25. Menang or Kalah?

38.5K 1.2K 15
                                    

"Kamu mau kemana dek, mam nya abisin dulu, baru boleh nonton tv." wanita paruh baya itu mengikuti langkah bocah laki laki yang berusia lima tahun, bernama Eizas.

"Adek mau liat bang Ahen, Mi. Sekalang bang Ahen tanding di Filipina, adek mau liat!"

"Loh? Jadi hari ini bang Mahen tanding? Ya ampun, Mami sampe lupa." Adara menepuk jidatnya.

"Ayo Mi, nonton baleng adek!" Eizas menarik tangannya menuju ruang tengah.

"Iya sayang, pelan pelan jalannya, nanti kamu jatuh."

Sesampainya di ruang tengah, Dara dan Eizas duduk berdampingan, mereka pantengin televisi besar dan siap menonton pertandingan basket world cup yang di tayangkan hari ini.

"Mi, Mi! Liat itu! Bang Ahen yang pake kain di kepalanya." tunjuk Eizas antusias.

"Wah iya, abangmu keren juga. Mami gak salah sih jodohin dia sama Flora, pasti Flora kagum liat Mahen sekece itu." pikir Adara.

Ya, Flora adalah tunangan Mahen, dan Adara lah yang memaksa untuk menjodohkan Mahen dengan Flora, padahal sudah Jelas Mahen punya pacar.

Mengingat orang tua Mahen yang bercerai, dan ayahnya pergi demi wanita penghibur malam entah kemana meninggalkannya berdua saja bersama sang ibu, tak lama dari itu Adara menikah lagi dengan pria pilihannya sendiri, dan munculah Eizas, adik Mahen, namun beda ayah, sejak pernikahannya yang kedua, Adara jadi berubah, wanita itu lebih sering mengekang Mahen, dan selalu meminta Mahen untuk memenuhi keinginannya, dan itu membuat Mahen murka, di tambah kehadiran Flora dalam hidupnya, tentu Mahen lebih memilih berpacaran dengan Lexa, gadis yang di temuinya di sekolah, sekaligus penyembuh luka.

>>[selamat menyaksikan]<<

=Breaking news!!!
today in the philippines

Arena indoor terbesar di dunia dengan kapasitas tempat duduk terbanyak, gedung yang di bangun menghabiskan anggaran hingga 80 juta dolar AS (sekitar rp 1 triliun) ini menjadi bukti jika filipina sebagai rumah basket asia tenggara bahkan dunia.

Ini menjadi salah satu penghargaan bagi SMA Cakrawala, karena terpilih menjadi sekolah terbaik yang di terima dari sekian banyaknya sekolah menengah atas.

Bukan sembarang anak muda yang bisa menempati tempat ini, hanya orang orang terpilih saja.

Peluit berbunyi!

Bola basket di lempar ke udara, masing masing kapten meraih bola itu siapa cepat dia dapat, dan Erlan, dia yang lebih dulu menyentuhnya, kemudian Erlan mendribbling bola dengan cara memantulkan bola itu menggunakan ujung jari dan membawa nya kesana kemari.

Melihat Devan dari arah kiri yang memberi kode agar bola itu di oper padanya, tentu Erlan memberi Devan ruang dan mengoper bola itu.

"Nice guys!" seru pak Adi.

Sekarang bargantian, posisi tubuh Devan berjongkok rendah dan memantul bola tersebut dengan lutut yang tertekuk selebar bahu, membawa pergi.

Sret!

Sialnya Devan malah tergelincir, tak mampu bertahan saat pemain lawan menghadang kakinya.

Bola pun di ambil alih oleh pemain lawan berkulit gelap, dan rambut kriting, dia menggiring bola itu menuju ring. Dan...

Hap!

Gagal masuk! Erlan menepis bola itu yang melambung di udara, kembali menggiring bolanya menuju ring lawan. Dalam hitungan 5 detik dia melangkahkan kakinya dua kali lalu melompat tinggi dan... berhasil! Bola masuk ke dalam ring! Dengan mencetak 2 poin pertama.

ERLANGGA | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang