Chapter 19

13.2K 792 28
                                    

Ali terbangun dari tidurnya, masih dengan memegang tangan mungil Prilly erat. Prilly masih mengenakan selang infus di tangannya dan oksigen yg menempel di hidung dan mulutnya, Prilly belum sadarkan diri.

"Selamat pagi Prill" sapa Ali tersenyum lalu mencium kening Prilly singkat.

"Gimana tidurnya? Pasti nyenyak kan?" Tanya Ali yang jelas tidak akan mendapat jawaban dari Prilly. Ali tersenyum kecewa.

"Bangun dong Prill, aku kangen km yang selalu manggil aku Honey"

Tak lama Oma dan Gritte datang. Mereka sudah berniat untuk bergantian menjaga Prilly. Oma menghampiri Ali yang masih terduduk disamping Prilly.

"Nak Ali, lebih baik nak Ali pulang dan beristirahat. Nak Ali juga harus kuliah kan, nanti sore nak Ali bisa balik lagi kesini untuk menemani Prilly" ucap Oma sembari mengelus rambut Ali, Oma sudah menganggap Ali seperti cucunya sendiri.

"Iyaa Li, lo balik aja. Ada gue sama Oma kok yang jagain Prilly disini, lo gausah khawatir. Nanti kalo ada apa apa sama Prilly, gue pasti kabarin lo" ucap Gritte menambahkan.

Dengan berat hati, Ali terpaksa meninggalkan Prilly untuk beberapa jam. Ia harus sudah pulang dan beristirahat, rasa lengket dibadannya sudah makin terasa, perutnya pun sudah berbunyi sedari tadi malam.

"Kalo gitu, Ali pamit dulu Oma. Nanti sore setelah Ali beres sama urusan Ali, Ali kesini lagi buat jagain Prilly" balas Ali singkat.

"Nak Ali nanti setelah pulang kuliah, Oma mau minta tolong. Tolong bawakan beberapa pakaian Prilly ya" suruh Oma yang tentu dibalas anggukan kecil dari Ali. Ali berpamitan pada Oma dan Gritte, lalu melajukan mobilnya menuju rumah.

Tak butuh waktu lama untuk Ali bersiap-siap menuju kampus, ia sudah terlihat tampan seperti biasa. Ali melajukan mobilnya menuju kampus. Sesampainya dikampus, semua mata tertuju pada dirinya. Tak seperti biasanya, kini mata dan mulut setiap orang yang melihatnya terlihat seperti bergunjing membicarakannya. Samar-samar terdengar beberapa percakapan mereka yang sedikit menyinggung perasaan Ali.

"Hih si Ali jahat loh sama Prilly, masa dia masih pacaran sama Prilly malah balik lagi sama mantannya"
"Ah masa sih? Ali sayang banget kali sama Prilly"
"Heh elo gak tau aja, semalem Prilly kecelakaan gara-gara Ali"
Bla bla bla bla bla bla...

Ali berjalan menjauh dari mereka yang membicarakannya, ia muak dengan apa yang dibicarakan oleh mereka yang tak tahu dengan keadaan sesungguhnya, Ali lebih memilih masuk kedalam kelas.

Dikelas Ali terlihat lebih banyak diam, jelas saja ia memikirkan keadaan Prilly yang belum sadarkan diri hingga hari ini, terhitung baru 1 malam Prilly dirumah sakit ,tapi bagi Ali sudah seperti 1 bulan Prilly tak sadarkan diri. Kevin yang melihat Ali tak seperti biasanya lebih memilih diam walau hatinya risih melihat sikap sahabatnya itu, ia tak bisa melakukan apa-apa. Ia membayangkan apabila posisi Ali diisi olehnya dan posisi Prilly diisi oleh Mila, ia bisa merasakan apa yang Ali rasakan. Kevin menghampiri Ali yang diam tanpa kata.

"Li gue tau lo pasti terpukul dengan keadaan Prilly yang kaya gini tapi gue yakin Prilly kuat, Prilly pasti sadar demi lo, demi orang-orang yang sayang sama dia. Dia pasti sembuh" ucap Kevin menepuk pundak Ali.

Ali melirik kearah Kevin sekilas, "Thanks Vin" jawab Ali singkat.

"Oh iya gue sama Mila mau jenguk Prilly nanti sore, lo kerumah sakit jam berapa?" Tanya Kevin.

"Setelah kelas Pak Bandi selesai, gue langsung cabut kerumah sakit. Kita ketemu disana ya" jawab Ali dengan nada tak bersemangat.

Kelas Pak Bandi telah selesai, Ali melajukan mobilnya menuju rumah Prilly untuk mengambil beberapa baju Prilly yang Oma suruh tadi pagi.

On RadioWhere stories live. Discover now