#12, KEDUABELAS

51 15 22
                                    

"Ketika kamu merasa kehilangan harapan, ingat bahwa Tuhan telah menciptakan rencana terindah untuk hidup kita" - annonymous

***

Brum.. brum..

Suara motor itu memasuki garasi rumah megah bercat biru muda itu, Aji baru saja pulang dari basecamp, merencanakan perihal penyerangan malam nanti ke basecamp viper untuk menyelamatkan anggotanya.

"Udah pulang lagi" gumam nya sambil menatap mobil Alphard hitam di garasi mobil itu juga.

Seperti biasa sebelum memasuki rumah, Aji tidak lupa untuk memasang earphone dengan musik yang nada suaranya cukup tinggi agar ia tidak mendengar suara apapun didalam sana yang membuat telinga nya sakit.

Baru saja ia melangkahkan kaki ke ruang tamu, Aji harus berurusan dulu dengan ayahnya perihal yang tidak terlalu penting bagi Aji

"Aji, darimana kamu?" Ucap sang ayah yang masih duduk di kursi ditemani dengan kopi hangat di depannya

Aji hanya berlalu seolah suara itu tidak ada di telinga nya

"Aji! ,Kamu masih punya telinga kan? Ayah lagi nanya sama kamu!" Ujarnya sekali lagi tapi masih tidak ada tanggapan dari Aji.

Ia pun berdiri dr duduk nya dan segera menghampiri Aji, Menarik earphone yang di pakai oleh Aji dan menampar wajah Aji dengan keras

Plak ..

Aji hanya diam, mengambil earphone nya dan menatap ayahnya sembari bertanya

"Ada apa? Belom puas Lo ngeliat gue menderita?" Ujar Aji

"Ini akibat kamu sering bergaul dengan anak geng motor tidak berguna itu! Kamu jadi kurang ajar Aji! Kamu nggak nurut lagi sama ayah! Kamu makin membangkang, kamu yang buat ayah menderita!"

"Jangan pernah Lo nyalahin geng motor gue!" Bantah Aji sambil menunjuk wajah ayahnya

"Lihat! Sudah membangkang, sok-sokan mau belain anak geng motor itu, kamu mau jadi apa? Jadi anak yang makin tidak berguna? Bunda kamu makin kecewa liat anak laki-laki nya yang sudah membangkang dan durhaka ke ayah kandung nya sendiri!"

Aji hanya menanggapi nya dengan senyum miring sambil menyisir rambut nya kasar ke belakang, sungguh jika orang di depannya ini bukan ayah kandungnya, sudah pasti orang ini sudah habis di hajar oleh Aji

"Diam, kalo di kasih tau orang tua kamu diam! Beban keluarga! Tidak tahu untung! Buat ayah malu aja kamu! Contoh Reza dia baru saja memenangkan pertandingan basket hari ini, apa kamu bisa seperti dia? Bisa kamu seperti Abang kamu itu?" Ucap ayah Aji sambil terus menaikan nada bicaranya

"Udah? Udah sama ocehan gak penting itu? Gini ,Lo yang harusnya mikir kenapa gue bisa jadi begini, kenapa bunda gue bisa mati? Itu karena Lo, Lo yang mau harta bunda gue dan istri Lo tersayang itu yang udah nuker obat bunda gue dengan racun, dan sekali lagi gue bukan beban , yang ada Lo dan 2 orang yang nggak berguna itu yang numpang hidup di rumah gue, baca lagi sertifikat tanah dan aset bunda gue, nama siapa yang tertera? AJI FARADISA NUGRAHA, bukan NUGRAHA SANJAYA, Paham?" Ucap Aji yang sama sekali tidak mundur dari posisi dan tatapan mata yang begitu tajam ke ayahnya.

Plak ...

Tamparan keras lagi di wajah Aji, sama sekali tidak merasakan sakit di wajahnya, justru, dendam Aji terhadap ayahnya makin memuncak.

INI AKU : bahunya hanya untukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang