5. Bian mojok

57 63 58
                                    

----->>-----

SMA BINA SENJA

"Gue ga abis pikir deh sama sih Tasya kok dia tahan ya sama cowo kaya Bian"

"Cinta itu buta sal, bikin bego juga"

"Kalo udah cinta semua nya jadi hitam, gelap. Sampe-sampe dia lupa kalo dia juga jadi selingkuhan"

"Tapi gue akui Tasya punya hati yang begitu kuat anjir"

"Gue kalo diposisi dia udah minta putus, terus ketemu cewe nya gue acak - acak mukanya"

"Tadi juga sebelum bel, gue liat Bian mojok sama sih Sifa"

"Sifa yang pake seragam ketat itu?"

"Iya"

"Anjirlah hati Tasya kuat banget"

"Gue rasa Bian main rapih, buktinya sih Tasya ga tahu apa-apa"

Ketiga siswi itu, keluar dari kamar mandi tanpa mereka sadar bahwa pembicaraan mereka sangat didenger oleh perempuan yang bersembunyi dibalik bilik

Tasya keluar  dengan hati-hati, melihat kesana-kemari. Sebenarnya ia tidak berniat bersembunyi, saat ia ingin keluar dengan tidak sengaja ia mendengar percakapan siswi lain yang membicarakan dirinya dan Tasya menahan kakinya agar tidak keluar dulu sampai ia mendengarkan sampai selesai.

Ia berdiri di pantulan kaca dan wastafel.

Menarik nafasnya dalam-dalam. Semua pembicaraan ketiga siswi itu sangat jelas di dengar olehnya

Sakit? Sudah pasti, tapi apa boleh buat. Tasya sudah sangat mencintai lelaki itu, lelaki yang membuat hari-harinya selalu bersemangat

Apa yang akan Tasya lakukan setelah tau? Apalagi, selain hanya memendam dan diam

Sebenernya, sudah sangat lama Tasya mengetahui sifat Bian yang gak akan bisa mengharapkannya untuk berubah, Tasya terlalu memiliki hati yang lembut, wajahnya yang polos membuat siapa saja rela memanfaatkannya.

Tasya berjalan keluar, disana sudah ramai dengan murid yang berlalu-lalang di koridor. Jam istirahat baru saja dimulai, Tasya berjalan sesuai keinginannya tanpa memperdulikan seseorang memanggil namanya.

Entah, apa yang perempuan itu lakukan. Yang jelas Tasya hanya mengikuti kata hatinya, berjalan menelusuri koridor, langkah kakinya menggeser kesana - kemari. Hingga tubuhnya berhenti di belakang sekolah.

Tasya mengerjapkan matanya berkali-kali, tanpa sadar dia sudah berjalan lebih dalam. Belakang sekolah terdapat tanaman dan sebuah gudang kosong tak terhuni.

Tasya menarik nafasnya gusar, saat ini pikiran dan hatinya sedang tidak bisa ia kontrol, Tasya berusaha ucapan yang ketiga siswi tadi adalah kebohongan.

"Bego Tasya udah jelas Bian udah janji sama Lo dia ngga akan main cewe lagi, kenapa sih Tasya harus percaya omongan orang lain" gumamnya pada diri sendiri

Perempuan itu berbalik, ingin meninggalkan tempat itu

Dugh

"Awsss"

Erang Tasya yang tidak sengaja jidatnya membentur sesuatu. Gadis itu mengusap kepalanya sangat lembut tanpa berniat melihat sosok yang ia tabrak

"Hati-hati"

Tasya mengerjit suaranya kaya kenal, Tasya mendongakkan kepala nya dengan mata meringis

"Galang" bibirnya begitu saja terbuka menyebutkan nama lelaki itu

KISAH BIAN (ON GOING)Where stories live. Discover now