Chapter 25

15.7K 566 0
                                    

Hemmh...hemmhh...

Suara desahan dari mulut Prilly keluar begitu saja saat milik Ali memasuki Prilly. Menyatukan kasih sayang dan cinta yang mereka miliki. Hari pertama di Bali, suasana malam yang romantis yang menuntun Ali untuk menggauli tubuh mulus Prilly. Sah. Itulah yang di pikirkan Ali, nalurinya sebagai lelaki menuntunnya untuk bebas melakukan apapun terhadap istrinya dalam malam pertama mereka. Ranjang adalah lokasi kedua saksi dari aksi bercinta mereka malam ini, yang sebelumnya Ali merayu Prilly dengan sangat halus saat di kamar mandi.

"Sakit?" Tanya Ali berbisik saat miliknya baru saja masuk. Prilly hanya mengangguk kecil, menikmati rasa sakit yang ia rasakan.

"Tahan ya, sebentar lagi juga kamu akan terbiasa" ucap Ali lagi.

Malam semakin larut. Mereka menghentikan aktifitasnya saat keduanya mencapai titik maksimal, dan terlelap dalam tidur.

Hari kedua di Bali.

Ali mengerjap-ngerjapkan matanya, mendapati istrinya yang sudah tidak ada di sampingnya. Teringat akan kejadian semalam, Ali tersenyum.

Ali POV

Aku terbangun dari tidurku, mengerjap-ngerjapkan mataku sebentar. Tak pernah aku tidur senyenyak tadi malam. Aku akan memberi morning kiss untuk istri tercintaku. Hey kemana dia? Nyawaku seketika terkumpul. Aku bangun dan tersenyum, mengingat apa yang telah kulakukan terhadap Prilly tadi malam. Sensasi yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

"Ya usahalah buat kasih Mamah cucu" ucapku sendiri lalu tertawa.

Hem...
Bau enak apa ini? Apa ada pembantu baru dirumahku? Astaga hampir aku lupa, aku ingat, kini aku beristri dan tidak salah lagi kalau itu Prilly yang sedang memasak di dapur.

Aku memakai celana boxerku dan berjalan mengikuti bau enak dari masakan itu. Kulihat wanita terindahku memakai hotpants jeans dan kemeja putih yang terlihat sedikit kebesaran ditubuhnya, dengan membawa semua rambutnya keatas seperti gulungan gulali, Prilly terlihat sangat samgat cantik dimataku.

Prilly belum menyadari kehadiranku di belakangnya. Ia masih sibuk dengan berbagai macam bumbu dapur yang ada. Refleks kupeluk tubuh mungilnya dari belakang dengan gemas.

"Good Morning Mrs. Syarief" ucapku tepat di telinganya.

Ia tersenyum, membalikkan tubuhnya menghadapku.

"Good Morning baby" balasnya lalu mencium bibirku agresif. "Morning kiss hihi"

Ahhh god kalau saja kejadian tadi malam dapat ku ulang pagi ini. Seseorang tolong aku, Prilly menggodaku dan aku tak tahan akan itu.

"Lagi masak apa?" Tanyaku, segaja aku mengalihkan perhatianku dengan bertanya seperti itu. Aku tak mau masakannya gosong gara-gara aku melakukan hal yang tidak-tidak di pagi ini.

"Aku masak capcay sama ayam goreng. Kesukaan kamu tuh" jawabnya lalu kembali memasak.

"Kok km tau?" Tanyaku lagi.

"Iya dong, aku telpon Mama tadi subuh hehe yaudah aku belanja ke deket-deket sini dan taraaaaaaa aku masak iniiiiii di pagi pertama kita menjadi suami istri" jawabnya lagi lalu mengedipkan sebelah matanya.

Aku hanya tersenyum melihat tingkah lucunya, km kaya bukan seorang istri sayang, lebih tepatnya anak umur 15thn. "Ummh cayang istli" ucapku berkata seperti anak kecil. Prilly tertawa geli melihat tingkahku.

Author POV

Hari sudah menjelang siang. Prilly dan Ali sengaja tak keluar hotel hari ini. Mereka ingin menikmati hari-hari bulan madunya di hotel. Semua yang mereka butuhkan dapat mereka minta tanpa perlu repot-repot keluar kamar. Kini mereka bersantai sambil menonton tv.

"Sayang 1 minggu sepulang kita dari Honeymoon, kita pindah ke Jakarta ya" ucap Ali.

Prilly yang tadi sedang dalam rangkulan Ali, terbangun dan menatap Ali tajam.

"Kenapa mendadak?" Tanya Prilly singkat.

"Engga kok engga mendadak. Manajer aku udah beli rumah yang cukup besar untuk kita berdua di Jakarta" jawabku menjelaskan. "Please Prill, km tau kan apa pekerjaan aku sekarang. Aku butuh Jakarta untuk akses pekerjaan aku"

"Tapi pekerjaan aku gimana Li? Aku gak bisa keluar gitu aja dari kerjaanku. Kamu tau kan aku cinta sama pekerjaanku, bahkan sebelum aku cinta sama kamu" ucap Prilly tak mau kalah. Ia cemberut. Tak adil bagi dirinya.

"Sayang kamu punya waktu seminggu untuk ngomong sama atasan kamu. Radio tempat kamu kerja sekarang punya cabang di Jakarta kan?"

"Iya punya" ucap Prilly singkat. "Oke aku coba bilang sama atasanku. Tapi kalau gak bisa pindah ke cabang Jakarta, aku akan tetap di Bandung"

"Oke deal" Ali hanya tersenyum memandang wajah Prilly yang cemberut.

Hening. Prilly benar-benar marah pada Ali karena permintaan pemindahannya ke Jakarta. Tak kehilangan akal, Ali langsung membujuk Prilly dengan rayuan mautnya.

"Hey jangan ngambek gitu dong" ucap Ali menunjuk-nunjuk pipi chubby milik Prilly.

"Siapa yang ngambek" balas Prilly singkat.

"Yaudah kalau kamu masih ngambek, aku mau mandi terus ke pantai, pulang dari pantai aku mau makan malam diluar dengan pemandangan pantai yang indah dimalam hari" ucap Ali yang membuat Prilly melirik Ali sedikit, Prilly masih garang namun tak seperti tadi, wajahnya terlihat sedang berpikir sekarang.

Ali meninggalkan Prilly yang masih diam melipat tangannya di dada untuk ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, Ali masih tetap melihat Prilly yang terdiam. Kini wajah Prilly terlihat bingung.

"Yakin gak mau ikut?" Goda Ali sambil memakai kemeja tanpa lengannya.

"Ikuttttttttt" ucap Prilly manja.

"Hahaha yaudah ayoooo aku tunggu disini ya jangan pake lama" ajak Ali. Dengan cepat Prilly mencium pipi Ali dan berlari ke kamar mandi.

Tak lama Prilly sudah siap dengan baju pantainya.

"Yuuukkk" ajak Prilly semangat.

Ali duduk sambil menikmati ice cappucino instan nya hampir tersedak akibat ulah Prilly. Ali terpesona akan kecantikkan Prilly untuk kesekian kalinya.

"Ay....ayoooo" balas Ali terbata.

"Honey, something wrong?" Tanya Prilly bingung lalu melihat pakaiannya sendiri.

Ali menghampiri Prilly dan memeluk pinggang Prilly, tak ada jarak di antara mereka.

"Engga engga, kamu cantik, kamu sempurna sayang" jawab Ali mengelus punggung mulus Prilly. Mengecup bibir Prilly yang sudah diberi lipstik warna peach. Prilly pun menikmati kecupan yang Ali berikan.

"Sampai kapan kita kaya gini? Ayoooo katanya mau jalan-jalan ke pantai" ucap Prilly manja.

Ali tertawa kecil menampilkan barisan giginya yang rapih, menggandeng tangan mungil istrinya.

*

Hari semakin sore, Prilly dan Ali sudah cukup puas berjalan-jalan sekitar pantai. Menikmati keindahan laut sore sambil meminum es kelapa yang di beri 2 sedotan sekaligus.

Krukkkkk...krukkkk...

"Km laper?" Tanya Ali sambil tertawa.

"Bangettttt Li, laper banget" jawab Prilly polos. "Kita makan tuh cuma sarapan aja, siangnya kita ngemil-ngemil doang".

Ali berdiri dari duduknya, "Yukkkkk" ucap Ali memberikan tangannya untuk menggandeng Prilly kembali.

"Kemana?" Tanya Prilly lagi malas.

"Katanya laper?" Ali bertanya balik.

Dengan semangat Prilly menyambut uluran tangan Ali untuk menggandengnya.

Disebuah restoran berbau khas masakan Bali, dengan sebuah pemandangan pantai di malam hari, membuat Prilly cukup terkesima dengan pemandangan restoran ini. Cukup ramai, banyak pengunjung yang makan disana termasuk Ali dan Prilly yang tertarik untuk mencicipi makanan khas Bali.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

On RadioWhere stories live. Discover now