Suara tawaan Daren menggema di dalam ruangan, kali ini d8q merasa puas dengan apa yang di lakukannya. Meskipun sadar, jika semua ini akan berpengaruh pada dirinya sendiri.

Tiba tiba terdengar suara langkah kaki yang mendekati ruangan.

"Daren berhenti! Lepaskan Syela!" pinta pak Adi.

Ternyata pak Adi, Nando dan Fatur datang bersamaan saat mendengar kabar bahwa Erlan dkk pergi ke club.

"Iya bang lepasin, jangan pake emosi, masih bisa di selesain pake kepala dingin," ucap Fatur.

Daren menghembuskan napas dan melepaskan Syela dalam kungkungannya. "Selamat lo sekarang!"

"Kalian ini sudah membuat saya malu! Kita datang ke sini bukan untuk main main! Tapi dengan cerobohnya kalian mencoreng nama baik sekolah kita sendiri!" kecewa pak Adi.

"Saya pikir kalian bisa bersikap dewasa! Ternyata sama aja kayak anak SD!"

Daren dan Syela menunduk.

"Maaf pak."

"Saya tidak butuh kata maaf! Sekarang juga! Daren, Erlan, Syela! Kalian bertiga ikut saya bersama teman teman kalian yang lain untuk masa rehabilitas!"

"T-tapi pak, besok kita jadi pulang ke indonesia kan?" tanya Syela.

"Tidak jadi! Gara gara kalian semua kepulangan kita di tunda!"

"HAH? Yang bener aja pak! Batas waktu kita kan cuma sampai hari ini! Tiket pesawat saya sia sia dong kalo kaya gitu!" protes Daren mengusap kasar wajahnya.

"Itu bukan urusan saya! Yang jelas kita gak jadi pulang! Kita tunggu sampai keadaan mereda!"

"Ayo! Kalian semua ikut saya!" perintahnya.

Dengan berat hati mereka mengikuti apa kata pak Adi. Mereka semua keluar dari ruangan dengan Erlan yang di papah oleh Fatur dan Nando, adik kelasnya.

°°°°


Gelapnya malam telah terganti, cahaya sinar matahari menyinari ibukota jakarta, semua orang menjalankan aktivitas seperti biasa di gedung gedung tinggi.

"Lo harus makan Nin, gue suapin ya, buka mulut lo, aaaaa." Lexa menyodorkan sendok di depan mulut Anin.

"Enggak Sa! Gue gak mau..." rengek Anin menolak mentah mentah untuk yang kesekian kalinya.

"Tapi lo harus makan Nin! Tadi gue yang suapin, lo gak mau, sekarang sama Lexa gak mau juga, mau lo apa sih," ucap Agnes.

"Ya intinya gue gak mau!" balas Anin.

Lexa sudah menyerah, menaruh kembali mangkuk berisi bubur di atas meja.

"Lo mau makanan yang lain? Gue beliin deh, lo mau apa?" tawar Lexa.

"Nggak Sa, gue gak mau makan apa apa," lirih Anin, Anin menunduk memperhatikan tangannya yang di pasang infus.

"Lo lupa apa kata sepupu lo tadi? Lo harus banyak makan, apalagi kondisi kesehatan lo yang lagi memburuk, udah mah badan kurus kering kayak gini kalo lo gak makan ya udah jelas kaya triplek," ucap Agnes.

Plak

Lexa menggeplak Agnes. "Lo kalo mau ngehina mininal ngaca dulu lah anjir!"

"Dih apaan, gue mah bahenol gini, banyak isinya."

"Iya kaya kudanil!" ketus Lexa.

Anin terkekeh geli menyaksikan sahabatnya yang saling adu mulut, disaat kondisi seperti ini mereka berdua selalu saja ada cara untuk menghiburnya, dan soal ucapan Agnes tadi itu hanya candaan biasa baginya, jadi tidak menganggap serius.

"Nah gitu dong ketawa!" seru Lexa melihat Anin yang diam diam menyunggingkan senyuman.

"Salah lo Nes kalo lo nganggap gue kurus kering kaya triplek! Gue ini body koreah! Cuma salah negara aja," ujar Anin membenarkan ucapan Agnes.

"Hooh bener! Kurus salah, berisi salah, emang paling bener kita pindah negara ajalah," balas Agnes.

Mereka tertawa terbahak bahak. Kalo sudah sefrekuensi gini memang paling seru. Semua rasa sedih bisa mereda.

"Nin, lo udah sarapan?" Agres datang memecahkan keramaian.

"Eh, Res, hehe." Anin menggaruk pipinya.

Agres menaikkan alisnya. "Ngapain lo hehe hehe?"

"Bentaran deh gue makannya, gara gara mereka berdua nih gue gak makan makan," adu Anin.

Seketika Agnes dan Lexa melotot. "Anying! Mana ada! Orang lo sendiri yang ngotot gak mau makan kok!"

"Fintah huuu fitnah.... Gak bener itu Res, mereka berdua kok yang salah, gue mah mau makan, tapi mereka nya aja yang ngajak becanda mulu."

Agres melayangkan tatapan datar. "Gak usah banyak drama! Cepet sarapan! Gue tunggu sepuluh menit lagi! Kalo sampe lo belum sarapan juga, gue terbangin lo ke luar negeri sekarang ya!" ancamnya.

"Ih ko gitu sih ngancemnya? Ah lo mah gak asik!" Anin mengerucutkan bibirnya.

"Gak usah di manyum manyunin gitu bibirnya, lo udah jelek tambah jelek!"

"Bodo amat!"

"Tapi gue gak mau makan bubur Res...."

"Trus mau makan apa?"

"Makan lo aja boleh gak."

"KANIBAL."

ERLANGGA | ENDΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα