Manja [7]

476 112 62
                                    

Mobil terasa begitu panas akibat AC yang sedari tadi dimatikan, dengan kepala yang super pusing Syifa masih menganga tak percaya bahwa Samudra akan seperhatian ini.

"Pak! Bisa lebih cepet lagi gak?" tanya Samudra. Ia beberapa kali melihat ke Syifa dan mengecek suhu badan gadis itu.

"Maaf mas ini udah maksimal," jawab Pak supir apa adanya.

"Calm down Sam, Mommy udah siapin semuanya di rumah," ucap Mommy berusaha menenangkan.

"Tapi kan Mom-"

Cup.

Kecupan yang mendarat ditangan kekar milik Samudra mampu membuat lelaki itu diam membisu. Sedangkan sang pelaku hanya tersenyum simpul. "Sam santai aja, i'm okey."

Samudra berdecih tak percaya. "Gue lebih percaya Albert Einstein makan ketoprak dibanding cewek ngomong 'Aku gak apa apa'," sindirnya yang membuat Mommy tergelak kencang.

"Duh anak Mommy ternyata care banget ya?" tanya Mommy masih dengan gelak tawanya.

"Mantan buaya gitu lho."

"Bangga kamu?" desak Syifa yang mampu membuat Samudra menelan salivanya kasar.

"Ampun babe!"

"Dih pasangan muda lebay," cibir Mommy.

ooOoo

Untung saja Mommy cekatan, saat mobil telah memasuki gerbang brankar pun sudah siap sedia. Selang infus dan dokter pribadi siap menangani Syifa, raut khawatir Samudra mendominasi suasana.

Double door itu terbuka menampilkan seorang dokter cantik bertag name 'Nisa'. "Gimana keadaan Syifa kak?" tanya Samudra.

"Demamnya tinggi, magnya kambuh," jelas kak Nisa.

"Duh Sam! Kok kamu bisa lupa ngingetin ayang kamu makan?" cibir Mommy khawatir.

"Salahin guru olimpiade nya dong Mom! Kemarin Syifa lepas ponsel, mana aku bisa hubungi dia," keluh Samudra menatap nanar pintu putih itu.

"Pokoknya Mommy gak mau kejadian ini terulang lagi! Kamu jadi cowok inisiatif dong!" gerutu Mommy.

"Sebenernya disini anaknya Mommy tuh siapa sih?" batin Samudra.

"Samudra barangkali mau masuk silakan, tapi pintunya tetap dibuka ya?" ucap kak Nisa yang dibalasi anggukan lemas olehnya.

Karena kalimat yang Mommy lontarkan tadi perasaan bersalah semakin menghujam lubuk hatinya. Melewati sang Mommy ia mendapat lirikan maut yang membuat bulu kuduknya merinding seketika.

"Berasa buronan gue, mau lewat aja di awasin!"

Kriet....

Pintu terbuka menampilkan ruangan minimalis sebagai tempat rawat pribadi milik keluarganya. Sekali lagi Samudra menatap nanar gadis itu, melihat selang infus yang terpasang membuat hatinya serasa terkoyak puluhan belati.

"Syif, maaf," lirih Samudra seraya berjalan mendekat.

Diambilnya tangan mungil itu, diusapm lalu dikecupnya berkali kali. Berharap sang gadis akan sembuh seperti pada dongeng putri salju. "Gue gagal lagi jagain lo," racau Samudra.

My PlayBOYFRIEND [On GOING]Where stories live. Discover now