penyesalan Samudra [37]

245 36 11
                                    

"Lo gak ngasih tahu Syifa kalau lo bakal LDR sama dia dan kepergian lo nanti setelah lulus. Lo ngebiarin Syifa tanpa tahu apa apa dan cuma menyuguhkan kemesraan lo sama Laras iya?!"

"Salah aku apa Sam? Salah aku apa sama kamu Sehan? Kenapa kamu yang ngasih tahu semuanya dihadapan umum? Dan kenapa kamu ngelakuin ini ke aku Sam?"

"Memang dasarnya Sooya Asyifa terlalu bodoh ya?"

Samudra merasakan beban berat di dadanya saat dia melihat Sehan berdiri di tengah kerumunan, senyum jahat melintas di wajahnya.

Sehan tampak begitu percaya diri, mengetahui betapa terpuruknya Samudra setelah tindakannya terhadap Syifa. Hatinya berdegup kencang, penuh penyesalan dan rasa malu.

"Sejahat itu ternyata gue sama Syifa?" gumam Samudra.

"Kenapa gue ngelakuin itu? Gimana bisa gue sejauh ini nyakitin orang yang seharusnya gue lindungi?" monolog Samudra.

Sehan tersenyum miring. "Lihat! Ini dia cowok paling kejam di seantero kota! Samudra, si penghancur hati!"

"Samudra si playboy yang jauh dari kata idaman kalian semua para kaum hawa!" seru Sehan kemudian tertawa kencang.

Kerumunan mulai ber
kumpul di sekitar mereka, menatap dengan rasa ingin tahu dan kegembiraan mencurigakan.

Beberapa dari mereka tahu betapa hebatnya cinta antara Samudra dan Syifa, dan mereka terkejut melihat perubahan mendadak dalam perilaku Samudra.

"Gue tahu gue salah, tapi asal Lo tahu! Lo lebih salah karena udah mempermalukan gue di hadapan temen temen gue kayak gini!" sanggah Samudra kesal.

"Lagi pula yang Syifa cintai cuma gue seorang. Samudra Pratama Dewantara, bukan Oh Sehan atau yang lain."

Sehan terbahak mendengarnya. "Oh iya? Kalau gitu let's ask Syifa, kalau dia kembali ke lo, gue gak bakal ganggu kalian. Tapi kalau sebaliknya, lo harus siap kehilangan Syifa."

Samudra mencoba memaksakan tersenyum miring meski sebenarnya ia sangat takut.

Kemudian hal yang membuat orang orang terkejut adalah Syifa berjalan ke arah Samudra dengan menundukkan wajahnya.

Tak menyangka akan yang terjadi Samudra tersenyum begitu senang, dan Sehan terperanjat karena tak percaya dengan jawaban Syifa.

Bisik bisik dari siswa-siswi yang berkerumun akan keterkejutan mereka.

Tepat di hadapan Samudra, lelaki itu hendak mengusap pipi Syifa kemudian membawanya ke dalam pelukan namun kemudian...

"Plakk!" Layangan tamparan yang mulus mendarat di pipi Samudra dengan sangat keras.

Seketika semua orang tersentak, dengan Sehan yang tersenyum senang dan Samudra yang tak percaya akan apa yang telah Syifa lakukan.

Syifa menatap Samudra dengan sorot mata tajam yang kosong, dengan air mata yang setia mengalir, membasahi wajah cantiknya.

Syifa merasa hatinya hancur berkeping-keping saat dia menampar Samudra dengan penuh amarah. Wajahnya memerah, matanya memancarkan api kemarahan yang tak terbendung.

Dia merasakan getaran panas di telapak tangannya yang baru saja mengenai pipi Samudra. Namun, ketika rasa sakit fisik mulai mereda, kesedihan yang mendalam melanda dirinya.

"Kamu... kamu benar-benar membuat aku terluka, Samudra!" seru Syifa dengan suara yang penuh kebencian, suaranya terputus-putus oleh tangis yang tak terkendali.

Dia merasakan rasa marah dan kesal yang tak tertahankan terhadap Samudra yang telah melakukan kesalahan fatal pada dirinya.

Dalam keadaan histeris, Syifa melangkah mundur, menggenggam dadanya yang bergetar. Air mata mengalir deras di pipinya yang merah dan bengkak akibat tangisannya.

"Apa yang sudah aku lakukan untukmu, Samudra? Aku... aku mencintaimu dengan tulus. Tapi kamu.. telah berkali-kali menyakiti aku!"

Syifa mencoba menenangkan dirinya, tetapi kesedihan yang memilukan masih terus menghantui hatinya. Dia melihat ke arah Samudra dengan pandangan penuh kekecewaan.

"Aku pikir kamu adalah orang yang bisa kumiliki. Aku telah memberikan segala kepercayaanku, tapi kamu membuangnya dengan seenaknya!"

Samudra merasa jantungnya hancur mendengar kata-kata itu. Dia tahu bahwa kesalahan besar telah dilakukannya, tetapi sekarang, kebenaran itu tiba-tiba tampak begitu besar di hadapannya.

"Gue tahu gue gak bisa mengubah masa lalu, tetapi gue janji, gue bakal melakukan apa pun buat membuktikan penyesalan gue. Gue minta maaf Syifa," lirih Samudra dengan suara yang bergetar.

"Lo serius ngomong gitu? Terus Lo kira Syifa bakal menerima permintaan maaf Lo segampang itu? Apa yang telah lo lakukan sangat tidak bisa dimaafkan, Samudra! Camkan itu!" hardik Sehan.

Kemudian Syifa berbalik meninggalkan Samudra yang terdiam, tanpa berkata sepatah kata pun.

Langkahnya terasa berat, tetapi dia tidak ingin lagi melihat wajah Samudra yang telah melukai hatinya begitu dalam. Dia merasakan sejuta kekosongan dan kebingungan di dalam dirinya.

Dengan langkah terbata-bata, Syifa akhirnya tiba di pelukan Sehan, sahabat terdekatnya. Dia jatuh dalam dekapan hangat Sehan, membiarkan air mata terus mengalir.

Dalam pelukan itu, Syifa merasakan sedikit kelegaan dan ketenangan. Meskipun hatinya masih penuh dengan luka, setidaknya dia tidak lagi merasa sendiri.

Sehan mencoba menenangkan Syifa dengan penuh kasih sayang. Dia mengusap lembut punggung Syifa sambil berbisik, "Aku di sini untukmu, Syifa. Aku akan selalu mendukungmu dan mencintaimu tanpa syarat. Bersabarlah, waktu akan menyembuhkan semua lukamu."

Dalam pelukan Sehan, Syifa merasakan kehangatan dan kepercayaan yang tak pernah dia temukan dalam hubungannya dengan Samudra. Dalam kesedihannya, dia merasakan titik terang kecil yang memberikan harapan baru.

Samudra merasa kesedihan dan keputusasaan melanda dirinya. Sehan benar, apa yang dia lakukan terlalu besar untuk diampuni begitu saja.

To be continue...

Pendek ya? Soalnya yang panjang cuma pengumuman "hello this is ... Entertainment"

Up Minggu depan seminggu 2×



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My PlayBOYFRIEND [On GOING]Where stories live. Discover now