43

5.3K 381 14
                                    

Savanna POV

Aku lupa kapan terakhir bisa bekerja dengan damai bersama Pak Galih. Sekarang, lelaki itu semakin menyebalkan dan sialnya, bahkan sikap menyebalkan nya tidak membuat perasaanku pada lelaki itu berkurang sedikit pun.

Menyadari bahwa perasaan ini tidak akan berakhir dengan baik, aku semakin ingin segera memutus kontrak kerja dengan atasan ku yang satu itu.

Benar seperti kata Pamela, siapa yang bisa menolak pesona seorang Galih yang tampan rupawan, berpendidikan tinggi dan juga memiliki harta yang melimpah. Aku tak tahu apa yang membuat aku jatuh cinta pada lelaki itu, namun selama lima tahun bersama bisa aku katakan bahwa Pak Galih adalah lelaki yang cukup pantas dicintai. Mustahil manusia terlahir tanpa kekurangan, namun anehnya aku tak pernah keberatan dengan kekurangan Pak Galih. Bahkan saat lelaki itu sedikit redflag, aku juga tidak keberatan.

Besok paginya, aku dikejutkan dengan dering dari ponselku. Aku bangkit dari tempat tidur saat jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Hari itu, aku berniat untuk tidak masuk kantor. Aku belum siap berhadapan dengan Pak Galih setelah kemarin kami beradu urat lagi. Akhir-akhir ini hubungan kami semakin tidak profesional dan itu sedikit membuatku tak nyaman.

Itu adalah panggilan dari Sea yang membuatku harus terjaga.

"Bu, surat pemutusan kontrak ibu sudah keluar." lapornya pada ku setelah menyapaku dengan ucapan selamat pagi. Suara bass lelaki itu terngiang-ngiang di otakku sambil memproses berita yang baru saja aku dengarkan.

Surat pemutusan kontrak?

"K-kamu serius?" tanyaku memastikan. Suara dengung yang entah dari mana asalnya tiba-tiba masuk ke telingaku membuat dadaku sedikit sesak dalam seketika datang.

"Serius, Bu. Pak Galih juga menunggu ibu di kantor." tambah Sea setelahnya.

Seharusnya aku senang setelah menerima berita itu, tapi entah kenapa mataku menjadi panas dan air mata perlahan-lahan turun membasahi pipiku. Aku sedih dengan alasan yang aku sendiri tak tahu jelasnya.

Mulai sekarang, tidak ada lagi nona sekretaris dari wakil pimpinan Ourban Group. Aku tak akan lama lagi akan meninggalkan kebiasaan ku selama lima tahun ini, aku tidak akan bertemu dengan Pak Galih lagi di masa depan, tak ada lagi alasan kami untuk bertemu dan itu semakin membuatku bersedih.

Kini aku tahu, patah hati juga bisa dialami oleh orang seperti ku. Cinta yang berlayar sendiri memang jauh lebih berat, ditambah dengan patah hati karena perpisahan yang semakin dekat maka menambah kadar sakit ku.

Sampai di kantor, aku di sambut oleh Sagara dengan wajah merajuk. Begitu melihatku, Ia langsung di langsung masuk ke dalam ruangannya dan menutup pintu. Sengaja menghindari ku.

"Sagara marah dengan keputusan Pak Galih, Bu." Adu Sea pada Savanna yang berada di meja kerjanya, tepat di depan ruangan Pak Galih.

"Iya, tidak apa. Nanti saya akan bicara dengan Sagara." Kataku sambil menoleh sekilas pada pintu ruangan Sagara yang tertutup lalu menghembuskan nafas panjang. Ada banyak hal yang akan aku tinggalkan nanti salah satunya Sagara, rekan kerjaku selama dua tahun belakangan. Sagara dan Galih punya sifat menyebalkan yang sama kadang kala, mereka harus dibujuk jika sesuatu tidak sesuai dengan keinginan mereka.

Dengan Sagara yang sudah mencak-mencak kala hari saat mendengarnya akan resign, tak heran jika sekarang lelaki cantik itu semakin bete.

Aku menyerahkan ATM milikku pada Sea, "Tolong ajak Sagara keluar makan siang di tempat yang dia mau. Saya menyusul setelah bertemu dengan Bapak." kataku kemudian. Sea langsung menuruti permintaan ku dan melangkah menyusul Sagara dalam ruangannya.

Aku masuk ke ruangan Pak Galih setelah mengetuk pintu, lelaki itu duduk di singgasananya dengan tenang dan tersenyum kecil saat melihat kemunculanku. Seakan-akan lelaki itu telah lama menanti kehadiran ku di dalam ruangannya.

Istri Untuk Pak Bos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang