14. orang baru

12 3 5
                                    

Jika seseorang ingin pergi, apa kita terus menahan nya? Bukan kah, terlalu egois untuk kita pertahankan, hmm?

•••••••

Setelah kejadian itu, saat Bian tidak sengaja mengutarakan isi hatinya didepan teman - temannya, tanpa menyadari ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka.

Zizi yang mengenal sikap keras kepalanya Bian, begitu dengan mereka selaku geng astro yang sudah tahu betul bagaimana pola pikir lelaki itu, mereka hanya membiarkan. Biarkan lah masalah diantara Bian dengan Tasya menjadi urusannya sendiri.

Mereka sudah cukup kecewa mendengar kenyataannya.

Kenyataan, bahwa seorang laki-laki manja dan kesayangan mami papinya kini malah berbalik sikap. Bahkan dirinya sudah terbilang sangat brengsek.

****

Didalam kelas, seperti biasa Tasya membantu Tiara menyalin tugas yang perempuan itu lupakan. Tiara memang sering nyontek kepada Tasya maupun Zizi. Itu sudah menjadi kebiasaanya.

Kesibukan mereka yang sedang terfokus kini teralihkan dengan suara bariton lelaki yang sudah satu Minggu kini ia hindari.

"Hai cewe, apa kabar?"

"Gue baik bi"

"Bukan Lo ti!" Kesal Bian

"Yaa... kan gue cewe Bi"

Bian menggaruk lehernya yang tidak gatal "iyasih, tapi yang gue maksud tuh gadis cantik yang sedari tadi diam menunduk disamping Lo"

"Sehat bi" bukan Tasya yang menjawab, melainkan Tiara

Bian memutar matanya jengah, tidak Galang, tidak Tiara sama-sama perusak.

"Sya, nanti balik sekolah ada waktu gak?"

"Mau apa?"

"Boleh minta waktunya sebentar?"

"Untuk?"

"Sya ayolahh... Kita cuman putus, tidak menyangkut untuk putus silahturahmi juga kali sya"

"Tapi untuk apa? Kita udah bukan siapa-siapa lagi bi"

"Tapi kita pernah jadi dua orang yang istimewa loh sya"

"Itu dulu" jawab Tasya sangat singkat, dia tidak ingin meladeni Bian kembali, hatinya masih terkikih sakit. Perlakuan yang kemarin ia ucapkan secara tidak menahannya untuk bertahan kini sudah luntur di benteng pertahanan Tasya.

Tasya hanya menghela nafas berat. Kini wajah lelaki itu sudah berubah menjadi mode serius. Yang artinya dimana keinginannya tidak bisa dibantahkan, dan Tasya masih mengikuti kemauannya.

"Mau kemana?"

Bian mengulum senyum mendengar ucapan Tasya sebagai menerima ajakan nya.

"Kerumah Bian, mami kangen kamu, papi juga. Bian juga" terakhir ungkapan lelaki itu membuat Tiara yang menjadi pendengar dua sejoli itu terkekeh geli.

"Ternyata masih anak mami, tapi berani main hati"

"Diem Lo sumpelan kentut"

"Yee... Jones"

"Apaantuh?"

"Jomblo ngenes hahah"

"Syaa" rengek Bian kepada perempuan yang masih saja diam.

"Jiahaha anak mami aduan, inget coy udah bukan siapa-siapa lagi"

"Stt Tiara! Udah ah"

"Wleee" Bian pun menjulurkan lidah nya kearah perempuan yang dikuncir asal itu dengan ekspresi meledek.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Apr 12, 2023 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

KISAH BIAN (ON GOING)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz