26

5.4K 340 3
                                    

Vote and comment dibawah!!!
Happy reading, Teerak!!
❤️❤️❤️❤️

Jam menunjukkan pukul 08.30 saat Savanna sampai di kantor, Ia menaruh tas dan barang bawaannya di atas meja kemudian melangkah menuju ruang atasannya. Savanna memulai dengan menyibak gorden yang menutupi kaca besar di ruang bos nya itu kemudian membereskan meja yang terdapat beberapa berkas yang belum diperiksa. Cahaya yang dipantulkan lewat jendela membuat ruang bernuansa temaram itu menjadi terang dan cerah. Tak lupa seperti biasa, wanita yang hari ini memakai setelan serba hitam itu juga memeriksa stok pakaian di lemari dan juga isi dari lemari es mini yang selalu nya penuh dengan minuman kemasan dingin dan juga cemilan. Setelah memastikan semuanya sempurna, Savanna keluar dari ruang atasannya.

Sagara berdiri menjulang di depan meja kerja Savanna menyambut kedatangannya.

"Good morning, Sagara." Sapa Savanna ramah. Lelaki berkulit putih mulus itu tak menjawab sapaan Savanna, Ia memalingkan wajah dengan bibir maju tiga centi serta melipat tangannya di dada.

"Aku ngambek." katanya lalu langsung meninggalkan meja Savanna dan berlalu ke ruangan kerjanya sendiri di bilik direktur proyek. Savanna tak sempat bereaksi apapun dan hanya bisa melihat punggung lebar Sagara yang perlahan menjauh dari pandangan matanya.

Ini masih tentang hari kemarin tebak Savanna dalam hati. Tidak salah kalau Savanna memanggilnya 'baby' dengan tingkah imut seperti itu. Merajuk yang tiada akhir.

"Eh?" Savanna sedikit terkejut saat menyadari ada paper bag coklat dari gerai kopi terkenal yang berbasis di Seattle itu di atas mejanya. Harum kopi menusuk hidungnya membuat Savanna tersenyum kecil dan menggelengkan kepala. Sagara, bocah itu sangat menggemaskan akhir-akhir ini. Katanya merajuk, namun membelikannya kopi dan juga ada brownis coklat di dalam paper bag yang dibawanya. Savanna tak akan salah menebak, itu pasti dari Sagara. Lelaki itu tahu varian rasa kopi favorit yang sering di minumnya yaitu caffe latte.

Ada catatan kecil yang terselip di sana yang membuat pagi Savanna sangat terhibur.

'I hate you but can't stop thinking about you.'

Sebagai gantinya, Savanna mengirim pesan pada Sagara bahwa Ia akan mentraktir lelaki makan siang apapun yang dia mau.

Sagara : Aku tidak akan sungkan.

Setelah membaca balasan pesan dari Sagara, Savanna menutup ponsel pribadinya dan menyimpannya di dalam tas. Ia harus membuat kopi untuk Galih yang mungkin akan tiba beberapa saat lagi sebelum video conferences dengan klien dilakukan.

Namun, pagi itu hingga kepulan asap dari kopi itu hilang, Galih tak sampai ke kantor. Savanna langsung menghubungi sahabat dari atasan nya yaitu Pak Reza guna menanyakan apakah Galih bersama nya hingga pagi tadi. Jawaban dari Pak Reza membuat Savanna sedikit khawatir. Ponsel lelaki itu juga tak dapat di hubungi.

Sebagai sekretaris Galih, Savanna membatalkan beberapa pertemuan dengan klien penting hari ini, Ia harus menjadwalkan ulang beberapa pertemuan karena Galih yang tiba-tiba tidak muncul di kantor.

Savanna menghubungi Gama untuk memastikan keberadaan lelaki itu namun tidak mendapat jawaban. Dia tebak, Gama sedang sibuk dengan pasien dan tak memegang ponselnya.

Ini benar-benar tidak biasa, Galih menghilang begitu saja. Biasanya, Galih akan menghubunginya jika sesuatu terjadi, paling tidak mengabarinya sehari sebelumnya jika hari ini tidak ingin datang ke kantor.

Hingga mata hari sudah menggantung terang di atas langit pun Galih masih dengan kesunyiannya. Sagara memperhatikan Savanna yang hanya mengaduk-aduk makanan nya dengan mata tak fokus, sesekali wanita itu akan terus mengecek ponselnya. Savanna memenuhi janjinya untuk mentraktir Sagara makan siang dan lelaki itu sengaja memilih restoran terkenal di sebuah mall yang biasa Ia kunjungi saat Pak Reza memiliki klien tertentu. Makanannya mahal dan enak, Sagara tidak akan bisa sering-sering menyantapnya jika bukan karena Pak Reza.

Istri Untuk Pak Bos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang