4. On Time

2.7K 245 18
                                    

Berjalannya waktu, Aro mulai terbiasa dengan jadwal kegiatan di karantina, misal ia diharuskan untuk datang ke lobby apartemen tepat pukul sembilan pagi untuk memulai semua kegiatan di karantina idol.

Sampai hari ini, Aro adalah orang yang paling konsisten akan kedisiplinan peraturan soal waktu, Aro berhasil membawa kebiasaan saat di karantina sepak bola ke karantina menjadi seorang idol.

Kebiasaan disiplin Aro pada waktu berujung mempertemukan Aro dan Nabila di lobby hotel, dan hal itu terjadi setiap hari, keduanya menjadi sering bertemu lebih dulu, hingga Aro dan Nabila terpilih sebagai 2 kontestan si paling on time. Nabila perwakilan dari kontestan perempuan sedangkan Aro perwakilan dari kontestan laki - laki.

"Dek, hari ini iklan susu yah," ucap salah satu staff yang berada di lobby yang sama, ka Alya.

"Sendirian?" tanya Nabila.

"Sama cowok, tapi masih nyari talent cowoknya," sahut Alya.

"Aku," Aro menawarkan diri.

"Kamu udah tumbuh tinggi, gak cocok, kamu iklan motor aja sama syarla," bantah Alya.

"Mana ada kaya gitu, nda ka, sama aku aja," ucap Aro, kental dengan logat daerah Bali- nya.

Nabila tersenyum menanggapi, "kenapa ketawa, lucu? Hmmm? tanya Aro tidak suka.

"Lucu," ucap Nabila diiringa gelak tawa.

"Nda gitu dong, aku serius," timpal Aro.

"Ka Paul kayanya mukanya udah dewasa jadi gak cocok," sembur Nabila.

Aro melotot tidak suka, giginya menyatu kuat, telunjuknya mengarah pada Nabila.

"Oh, berani yah sekarang kamu," ucap Aro.

Nabila hanya tertawa menanggapi, kedua matanya menghilang saat tertawa, tepat saat itu, Aro tidak bisa mengalihkan pandangannya ke hal lain. Nabila benar - benar cantik, senyumnya sangat manis, beberapa saat Aro terjebak memandang Nabila.

"Apasih, jangan gitulah," ucap Nabila malu - malu, sadar ia tengah diperhatikan.

"Apa? Aro pura - pura tidak sadar. "Ayo ketawa lagi," pinta Aro.

"Udah gak lucu," sahut Nabila.

"Itu masih senyum - senyum," goda Aro.

"Enggak," bantah Nabila.

Dan tidak diduga, Nabila kembali tertawa, entah dengan alasan yang sama yaitu, leluconnya yang mengatakan wajah Aro terlihat dewasa atau ia memang receh, tapi sepertinya bukan keduanya, melainkan Nabila tengah salah tingkah diperhatikan oleh Aro.

"Receh memang anak ini," tambah ka Alya.

"Aduh cape ketawa terus," ungkap Nabila sambil memegang kedua pipinya.

"Puas ketawanya? tanya Aro.

Nabila kembali tertawa kecil.

"Usaha lagi yah," ucap Nabila, bermaksud agar Aro bisa mendapatkan iklan susu, bukan motor.

"Kalau aku usaha, kamu suka? tanya Aro.

"Ko aku, tergantung brandnya lah," ucap Nabila serius.

"Oh, aku pikir kamu suka kalau aku usaha," sahut Aro membuat pipi Nabila merah.

Ya, Tuhan Aro benar - benar terpana akan gadis tujuh belas tahun ini, kepolosannya membuat Aro senang menjahilinya, apalagi ketika Nabila salah tingkah seperti sekarang, semakin membuat Aro semangat mengerjainya.

Nabila mendadak diam, kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain, tepat ke arah Novia, si perempuan batak yang baru saja turun dari arah tangga.

"Klean udah disini aja," ucap Novia.

Mr. Aro [SUDAH TERSEDIA VERSI PDF]Where stories live. Discover now