008

33 14 0
                                    

Ayana membuka matanya saat merasakan dinginnya air yang membasahi tubuhnya, ternyata itu mamahnya yang sedang menyiram tubuhnya.

"Nyenyak banget yah tidurnya, cepet bangun sekolah! Jangan enak malas-malasan seperti ini!"

Ayana pun bangun dan keluar dari kamar mandi tersebut. tadi malam dirinya tidur di kamar mandi, karena mamahnya menguncinya dari luar.

Setelah selesai mandi di kamar mandi yang ada di kamarnya, Ayana berdiri di pantulan kaca yang ada di kamarnya, ia meringis melihat wajahnya, jidatnya ada sedikit goresan dan pipinya yang membiru, serta matanya yang begitu sembam akibat malam tadi dirinya tidak berhenti menangis, dengan telaten ia menutupi semuanya dengan make-up.
-
-
-
-
-
"Sorry banget ya Ay kemarin gue nggak bisa jemput lo," ujar Andito.

Ayana menganggukkan kepalanya. "Iya gapapa kak,"

"Lo udah sarapan? Kalo belum kita mampir dulu di kedai makan, mau?"

Ayana menggelengkan kepalanya. "Gue udah sarapan," sebenarnya itu jawaban yang tidak jujur, tadi Prita melarang Ayana untuk mengambil makanan apapun. Ia terpaksa berbohong, karena tidak mau merepotkan Andito.

"Yaudah berarti kita langsung berangkat aja?" Ayana menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
-
-
-
-
-
Ayana turun dari motor Andito. "Makasih," ujar Ayana, saat Ayana akan melangkah pergi, Andito langsung menarik tangan Ayana.

"Kaya ada yang aneh deh," Andito menatap wajah Ayana.

"Apaan?" Tanya Ayana.

"Tumben banget lo pake makeup tebel gitu, pasti ada yang lo sembunyiin dari gue?" Tanyanya.

"Nggak ada ko kak, ini gue lagi pengen aja,"

"Ay gue kenal lo tuh udah lama, jadi lo nggak usah berusaha buat bohongin gue Ay,"

Ayana menundukkan kepalanya. "Sebenarnya gue--"

Perkataan Ayana terpotong saat tiba-tiba saja ponsel Andito berdering, dengan cepat Andito pun langsung mengangkat ponselnya. "Apa? Yaudah saya akan segera kesana," ucapnya setelah itu ia mematikan ponselnya.

"Belajar yang rajin yah, gue duluan," belum sempat Ayana menanggapi ucapan Andito, namun Andito langsung pergi begitu saja.
Ayana berdecak kesal melihat kepergian Andito.
-
-
-
-
-
"Hiks hiks hiks srottt," Nino terus saja mengusap hidungnya dengan tissue.

Sesil menoyor kepala Nino. "Jorok anjirt," kesalnya.

"Mau berapa bungkus tissue yang mau lo abisin bego?" Tanya Kenan.

"Nggak tau gue hiks tadi lo menghayati banget nyanyi hiks lagu itu hiks," jawabnya sambil menatap Ayana.

Ayana mengedikkan bahunya. "Sil ke kantin yuk," ajaknya.

"Reza mau ikut?" Tanya Sesil sambil menatap Reza yang sedang menyenderkan tubuhnya di kursi.

"Nggak," jawab Reza acuh.

"Hiks lo mau sampai hiks kapan ngejer Reza hiks kaya gitu," ujar Nino yang sedang mengucek matanya.

"Lo sendiri mau sampai kapan nangis nggak jelas? Hiks hiks mulu!" Bukannya menjawab pertanyaan Nino, namun Sesil malah tanya balik.

"Kalian berdua cocok yah," ceplos Ayana.

Diam-diam Kenan memperhatikan Ayana, dia pun tersenyum tipis.

"Nggak!" Jawab Sesil dan Nino barengan.
-
-
-
-
-
"Gimana keadaan Rini Tante?" tanya Andito.

Gita, dia adalah ibu dari Rini. "Dokter bilang, Rini harus secepatnya mendapatkan donor ginjal," ujarnya.

Andito memijat pangkal hidungnya, ia bingung harus berbuat apa, kemarin ia ingin mendonorkan ginjalnya untuk Rini, namun hasilnya ginjal dirinya dan Rini tidak cocok.

"Lo mau apa? mau buah? mau makanan apa gitu?" tanya Andito, ia menahan tangisnya saat melihat keadaan sahabatnya yang berada diatas brankar.

Dengan lemah Rini menggelengkan kepalanya. "Kalau gue nggak ada, tolong jaga mamah yah," Rini sendiri hanya hidup berdua dengan mamahnya, karena papahnya udah pisah dan tinggal dengan keluarga barunya di Singapura.

"Lo pasti sembuh, gue bakalan berusaha cari donor ginjal buat lo,"

"Tapi gue capek kalau harus cuci darah terus,"

"Rin semangat! Rini yang dulu gue kenal nggak kaya gini, lo inget kan dulu lo sama gue rebutan nilai 100, dan karena kegigihan lo, akhirnya lo yang dapat, lo nggak boleh nyerah!"

Hay Hay Hay semoga like yaa sama cerita yang aku buat, dan semuanya murni hasil pemikiran saya sendiri, tanpa menjiplak karya siapapun 🤗

Setetes Kebahagiaan (End)Where stories live. Discover now