Chapter 15

11.2K 746 9
                                    

(Short Part)

Ali bergegas melajukan mobilnya menuju Little White Cafe. Dengan perasaan penasaran Ali memasuki cafe tersebut dan disambut oleh seorang pelayan, tepat di depan pintu masuk cafe.

"Mas Ali ya?" Sapa pelayan wanita tersebut dengan ramah. "Mari mas sebelah sini" tambah pelayan itu menuju tempat duduk Ali.

Tempat duduk yang sudah bertanda Reserve itu memiliki 2 tempat duduk khusus, dan ada nama Ali disana.

Siapa orang yang seniat ini menyewakan tempat duduk khusus buat gue? Gumam Ali dalam hati.

"Ada yang bisa saya bantu lagi Mas?" Tanya pelayan tersebut masih dengan senyum lebarnya.

"Hm gausah, makasih" Ali duduk terdiam, sesekali ia membuka handphone nya hanya untuk mengabari Prilly.

Sayang aku lagi di luar dulu ya ada urusan. Love, Ali

Send

Tak berapa lama seorang gadis memakai rok mini pink dan baju tanpa lengan berwarna putih itu menghampiri Ali.

"Li" sapa gadis itu dengan nada suara yang bergetar ragu.

Ali menengok kearah suara yang memanggil namanya. "Metta! Lo ngapain disini?" Tanya Ali bingung.

"Gue mau ngomong sama lo" jawab Metta dan duduk berhadapan dengan Ali.

"Mau ngomong apa? Kita udah berakhir dari 5 tahun yang lalu" ucap Ali sedikit kaku, sudah lama ia tak berbicara sedekat ini dengan gadis yang pernah sangat ia cintai.

"Li please gue mau lo balik lagi sama gue, gue nyesel pernah ninggalin lo dulu" ucap Metta kekeuh, memegang kedua tangan Ali.

"Gak bisa Mett, kita udah gak punya hubungan apa apa lagi" bantah Ali, melepaskan tangan Metta perlahan.

"Gue janji Li gue gak bakalan bikin lo sakit hati lagi dan gue janji kita bakalan bersama selamanya. Gue sayang sama lo Li" ucap Metta mulai menitikan air matanya.

"Metta harusnya lo tau sekarang gue cowok orang, bahkan cowok dari sahabat lo sendiri Met" Ali sedikit iba dengan Metta yang mulai menangis. Ali paling tidak bisa melihat seorang gadis menangis dihadapannya.

Metta terdiam, ia hanya menangis merutuki kebodohannya dulu yang telah meninggalkan Ali begitu saja.

Ali mengusap air mata di pipi Metta, ia benar-benar tak tega harus melihat Metta menangis seperti ini.

"Udah lo gak usah nangis, keadaan kita udah beda. Gue harap lo terima keadaan kita kaya sekarang. Gue sayang sama Prilly, gue harap lo ngerti"

Ali mulai berdiri dan beranjak pergi dari tempat duduknya. Tapi Metta menahan Ali dengan memeluknya dari belakang. Ali hanya diam dan terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Metta.

"Gue minta maaf Li" ucap Metta masih memeluk Ali.

Ali membalikkan tubuhnya menghadap Metta melepaskan pelukkan Metta di punggungnya dan memegang pipi lalu menghapus air mata Metta ,"Gue udah maafin lo bahkan sebelum lo minta maaf sama gue. Gue harap lo bisa ngerti keadaan kita sekarang, semuanya udah beda. Gue sayang sama Prilly, gue cinta sama dia dan gue gak mungkin bikin dia kecewa. Sorry Met, gue harus pergi"

Ali meninggalkan Metta yang masih menangis dan terpaku melihat punggung Ali yang berlalu di hadapannya.
Setelah memastikan Ali sudah pergi, Metta tersenyum licik.

- - - - - - - - - - - - -

Prilly berjalan menuju halaman rumah Oma. Dengan memakai celana overall jeans pendek berwarna navy, topi , serta peralatan tanaman di tangannya. Prilly bersiap untuk bercocok tanam sore itu, merawat beberapa tanaman kesayangan Oma yang sudah jarang Oma tengok karena usianya yang tak muda lagi.

Tint... Tint...
Suara mobil Ali tepat didepan rumah Oma Prilly. Prilly menoleh kearah suara klakson didepan rumah Oma.
Ali turun dari mobil dan menyapa Prilly.

"Haiii sayang" sapa Ali mesra.

Prilly berjalan kearah Ali masih memakai sarung tangan dan membawa gunting, "Haiii, kok kesini gak bilang-bilang sih?" Tanya Prilly.

Ali merangkul pinggang Prilly, mengecup pipi kanan kiri dan kening Prilly mesra.
"Tadi aku abis dari luar, langsung kesini deh. Pingin ngajakin km jalan"

"Sekarang banget? Aku harus mandi dulu Li, gak liat apa keringetan gini?" Ucap Prilly.

Ali mengusap kening Prilly yang penuh dengan keringat. "Udah cantik kok, jangan ganti baju ah. Aku suka liat km kaya gini, yukkk"

"Tapi Li..."

"Pamit aja dulu sama Oma, terus km ambil tas sama ganti sepatu"

"Yaudah deh kalo gitu, yuk masukkkk. Oma lagi didalem, biasa lagi ngejait syal"

Prilly menuntun Ali masuk kedalam rumah. Sementara Prilly mengambil tas dan berganti sepatu, Ali mengobrol dengan Oma. Tak lama Prilly turun masih mengenakan overall jeans pendek namun berwarna biru muda dengan kaos pink polos, ditambah sepatu tali berwarna kuning cerah dan slingbag berwarna coklat. Prilly terlihat lebih colorfull sore itu.

"Duh cucu Oma cantik banget sih, ceria banget pake baju pink sama sepatu kuning" goda Oma.

"Iya Oma Prilly cantik, beruntung Ali bisa dapetin cewek cantik kaya Prilly" puji Ali.

"Deuhhh gombal nih ya gombal kalian hihi" ucap Prilly malu-malu. "Hmm Oma Illy sama Ali pergi dulu ya" tambah Prilly berpamitan pada Oma.

"Iya Oma Ali pamit ajak Prilly pergi ya, Assalamualaikum" ucap Ali lalu mencium tangan Oma.

"Hati-hati ya nak Ali, jangan malam-malam pulangnya" balas Oma tersenyum.

Ali dan Prilly berjalan menuju mobil. Seperti biasa, Ali membukakan pintu untuk Prilly. Ali melajukan mobilnya kesalahsatu mall terbesar di Bandung.

"Kenapa kita kesini?" Tanya Prilly sedikit heran karena Ali membawanya ke Paris Van Java Bandung.

"Aku pingin pacaran normal dulu sama km, maksudnya jalan-jalan ke mall gitu terus kita nonton, makan. Kita belum pernah jalan berdua kan?" Jawab Ali.

"Belum" balas Prilly lalu turun dari mobil.

Ali menggandeng tangan Prilly possesif, tak melepaskannya sedikitpun, angin pun tak tembus karena eratnya gandengan Ali di tangan Prilly.

Ali memesan 2 ticket bioskop lalu menghampiri Prilly yang sedang membeli popcorn dan softdrink.

"Tadaaaaa.... liat aku bawa apa?"

"Aliiii!!! Ini kan film kesukaan aku, doraemon ahhhh ini episode terakhir Stand by me" ucap Prilly senang.

"Makannya aku ajak km kesini karena aku tau bahwa km pasti belum nonton film ini" balas Ali tersenyum, menampilkan giginya yang rapih.

"Ahhhh makasih ya honey" ucap Prilly lagi lalu memeluk Ali singkat.

"Sama-sama sayang, yaudah yuk kita masuk, sebentar lagi filmnya mulai" balas Ali kembali menggandeng tangan Prilly.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

On RadioWhere stories live. Discover now