11. Pelaku

816 46 1
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

Sarendra, pria itu berjalan dengan langkah lebarnya masuk ke dalam area Lavender high School, yaitu sekolah miliknya. Beberapa menit yang lalu, ia baru saja mendapatkan telpon dari pihak sekolah tentang siapa murid yang sering membully murid lain.

Begitu sampai di depan ruang kepala sekolah, Sarendra Langsung membuka pintu itu, dan di sana sudah ada kepala sekolah dan Guru kesiswaan paling killer beserta tiga orang siswi dan juga satu orang wanita yang tak asing baginya sudah duduk di dalam sana.

"Mari, silahkan duduk dulu Pak." ucap Pak Wiliam selaku kepala sekolah di sekolah tersebut.

Sarendra pun tanpa menunggu lama langsung duduk di kursi yang sudah di sediakan.

"Mampusss... La, lo bilang kita bakalan aman, tapi ini apa? Justru pemilik sekolah langsung yang turun tangan." Bisik Dera pada Atala.

"Ya gue juga mana tau kalau masalahnya akan jadi gini." balas Atala ikutan berbisik.

"Pokoknya abis keluar dari sini gue harus kasi pelajaran sama si cupu itu karna udah berani cepuin kita." sambungnya dengan geram.

Sedangkan Kia yang duduk di dekat Dera pun hanya diam tanpa berniat untuk berbicara.

"Baik, karna semuanya sudah ada di sini, jadi alangkah baiknya kita langsung ke intinya saja." ucap Pak Wiliam.

"Kalian bertiga, Atala, Dera, dan juga Kia, apa benar kalian telah melakukan tindakan pembullyan terhadap Elisa?" tanya guru kesiswaan yang bernama Bu Patmi.

"Enggak Bu! Kita ga ngelakuin itu kok." jawab Atala dengan cepat.

Mendengar jawaban Dari Atala, membuat Sarendra Emosi dan geram, tapi ia masih bisa menahan Emosinya.

"Saya tanya sekali lagi kepada kalian bertiga! Apa benar kalian sudah melakukan tindakan pembullyan terhadap Elisa?" tanya Bu Patmi lagi dengan nada menekan.

"Kita ga kenal siapa itu Elisa, jadi untuk apa kami membully dia." Kini giliran Dera yang menjawabnya lagi.

"Elisa ananda Dewantara! Dia anak saya." Tegas Sarendra yang berhasil membuat Atala dan Dera mematung di tempatnya.

"Kalian ini masih kecil tapi sudah pandai berbohong. Saya memegang buktinya, jadi sebaiknya kalian mengaku sekarang!" Sarkas Sarendra menaikkan nada bicaranya beberapa oktaf.

Atala dan Dera saling melihat satu sama lain. Dengan susah payah mereka menelan salivanya.

"Apa motif kalian sehingga kalian berani membully Murid lain yaitu Elisa?" tanya Bu Patmi.

Ketiga nya terdiam, bingung harus menjawab apa. Tak mungkin kan jika mereka mengatakan kalau motif pembullyannya itu karna pemuda yang bernama Biru yang katanya adalah pacar Atala.

"JAWAB!" Bentak Bu Patmi dengan suara lantang hingga membuat semua orang yang ada di sana menjadi kaget.

"Ga usah bentak anak saya juga dong Bu! Ibu bisa saya tuntut yah." Sambar wanita yang duduk di samping Atala yang tak lain adalah Maminya Atala.

Bu Patmi pun terdiam karna mendengar kata tuntut yang di katakan maminya Atala. Bagaimana pun wanita itu jauh di atas Bu Patmi.

"Atala, Dera, dan Kia, bisa jawab pertanyaan Bu Patmi tadi?" kini giliran pak Wiliam yang bertanya.

"Saya mulai dari Atala dulu. Atala, kenapa kamu membully Elisa?" tanya pak Wiliam.

"Ka-karna di-dia udah g-ganjen sama pacar saya pak." jawab Atala menundukkan kepalanya.

Tentang Elisa 【New Version】Where stories live. Discover now