16

291 21 1
                                    

Sejak di mana dia mendengar semua pembicaraan itu, Aura jadi banyak melamun dan Jeff menyadari hal itu tapi dia juga tidak mau peduli ataupun bertanya perihal mengapa sikap istrinya itu berubah.

Aura jadi gampang terkejut jika Jeff memanggilnya atau terkadang Jeff melihat Aura yang selalu menangis di tengah malam, Jeff tidak tahu apa yang sedang dipikirkan istrinya itu hingga terlihat sangat kalut seperti itu. Jujur hatinya sakit, tapi Jeff masih saja menahan dirinya untuk bersikap tidak peduli.

Dia adalah pria terbodoh yang sangat tidak bisa memahami apa yang hatinya katakan, atau bagaimana rasa yang ia miliki untuk Aura, istrinya.

Malam ini Aura tidak tahu apa yang mendasari Jeff yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar mereka, setelah beberapa minggu ini tidak mau menginjakkan kakinya di kamarnya.

Dia tidur di samping Aura, lalu memeluknya dengan hangat sampai membuat Aura terkejut bukan main dengan pipi merona merah, tentu dia menyukai perlakuan hangat Jeff yang seperti ini.

"Ayo tidur, maaf aku akhir-akhir ini jarang menemanimu tidur bersama di malam hari." ucap Jeff dengan lembut.

Aura meneteskan air matanya, dia senang namun di sisi lain dia juga takut karena tahu jika pelukan Jeff malam ini akan menjadi pelukan terakhirnya karena mereka akan segera bercerai.
"Tidak apa Jeff, aku senang sekali kau mau memelukku lagi seperti ini. Aku tidak akan meminta apapun darimu tapi biarkan aku untuk tetap memelukmu hingga pagi hari saja, boleh ya?"

Ucapan Aura sedikit menggores hatinya, segenap rasa bersalah langsung bersarang di dasar hatinya dan Jeff semakin mempererat pelukannya, tak lupa memberikan kecupan hangat di puncak kepala Aura. "Aku akan memelukmu sampai pagi, aku tidak akan melepaskanmu. Aku janji Aura."

Setelah dia berbicara seperti itu Aura semakin terisak begitu menyedihkan di dalam pelukannya. "Jeff, maafkan aku jika aku tidak bisa menjadi istri yang baik untukmu, maafkan aku Jeff jika selama ini membuat hidupmu tidak berwarna, maafkan aku Jeff yang tidak bisa membawa kebahagiaan untuk dirimu, maafkan aku."

Jeff terkejut mendengar ucapan Aura, lalu semakin memeluknya dengan erat. "Aku juga minta maaf Aura, maaf aku tidak bisa menjadi suami yang baik dan mencintaimu apa adanya, maafkan aku."

Aura hanya menganggukkan kepalanya dengan terus menangis dan Jeff hanya bisa mengusap punggungnya dengan hangat lalu mengecup hangat kening istrinya. Aura terus menangis di pelukan suaminya dan Jeff dengan setia memeluknya hingga mereka terlelap bersama dan benar-benar saling memeluk hingga pagi hari.

Di pagi hari yang terlihat hujan terlihat Aura yang bangun lebih dulu, lalu dia menemukan Jeff yang masih tertidur dengan memeluknya, Aura senang namun bayangan perceraian yang akan Jeff layangkan membuatnya kembali meneteskan air matanya lalu dia mengecup lembut pipi suaminya. "Aku mencintaimu Jeff, sangat mencintaimu."

Setelah mengatakan hal itu, Aura bangun dari tempat tidur lalu masuk ke dalam kamar mandi dan menenangkan dirinya. Sedangkan Jeff tak lama membuka matanya, dia kembali menghela napas melihat istrinya yang terlihat sangat hancur.

Saat pintu kamar mandi dibuka, Jeff kembali menutup matanya berpura-pura tidur dan Aura membenarkan letak selimutnya, lalu keluar.

Aura menuruni tangga, dan ingin membuat sarapan sederhana seperti pancake kesukaannya karena Jeff juga tidak akan mau memakan masakannya.

Selesai membuat pancake dan ingin membangunkan Jeff, dia mendengar bel rumahnya berbunyi. Aura membukakan pintu utama dan terlihat terkejut melihat kedatangan Kyla dengan penampilannya yang kacau, lalu memeluk Aura erat dan menangis dengan menggigil kedinginan.

"Aura, aku takut." ucapnya dengan menangis.

"Ada apa ini Kyla, kenapa kau hujan-hujanan seperti ini? Jika kau ingin ke sini suruh Raymond untuk nengantar atau telepon Jeff untuk menjemputmu jika Raymond tidak bisa, jangan seperti ini." ucap Aura yang langsung memeluk Kyla dengan hangat, lalu mengajaknya untuk masuk ke dalam. "Duduk di sini, aku akan mengambilkan handuk untukmu ya."

"Jangan tinggalkan aku Aura." Kyla menggelengkan kepalanya pelan dan tetap memeluknya.

"Tapi tubuhmu kedinginan sebentar saja ya, aku akan membangunkan Jeff juga untuk menemanimu." ucap Aura dengan lembut. Lalu Aura melepaskan paksa pelukannya dan Kyla menganggukkan kepalanya pelan.

Lalu dia berteriak memanggil Jeff dengan suara kerasnya. "Jeff, turunlah. Jeff...."

Mendengar teriakan Aura, Jeff segera keluar dengan setelan kerjanya dia akan segera berangkat pagi ini. "Ada apa Aura, kenapa berteriak-teriak memanggilku?"

"Turunlah, temani Kyla dia datang dengan hujan-hujanan dan ketakutan. Aku akan membawakan handuk untuknya." ucap Aura memberitahu dan Jeff tanpa banyak tanya langsung turun ke bawah.

Aura pergi untuk mengambil handuk, lalu tak lama kembali turun ke bawah dan tentu saja dia menemukan suaminya tengah memeluk Kyla dengan hangat.

"Ini handuknya, pakaikan pada Kyla." Aura memberikan handuknya dan Jeff segera memainkannya. "Sebenarnya ini ada apa Kyla? Kau belum menjawab pertanyaanku tadi."

"Raymond, dia membawa seorang wanita di rumah setelah itu kami bertengkar hebat dia bahkan tidak mengejarku setelah aku pergi dari rumah. Aku tidak tahu harus pergi ke mana lagi jika tidak ke rumah kalian, maaf aku menganggu kalian." jawab Kyla dengan menangis.

Jeff menggeram marah. "Sialan, aku akan menghajarnya untukmu!"

"Tidak, jangan lakukan itu Jeff." tahan Kyla dengan menangis.

"Kau masih mau melindungi pria brengsek itu Kyla?" tanya Jeff dengan emosi yang tersulut. "Kau tahu sejak lama aku sudah ingin menghajar suami brengsekmu, kau tahu dia sudah berselingkuh lama di belakangmu sejak setahun yang lalu Kyla. Aku menahannya karena aku tahu kau sangat mencintainya."

Kyla terus menangis dan Aura melihat jika situasinya semakin menegang. "Jeff kendalikan emosimu, bukan seperti ini menyelesaikan masalah Kyla. Kita harus memakai kepala dingin dan yang terpenting keadaan Kyla saat ini, ingat dia sedang hamil juga."

Mendengar ucapan Aura seketika itu juga dia menghembuskan napas kasar dan mencoba meredam emosinya, karena apa yang Aura katakan itu benar jika dia terlalu menggunakan emosi, semuanya tidak akan selesai.

"Kau benar Aura, yang terpenting keadaan Kyla." ucap Jeff pelan dan Aura tersenyum melihat emosi Jeff yang sudah reda.

"Kyla, ayo kita ganti baju dulu, kau kedinginan nanti bisa sakit. Ingat kau bersama baby." ucap Aura dengan lembut dan Kyla mengangguk setuju.

Setelah berganti pakaian, Aura membawa Kyla di ruang makan dan makan pancake bersama-sama. "Maaf aku hanya memasak pancake, pagi ini tapi jika kau ingin memakan sesuatu yang lain kau bisa katakan padaku. Aku akan membuatkannya untukmu."

"Terima kasih Aura, aku tidak mau makan apapun. Pancake ini sudah cukup. Untuk sementara waktu boleh aku tinggal di sini?" ucap Kyla pelan.

"Tentu saja boleh, kau boleh tinggal di sini sampai kapanpun." jawab Jeff yang memberi keputusan dan Aura hanya menganggukkan kepalanya, dia juga pasti tidak akan protes ataupun marah karena memang siapa dirinya yang melarang segala keputusan Jeff. Aura juga tidak sejahat itu yang akan melarang Kyla tinggal ditambah keadaannya sudah sangat kacau seperti itu.

"Terima kasih banyak Jeff." ucap Kyla dengan senyum senangnya yang berkembang.

TbC

Istri TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang