Bab 2. Elisa koma dan kegilaan Axel

1.2K 70 4
                                    

Tentang Elisa

Happy Reading
.
.

⚠︎Typo bertebaran⚠︎

Satu pekan sudah berlalu, namun Elisa masih tetap saja belum sadar. Gadis itu masih tetap setia memejamkan mata nya di atas ranjang rumah sakit di ruang rawat inap yang tentu nya VIP pasti.

Selama itu pula, Sarendra tak pernah absen untuk mengunjungi Elisa di rumah sakit. Ia merasa bersalah, karna diri nya Elisa sampai koma seperti ini. Ia juga sudah tau tentang identitas Elisa yang ternyata adalah anak dari rekan bisnis nya.

Sarendra kaget, begitu mengetahui kalau Elisa adalah anak rekan bisnis nya. Tapi yang membuat nya lebih kaget adalah, ternyata Elisa di usir dari rumah dan sekarang Elisa berakhir di rumah sakit. Bahkan keluarga nya pun tak ada yang mengunjungi Elisa, meskipun mereka sudah di beri tahu tentang ke adaan Elisa oleh anak buah Sarendra beberapa hari yang lalu.

Sarendra menghela nafas pelan, setelah nya ia berjalan ke arah Elisa dan duduk di kursi yang tersedia di samping tempat Elisa di baringkan.

"Anak yang kuat, semoga kamu cepat siuman. Saya ingin mendengar cerita mu, nak. " ucap Sarendra lalu mengusap rambut Elisa dengan tangan nya, sebelum ia pergi dari sana.

Sarendra berjalan keluar dari ruangan tersebut, dan mendapati dua orang anak buah nya yang pernah mengantarkan Elisa ke rumah sakit berdiri di hadapan nya.

"Ada apa?" tanya Sarendra tanpa basa-basi.

"Kami sudah ada titik terang, tentang siapa yang menjadi pelaku penabrakan itu. " ucap Salah satu dari kedua nya.

Raut wajah Sarendra seketika menjadi serius. Ia segera kembali masuk ke dalam ruang inap Elisa dengan di ikuti oleh dua orang tadi.

⬤⬤⬤⬤

"Papa! Dia itu masih anak kita, Pa. Papa ga ada niatan buat jenguk dia?" Sentak seorang wanita cantik itu.

"Tidak. Saya yakin, anak itu pasti hanya berpura-pura untuk mendapatkan perhatian dari kita."

"Tapi ini sudah seminggu, Pa. Apa salah nya jika kita menjenguk dia sebentar."

"SAYA BILANG TIDAK, YA TIDAK, DEVIA!"

Devia, perempuan yang berstatus sebagai ibu kandung Elisa itu seketika terdiam seribu kata. Ia takut. Suaminya telah membentaknya. Wijaya yang merasa bersalah pun segera mendekati istri nya yang terlihat ketakutan karena dirinya yang tanpa sadar membentak istrinya.


"Maaf, saya tidak bermaksud, Devia. Maaf.." ucapnya dan mulai mendekati istrinya, namun baru saja ia ingin memegang tangan istrinya, wanita itu sudah lebih dulu mundur.

Mata wanita itu memerah, tangannya bergetar. Tanpa sadar cairan bening yang sedaritadi ia tahan akhirnya luruh juga tanpa di minta.

"Apa salahnya kita memastikan. Jika Elisa memang hanya berpura-pura, setidaknya kita tau.." ucapnya dengan suara yang bergetar.

Wijaya, pria itu mengusap wajahnya dengan kasar, lalu segera mendekati kembali istri nya.

"Oke. Baik, kita akan ke sana besok pagi." ucap Wijaya mulai menenang kan istri tercintanya.

Tentang Elisa 【New Version】Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ