1. Atlet

7.1K 340 9
                                    

Ditengah kesibukan kota Jakarta terdapat seorang pemuda asal Bali, bernama Nyoman Paul Fernando Aro yang kini tengah mengadu nasib bersama ribuan orang dari seluruh pelosok Negeri Indonesia, ia kini tengah bersabar menanti namanya dipanggil sesuai nomor urutan.

Melelahkan, satu kata yang bisa menggambarkan hari itu, jam tangan dengan bahan stenles still melingkar di tangan kiri menjadi bukti bahwa penantiannya terjawab.

Bersyukur lelahnya hari itu terbayar sudah, ia mendapatkan tiket untuk maju ke babak selanjutnya. Komentar para juri tentang penampilan Aro yang terkesan masih malu - malu menjadi pecutan semangat bagi Aro untuk belajar lebih banyak diajang kompetisi yang kini tengah diikuti.

Yah, kompetisi, Aro sedang menaruh harapan besar pada ajang besar ini, kekecewaannya pada bola yang gagal di gelar akibat pandemi menjadi alasan besar kini ia banting stir mencari pengalaman baru dalam hal musik.

Bicara soal musik, bagi Aro itu bukan hal baru, ia menyukai musik sejak kecil, terbukti ada satu lagu yang berhasil ia rilis bertajuk wajah mimpi. Selain itu, kebolehan Aro dalam musik ia dukung dengan kebisaannya dalam memainkan alat musik seperti gitar dan piano. Tidak ketinggalan Aro juga cukup bisa dalam membawakan musik beatboks.

Perjalanan dimulai, hari itu Aro sudah mulai karantina, ia bersama 21 orang lainnya siap menampilkan penampilan terbaiknya di tiap babak penyisihan.

Proses itu tidak mudah tapi tidak juga terlalu sulit, disana Aro bertemu seorang perempuan berambut panjang bernama Novia, ia berasal dari Medan.
Suara Novia bagus, ia bisa wisel, Aro mulai berteman dan tentunya banyak belajar dari perempuan berdarah batak tersebut.

Novia seseorang yang tidak pelit ilmu dalam berbagi kepandaiannya dalam bernyanyi, ketulusannya membawa kami berdua pada sebuah kedekatan yang lebih, tunggu dulu kalian jangan berpikir kami pacaran, tidak, tidak sama sekali, karna nyatanya Novia sudah memiliki kekasih jauh sebelum mengenal seorang Aro, katanya ia sudah menjalin hubungan kurang lebih tujuh tahun.

Jadi, Aro dan Novia memang natural berteman baik, dia adalah teman pertama di kompetisi ini, disusul ada salma, syarla, Anggis, Roni, Neyl, Rahman, Jose, Edo, dan Nabila. Kira - kira itulah nama teman - teman yang bisa Aro sebutkan, selebihnya biar nanti waktu yang bercerita.

Layaknya seorang triner idol, kami memulai dengan semangat membara untuk menyelesaikan semua kegiatan setiap harinya. Dua puluh dua orang selalu terbagi - bagi untuk mengikuti setiap kegiatan, itu merupakan solusi agar setiap peserta tidak menumpuk dalam satu kegiatan.

Bagi Aro, ini adalah hal baru yang sangat menyenangkan, selain karna hobby dalam dirinya bisa tersalurkan, ia juga bisa mendapatkan pengalaman baru bekerja di dalam ruangan. Maklum saja, Aro yang dulu memiliki latarbelakang yang sangat berbeda, Aro yang dulu adalah seorang atlit sepak bola, yang tentu saja banyak kegiatan yang dilakukan diluar ruangan.

Mengolah bola tentu menjadi keahliannya, lapangan adalah tempat yang harus ia taklukan dan panasnya matahari adalah makanan sehari - hari bagi kulit Aro berubah menjadi lebih gelap.

Aro tidak masalah untuk itu, justru ia suka kulitnya lebih gelap, bagi Aro itu membuat dirinya tidak kentara terlihat bule. Fakta bahwa seorang paul Aro adalah blasteran swedia - Bali memang tidak bisa di pungkiri, hal itu juga menjadi pembicaraan hangat di para peserta lain, misalnya saja bang Neyl, ia selalu memandang heran terhadap Aro, katanya kenapa bisa ada bule nyasar.

Meski begitu, Aro tidak ambil hati atas usilan bang Neyl atau peserta lain, karna dibalik itu semua, mereka juga mengetahui bahwa Aro begitu sangat bangga akan Negara Indonesia, khususnya Kota Denpasar Bali.

"Powl," suara Novia menggema di ruang ganti.

"Kenapa? tanya Aro.

"Sudah makan? Kembali Novia bertanya.

"Otw, latihan koreograpi dulu," sahut Aro.

"Akh, kau ini, makan saja dulu, nanti kau bisa sakit, ayo makan bersamaku, biar kita sama - sama makan," kata Novia lengkap dengan suara lantang dan logat bataknya.

"Cepatlahhh, kenapa kau diam," seru Novia.

Aro memgangguk patuh, melempar senyum pada Novia kemudian mengambil 5 lima nasi kotak yang sudah disediakan oleh pihak penyelenggara.

"Kau makan banyak kali, kuat perutmu? tanya Novia.

"Ini masih kurang," sahut Aro.

Menghabiskan lima nasi kotak dalam satu waktu untuk sebagian orang mungkin terlalu banyak, tetapi tidak bagi Aro. Justru ia merasa masih kurang, niatnya kalau bisa ambil lebih ia ingin tambah, untungnya Aro masih punya malu untuk tidak menghabiskan jatah orang lain.

Tolong maklumi, Aro ini atlit, jadi ia butuh banyak asupan kedalam perutnya, hingga akhirnya perjalanan membawa pada perubahan tubuh Aro yang semakin bertambah naik akibat kurangnya porsi olahraga. Sekarang porsi Aro lebih banyak dihabiskan untuk olah vokal dibanding olah badan.

Tidak masalah, Aro menikmati prosesnya, lagipula kenaikan berat badan adalah hal sepele baginya, tubuhnya mudah menyusut dengan sendirinya saat ia mulai kembali memiliki jadwal olahraga seperti dulu.

"Nabila," panggil Novia.

Perempuan satu ini benar - benar keras dalam bersuara, dalam satu ruangan yang sama saja, ia masih teriak memanggil nama seseorang, kuping Aro yang tepat berada disampingnya merasakan pengang sakit untuk beberapa saat.

"Yah ka," sapa perempuan berhijab hitam.

"Duduklah sini, kita makan bersama," ajak Novia.

"Makasih ka, aku baru selesai makan," sahut Nabila.

Setelah itu, perempuan dengan fashion stylish paling mencolok diantara yang lain itu pergi dari hadapan Novia dan Aro.

"Lembut kali dia," puji Novia.

"Kau turut dia," sahut Aro mengikuti logat Medan Novia.

Novia memberikan tatapan tajam, "akh kau ini, jangan banding - bandingkan aku dengan dia, kau lebih suka dia berteman sajalah kau dengan dia janga dengan aku, sekalian kau pacari dia," tutur cepat.

"Nanti akan aku pacari dia," kata Aro singkat.

Jika kalian mengira Novia marah pada Aro karna hal membandingan, kalian salah, Aro tau Novia hanya bercanda pura - pura tidak suka atas ucapannya, selebihnya Aro yakin Novia tahu betul jika ia tulus berteman apa adanya begitupun sebaliknya.

Berbeda dengan lelucon kemarahan Novia pada Aro yang tidak berakibat apapun, sebaliknya kalimat Aro yang sesumbar mengatakan "Nanti akan aku pacari dia " rupanya adalah kalimat yang tuhan atur serta semesta dukung.

Aro memang ceroboh, apalagi dengan sesumbarnya pada gadis yang sama sekali tidak pernah ia tegur ataupun sebaliknya.

Lalu, apa maksud tuhan mempertemukan keduanya? Mari kita lihat di chapter selanjutnya.

See youuu

Jangan lupa komen dan tekan bintang.

Terima kasih udah baca heheh

Lanjut? Kalau lanjut komen sebanyak banyaknya yah.

Aku nunggu banget gimana tanggapan kalian atas cerita aku heheh, bye:)









































Mr. Aro [SUDAH TERSEDIA VERSI PDF]Where stories live. Discover now