25

1K 36 2
                                    

Bulan ke tujuh kehamilan Aura, siang ini dia pergi ke mall untuk bertemu dengan Shella rencananya, Shella akan mengajaknya untuk berbelanja perlengkapan bayi lebih tepatnya dia ingin membelikan Aura sesuatu untuk bayi kembarnya.

"Kita akan membeli apa Shella?" tanya Aura dengan penasaran karena sedari tadi Shella banyak mengambil beberapa pakain bayi.

"Kau pilih dan ambillah yang mana kau sukai, tenang saja aku yang akan membayarnya." ucap Shella dengan santai.

Aura menunjukan empat pasang pakaian bayi berwarna biru dan warna ungu karena anaknya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, Shella juga sudah tahu itu sedangkan Jeff dia tentu tidak tahu karena dia tidak bertanya sedangkan Jeremy sendiri dia orang pertama yang tahu dan sangat bahagia saat mengetahui hal itu.

Bulan ini Jeff berjanji akan menemaninya ke rumah sakit untuk pemeriksaan kehamilannya yang sudah menginjak tujuh bulan tapi dia tidak begitu yakin jika Jeff akan menempati janjinya.

"Hanya itu saja?" tanya Shella tidak percaya dan Aura menganggukkan kepalanya. "Sedikit sekali, untung aku sudah membelikanmu cukup banyak, lihat ini."

Aura melototkan matanya dan merengek seketika. "Ini terlalu banyak Shella, kembalikan! Ambil beberapa saja. Nanti jika anakmu lahir aku tidak bisa membalasnya dengan memberikan hal yang sama, aku tidak sekaya dirimu."

"Apa yang kau katakan? Aku tidak mengaharapkan imbalan jika nanti anakku lahir berikan apapun aku akan menerimanya tidak perlu nilainya harus sama seperti yang aku berikan." ucap Shella dengan tersenyum lembut lalu tak lama dia bergidik ngeri sampai membuat Aura melongo. "Lagipula ini sedikit Aura, Jeff juga tidak mempedulikan anaknya bagaimana jika nanti anakmu kekurangan pakaian dan kedinginan? Tidak, aku tidak bisa membayangkan hal itu."

Aura tertawa kecil. "Jeff tidak sejahat itu Shella, dia tetap akan memperhatikan anaknya. Aku yakin hal itu."

"Iya aku tahu, tapi aku akan tetap membeli semua barang ini jaga-jaga kalau Jeff melupakan anaknya." ucap Shella dengan tertawa dan bercanda, Aura hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu terserah dirimu saja, aku tidak akan mungkin bisa melarang dan mencegahmu, kau Shella dan selamanya akan tetap menjadi Shella yang keras kepala dan menyebalkan." Aura pasrah dengan tawa kecilnya.

"Oke, sayang aku akan membeli semuanya." Shella sangat bersemangat lalu segera menuju kasir karena Aura sudah melarangnya untuk membeli lagi, coba saja jika tidak ada larangan, mungkin Shella akan langsung membeli semuanya.

Selesai membayar dan mereka segera pergi dan menuju cafe yang ada di sana. Belanjaan mereka dibawakan oleh bodyguard yang diberikan Sean untuk menjaga istrinya dan juga Aura, dia benar-benar pria yang sangat mencintai istrinya.

Aura rasa, Shella sangat beruntung dia berpikir kapan Jeff bisa seperti itu, membayangkannya saja rasanya tidak mungkin.

Mereka duduk santai dengan Aura yang tentu akan memesan yang manis-manis begitu pun dengan Shella tapi tiba-tiba saja terlihat Raymond yang mendatangi dan duduk di depan Aura dan Shella karena posisinya Shella duduk di samping Aura.

"Raymond, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aura dengan wajah terkejutnya.

"Aku ingin membeli kopi dan tidak sengaja melihatmu di sini dengan Shella juga." jawab Raymond dengan tersenyum tipis.

"Lalu kau ingin apa, jika melihat kita di sini?" tanya Shella tanpa basa-basi lagi.

"Aku ingin berbicara dengan Aura, sebentar saja." Raymond terlihat serius.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Aura yang bingung karena dia rasa dia tidak punya urusan dengan Raymond lantas mengapa suami sahabatnya ini, ingin berbicara dengannya.

Istri TerlupakanWhere stories live. Discover now