra enggan melepas pelukannya, sosok itu hanya mengangguk.

"Aku bertemu Ibumu" ucap Aesa.

"Oh ya?" Chandra tertarik, "Saya ingin sekali bertemu dengannya".

"Kamu mau?".

"Pastinya".

Aesa terkikik geli, "Kamu senang?" tanyanya.

"Iya" jawab Chandra.

Bukan seperti ini jawaban yang Aesa inginkan, dia kira Chandra akan riang bahagia sampai terbang berputar-putar kesana-kemari.

Ternyata Aesa salah, dia tidak yakin Chandra menjawab pertanyaannya dengan jujur.

"Chandra, soal perasaan kamu" Aesa ragu, "Apa itu masih ada?".

"Masih" Chandra menjawabnya dengan ringan, "Mau membalasnya?".

"Aku.." Aesa tidak yakin untuk menyatakannya, dia tidak ingin berpura-pura di depan kenyataan yang jelas terlihat olehnya.

Hembusan angin membawa rahasia dalam hati yang enggan mereka ungkapan. Banyak pertanyaan dan pernyataan yang ingin disampaikan, tapi rasanya berat hanya untuk mengatakannya.

"Bagaimana caranya?" tanya Chandra tentang Aesa yang akan mempertemukan ia dengan sang Ibu.

"Kamu ingat cowok yang pernah dateng ke rumah?".

Chandra mengangguk, "Apa dia-".

"Iya, dia yang akan bantu kita" potong Aesa diakhiri tawa kecil.

Gadis itu mendongak melihat wajah Chandra yang cemberut lalu mengeratkan pelukannya pada sosok itu.

Mereka tidak ingin merusak momen ini, keduanya terdiam sibuk dengan hati dan pikiran masing-masing.

Sampai tak sadar dengan sebuah ponsel yang berhasil memotret mereka. Lebih tepatnya mengambil foto Aesa, yang sedang duduk memeluk dirinya sendiri.

***

Malam datang membawa serta bintang dan bulan untuk menemaninya memberi waktu istirahat untuk orang-orang setelah seharian beraktivitas.

Di sebuah kamar dengan laki-laki yang sedang berbaring di kasurnya sambil menatap langit-langit kamar sedang mengobrol dengan seseorang melalui ponselnya.

"Nanti gue kasih tau" ujar seorang gadis dari seberang sana, "Makasih ya, maaf ngerepotin terus".

Pemuda itu tersenyum, "Gak ngerepotin, Es".

"Udah ya, gue mau tidur" ia kemudian memutus panggilan dan meletakkan kembali ponselnya di nakas.

Ia menarik nafas panjang kemudian menghembuskan kembali ke udara. Tangannya meraba dahi dan leher memeriksa suhu tubuhnya, "Kayaknya gue udah mendingan sih".

Baru saja akan bangkit untuk duduk, pintu kamar terbuka memunculkan sang Ibu yang masuk ke dalam kamar membawa kompres dan air dingin.

"Ma, Liam udah mendingan".

Lina tidak mendengarkan, dia membaringkan kembali anak laki-lakinya ini.

Liam akhirnya jatuh sakit setelah Aesa bertemu dengan Bu Hana lalu diantar keluarganya kembali ke desa. Sang Ibu langsung membawa putranya berobat saat melihat Liam

"Makanya jangan sering keluar malem" omel wanita itu, "Jaga kesehatan, jangan begadang, makan sayur aja gak mau, kalau dimarahin terus motoran keluar keluyuran kemana-mana".

My Lovely Ghost | SELESAIWhere stories live. Discover now