48

6.2K 364 12
                                    

Ada yang nungguin Galih -  Savanna ga?

******

Galih berkali-kali mencoba tersenyum namun gagal saat air mata Savanna tak henti turun dari mata indahnya. Padahal, dia sangat bahagia hari ini bisa bertemu kembali dengan Savanna setelah sekian lama waktu yang menyiksa ini. Maka Ia membiarkan wanita itu menangis sambil tetap memeluknya dengan erat.

"Pak, saya tidak bisa berhenti menangis," adu Savanna. Hidungnya menjadi merah dan matanya sembab akibatnya. Tapi anehnya, Galih kini merasa gemas karena Savanna merengek ingin berhenti menangis namun matanya tak mau bekerja sama.

"Na....saya disini. Tidak kemana-mana."

"You better not." balas Savanna dengan suara sedikit serak kemudian menyamankan letak kepalanya dalam pelukan Galih.

Ini gila. Pikir Savanna. Dia tidak sudah gila dan tidak bisa berpikir jernih lagi. Dia sudah ditahap mengabaikan batasan yang dia buat sendiri dan itu semua karena Galih yang sangat Ia rindukan itu.

Entah berapa lama waktu yang mereka ambil untuk melepaskan rasa rindu yang membelenggu perasaan mereka selama tiga bulan ini. Hujan telah reda saat mereka kembali ke pusat kesadaran dan saling melempar senyum lebar.

Dulu, Savanna yang akan menyapu air mata Galih saat netra lelaki itu menumpahkan benih-benih frustasinya. Kemudian kini Galih yang balik menyapu bekas aliran sungai yang terbentuk alami di pipi Savanna setelah puas menangis. Usapan lembut dan menenangkan itu membuat perasaan Savanna jauh lebih baik.

"Do you miss me badly, Na?" tanya Galih menggoda Savanna setelah wanita itu tenang.

Ia berhenti menangis dan kini bisa menetralkan kembali suasana hatinya dan membalas menatap Galih dengan lirikan sinis. "Idih!" serunya. Savanna menolak menjawab dan memalingkan wajahnya dari Galih yang membuat lelaki itu tertawa kecil.

"Jadi hanya saya yang merindukan kamu?"

Harusnya Savanna tak perlu tersipu dengan pertanyaan cheesy seperti itu, tapi karena yang mengatakan itu adalah orang spesial di hatinya, maka pipi tak tahu malu nya dengan tanpa ijin langsung memberikan reaksi merah merona yang membuat Galih terbahak setelah menyadari bahwa kini Savanna menahan malu. Kini tak hanya hidung dan matanya yang merah, namun seluruh wajahnya.

Galih puas.

Dia mengatakan kebenaran. Dia memang merindukan perempuan itu. Lebih dari akal sehatnya bisa bayangkan. Namun, dia tak menyangka akan melihat sisi Savanna yang malu-malu seperti itu di depan matanya. Dia juga banyak menolak menjawab pertanyaan Galih dan berdalih sedikit merajuk. Itu menggemaskan.

Sekarang Galih merasa menyesal, kenapa setelah lima tahun bersama dia tak pernah menyadari bahwa Savanna punya sisi menggemas ini dalam dirinya. Yang selalu dia lihat, hanya Savanna perempuan tangguh, mandiri dan berhati lapang.

"Kamu kok tiba-tiba jadi gemas gini sih, Na? Sejak kapan?" tanya Galih sambil mencubit pipi Savanna, Ia benar-benar tak bisa menahan diri.

"Iih!! Apa sih? Orang aku memang menggemaskan dari dulu." tepis Savanna.

"Biasanya kayak macan betina, Na. Galaknya minta ampun."

"Idiih..!!!" balas Savanna tidak terima, "Biasanya juga yang galak itu Bapak. Suka ngusir orang, tukang ngambek dan manja kayak bayi." ucap Savanna membombardir aib Galih dalam satu tarikan nafas.

"Naaaa!!" seru Galih.

Kini gentian Savanna yang tertawa puas karena sukses membuat Galih kesal. Ia puas balas menggoda lelaki yang mempunyai kesabaran setipis tisu itu.

Istri Untuk Pak Bos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang