2

13.3K 708 15
                                    


Aku menginap di rumah Reza malam itu. Malas untuk pulang ke rumah. Mama pasti akan menerorku dengan perihal kencan buta dengan wanita-wanita pilihannya lagi dan aku sudah muak mendengarnya. Tidak di rumah, ponsel dan kantorku juga rentan diteror oleh mama ku yang sangat ditaktor itu.

Tok..tok..tok.

Pintu kamarku di ketuk dari luar kemudian seseorang membukanya. Itu Zafran. Bocah berkulit putih terang itu selalu ingin tidur bersamaku jika aku menginap dirumahnya.

"Bolehkah aku tidur dengan paman?" tanyanya padaku. Matanya yang bulat memandangkan ku dengan lucu. Sungguh aku tidka tega menolak permintaan bocah imut itu.

"Tentu saja, kemarilah!"

Zafran menutup kembali pintu dan beranjak menaiki ranjangku. Ia langsung masuk ke dalam selimut dan meletakkan kepalanya di lenganku.

"Kenapa? Apa kamu mimpi buruk?" tanyaku. Ia menggeleng kecil lantas memelukku lebih erat.

"Tidak, hanya saja aku ingin tidur dengan paman," katanya, "Mama bilang, sebentar lagi paman akan menikah,"

"Mama bilang begitu?" selorohku.

"Iya, aku pikir, setelah menikah nanti pasti paman tidak akan sering menginap di rumah lagi," katanya dengan sedih. Aku terhibur mendengarnya.

Dari banyak-banyak orang, hanya Zafran yang sedih jika aku menikah. Dasar bocah menggemaskan.

"Haha," aku terkekeh kecil, "Tentu saja tidak begitu, paman tetap akan sering menginap disini. Nanti istri paman juga akan diajak," jelasku mencoba menenangkannya yang mulai sedih.

"Ah, kalau begitu aku tidak bisa lagi tidur bersama paman," katanya lebih sedih dari sebelumnya. Ia mempautkan bibirnya kecil.

"Tentu saja bisa, kamu akan tidur diantara paman dan istri paman nanti."

"Bagaimana jika nanti paman punya adik bayi, apakah aku juga tetap boleh tidur dengan paman? Ah pasti tidak bisa, adik bayi kan rewel dan suka menangis." Celetuknya dengan sebal. Wajahnya kentara tak suka namun itu malah tampak sangat imut di mataku. Oh Reza, bagaimana bisa Zafran bisa sangat menggemaskan? Tidak sama sekali seperti bapaknya yang menjengkelkan.

"Hahahaha.." aku tertawa puas mendengar pernyataan polosnya.

Adik bayi apa nya? Calon ibu bayinya saja belum tampak hilalnya, bagaimana bisa aku memiliki adik bayi. Oh Zafran, kamu terlalu berpikir jauh.

"Menurut mu, bagaimana kalau paman menikah dengan Tante Rubi, apa kamu setuju?" tanya ku tiba saja mengingat wanita bernama Rubi yang tadi aku lihat di pesta ulang tahunnya.

Dia yang paling mencuri perhatianku tadi. Dari banyak-banyak teman Fanya, hanya Tante Rubi itu yang membuatku salah fokus.

"Tante Rubi baik, aku menyukainya. Apalagi dia sangat pintar,"

"Benarkah?"

"Iya, benar. Aku juga sering diceritakan tentang sejarah kuil-kuil kuno di negara-negara Eropa, aku sangat senang mendengarkan dia bercerita." Kata Zafran bersemangat.

Zafran adalah bocah yang jujur dan too clingy. Dia akan jatuh hati langsung pada orang yang punya hal positif. Untuk mendekati pria mungil itu cukup dengan menunjukkan kualitas otak dan personality yang menyenangkan, maka Zafran akan jatuh ke dalam pelukan. Dia anak kecil yang pintar, sama seperti ayah dan ibunya. Wajar saja, cucu profesor.

Tak heran Ia menyukai Tante Rubi itu. Wanita itu pandai bercerita katanya dan juga memberinya banyak buku ensiklopedia. Buku favorit Zafran yang sekarang sudah punya banyak koleksinya.

Istri Untuk Pak Bos ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang