Part 27 : Kecewa

Mulai dari awal
                                    

Alya hanya menampakkan cengiran khasnya, "Udah lama gak berangkat sekolah naik sepeda" ujarnya.

Indah berjalan lebih dulu melewati gerbang sekolah bersama siswa lainnya diikuti Alya dan Aesa.

Mereka kembali bersama setelah dua hari Aesa tidak datang ke sekolah, gadis itu berada dalam mood yang sangat baik membuatnya banyak tersenyum.

Apalagi sekarang Bagas mentraktir mereka makanan, katanya ia berulang tahun hari ini.

"Gak mau kasih kado ke Bagas?" tanya Indah pada Alya.

Alya melirik ke arah meja di belakangnya tempat Bagas dan teman-teman berisiknya berkumpul.

Gadis itu menggeleng, "Buat apa? Dia gak pernah kasih aku kado, udah aku ucapin harusnya cukup dong".

Indah dan Aesa saling melempar pandang kemudian mengangkat bahu tak acuh dan melanjutkan makan mereka.

"Dulu pernah aku kasih kado" ucap Alya pelan, "Dan pas ulang tahunku, dia cuma ngucapin".

"Gak apa-apa sih" lanjut Alya sambil mengangkat bahunya, "Jadi kita impas".

Aesa jadi berasumsi bahwa dulu Alya juga punya perasaan terhadap Bagas, tapi layaknya seorang laki-laki pastilah Bagas tidak sadar akan ketertarikan Alya kepadanya.

Sehingga saat situasinya berbalik, Alya sudah lelah mengejar Bagas. Aesa tertawa geli membuat Indah dan Alya menatapnya aneh.

"Kenapa, Es?" tanya Indah.

"Enggak" jawab Aesa, "Aku cuma gak sabar buat pulang sekolah nanti".

Suasana di kantin sangatlah berisik, kembali ke kelas pun teman sekelasnya sudah duduk di bangku masing-masing.

Hari yang panas membuat kepalanya para siswa dalam satu kelas ikut panas juga, ditambah dengan soal latihan Matematika dadakan.

"Sekali masuk kelas, sambutannya gak main-main" gumam Aesa.

Ini adalah hari di mana hukumannya selesai jadi Aesa sudah diperbolehkan mengikuti lagi pelajaran Matematika.

"Mana gue udah ketinggalan banyak materi" gadis itu melirik ke arah Alya, sepertinya Alya juga tidak berada di kelas saat dia dihukum, tapi kenapa mengerjakannya lancar sekali?.

Diam-diam Aesa menyalin jawaban Alya, walaupun si empu tahu tapi dia membiarkan saja.

"Emang kita mau kemana nanti, Es?" celetuk Alya bertanya.

"Danau" jawab Aesa tanpa mengalihkan pandangan dari kertasnya dan kertas Alya bergantian.

Alya mengernyit, "Danau?" ia memastikan.

Aesa mengangguk, "Kenapa?".

"Yang di dalem hutan itu kan? Aku pernah denger dari Mas Bayu kalau tempat itu angker" bisik Alya.

"Mas Bayu pernah ke sana?" tanya Aesa penasaran.

Selama ini dia pergi ke danau tidak pernah mendapatkan gangguan dari makhluk lain selain Chandra.

My Lovely Ghost | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang